AKU

49 2 0
                                    

Selaras dengan semuanya, aku hanyalah pengagum tanpa bicara, berharap kepada sang pencipta agar bersatu ketika waktunya telah tiba.

Mifta

Selamat membaca💃


Aku termenung dalam sepi saat kegiatanku telah usai, menilisik bagaimna nanti jika diriku harus meninggalkan tempat ini.

Huh...

Ku menghela napas,menatap gedung tinggi yang telah ku tempati selama bertahun-tahun. Berharap ada sebuah keajaiban yang membuat ku tak harus memilih.

Namaku Miftakhul Jannah, aku seorang santri biasa yang mengabdikan segala waktu dan tenaga ku pada masyaikh dan ahli ndalem.

Alhamdulillah aku dipercaya untuk memimpin dan mengurus segalanya di pondok ini, mengingat dahulu saat aku masuk hanya ada 3 santri yang mukim disini.

Kurang lebih 6 tahunan aku disini, melebur menjadi satu terhadap kegiatan yang ada disini.

Perjalanan ku sangatlah sulit,suka dan duka, telah berbaur dengan segalanya hingga tak dapat lagi dipisahkan.

Setelah selesai murojaah tadi, diriku mulai mendayung kedalam alam pikir dimasa lalu, rasanya masih tak menyangka bahwa diriku dapat bertahan sampai titik ini.

"Alhamdulillah ya robb, engkau izinkan aku tetap menikmati segala kenikmatanmu", tutur ku dalam hati..

Saat ini pondok serasa lenggang karena waktu menunjukkan pukul 4 sore, menandakan bahwa anak² pada pergi ke madrasah.

Diriku sendiri telah lulus 2 tahun lalu, saat wabah menyerang negri, disitulah angkatan ku mengadakan muwada'ah tanpa tasyakuran besar² an.


Sesekali diriku meneliti gawai ku apakah ada sebuah notif yang ku tunggu² sejak sepekan ini.

Aku diberi izin untuk membawa gawai , karena kebutuhan ku saat kinerja di madrasah dan ketika dipondok jika anak² ingin bertukar kabar terhadap orang tuanya.

Aku melamun jauh, apakah aku akan bersama orang yang kukasihi selama ini atau tidak, aku terjebak dalam lamunan ku sendiri sampai tak sadar jika jam sudah menunjukkan setengah 5 sore yang artinya aku harus siap² ke ndalem untuk memasak.

Ku sudahi lamunan ku yang tak ada artinya itu, menetralkan hati dan pikiran ku tentang dia yang jauh disana tanpa kabar.

Setelah ku ke ndalem untuk melaksanakan tugas ku, saat ini waktunya melakukan rutinitas pondok, waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore menandakan waktu sholat maghrib sudah mulai.

Setelah sholat, setor mangaji ku dan dilanjutkan jamaah sholat isya dan deres wajib 4 surat. Jadwal sekarang les malam yang kebetulan diisi dengan kajian kitab.

Wejangan hari ini dari beliau ustadz nasikhul umam adalah tentang kekuatan pernikahan dan perbedaan hubungan berlandaskan ikatan dan tidak. Yang sudah dipastikan ditujukan untuk ku karena diriku lah yang tertua disini.

" Je, lek rabi ojo nyekel benere, tapi nyekel salah e,ben podo sugeh ngapuro marang pasangan e". Dawuh beliau kala itu.

Aku hanya tersenyum tipis,bagiku sudah biasa mendapat wejangan dari beliau sekedar untuk menambah wawasan sebelum menuju jenjang serius.

Setelah kegiatan les terdapat jadwal belajar wajib selama 1 jam. Aku mengondisikan anak² Setelah itu aku pergi ke kamar untuk meneruskan kinerja ku.

" Ayo mbk-mbk sami nglempak, belajar wajib". Teriak ku di aula pondok.

"Nggih mbk". Jawab mereka serentak

1 jam kemudian

Semua telah masuk kamar dan bersiap untuk istirahat.

"Mbk, benjing ndalem repot nopo mboten??? Aku arep bidal sekolah enjing sanget". Tanya salah satu anak ndalem terhadap ku.

"Mboten, bénjing malah mboten masak kadose". Jawab ku. "Ouh ok.. aku benjing bidal enjing". Jawabnya lagi.

Setelah itu sunyi tiada suara yang menampakkan diri. Menandakan semuanya telah terlelap dengan mimpi.

My second stories🤗

Ampun supe vote dan komen👇👉

KALA SANTRI RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang