Kisahmu dan kisahku sudah terlalu dalam, bahkan jika diselami pun belum tentu terjajakan, yang tau bagaimana kita adalah kita sendiri, bukan orang lain.
Aku rasa perubahan mu terlalu signifikan akhir² ini, apakah ada yang baru?? Kalau Iyya, lebih aku diam dan tak lagi mengganggu mu, bukankah aku membebaskan mu untuk melakukan apapun dengan siapapun asal aku tak terbawa oleh arus yang kau buat dengan yang lain.
Keadaan nya sudah berbeda bahkan sikap dan sifatmu sudah terlalu kentara perubahannya. Apakah aku masih bisa ada disamping mu untuk saat ini? Apakah masih ada tempat untuk ku berjalan bersisian dengan mu walau tak ada sebuah obrolan yang mengasikkan?
Memang aku rindu dg keadaan dulu, dimana dirimu selalu ada untuk ku.
Peduli mu untuk saat ini hanya sebagai formalitas, selebihnya kita sudah asing untuk kesekian kalinya.
Lantas hal apa yang harus aku lakukan jika takdir tak memihakku? Apakah aku harus memberontak kepada takdir agar bisa diganti?? Tidak mungkin bukan? Aku itu siapa?? Hanya manusia yang lemah, bahkan untuk keadilan ku pun aku tak sanggup menyuarakannya.
Aku tak pergi dari hidupmu, aku hanya menepi sejenak karena langkah mu terlalu cepat untukku yang punya sesak napas. Napas ku terengah, keringat ku mulai mengalir menghiasai dahiku karena panas terik matahari begitu menyengat tubuh.
Perihal njenengan sudah ada yang lain, aku tak memusingkan hal tersebut, karena itu bukan urusan ku.
Lakukan apapun yang membuat mu nyaman, jika meninggalkan ku adalah kenyamanan mu, maka lakukanlah, karena sumber sedih dan kecewamu adalah aku .
Mas.. jika dengan begini njenengan bahagia, maka kulo ikhlas menjalankannya, tak sepantasnya kulo menekan njenengan untuk terus disisi ku, njenengan gadah dunia tersendiri yang tak sepatutnya aku ketahui.
Dan jika pada akhirnya, njenengan sudah ada yang lain, maka izinkanlah aku undur diri tanpa berpamitan kepada njenengan, estu mas.. kulo dereng sanggup jika ternyata njenengan bersama yang lain.
Mungkin akal njenengan menganggap kulo seorang yang egois dan tak tau diri, tapi hal niku terjadi diluar kendali kulo, kulo namung tiyang lemah.
Kulo ikhlas kulo ridho njenengan bersanding dg yang lain, niku adalah hak njenengan untuk memilih siapapun.
Pernah ada yang menghampiriku, mengulurkan tangannya untuk berjalan bersisian, kerena mempunyai tujuan yang sama. hingga dipenghujung jalan kami menemukan sebuah percabangan jalan, membuat ia bimbang tak karuan. Berakhir melepas genggaman karena berbeda tujuan.
Mifaja
Hay.... Hay..... Hay... I am come back
Jangan lupa vote, komen and follow my account
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA SANTRI RINDU
Non-Fictionaku tak tau rasa apa yang ku rasa harapan apa yang ku damba dan kesedihan apa yang ku takutkan ~mifta~ my second stories yukk mampir ke lapak ku