03

2.6K 186 0
                                    

"Lu mau ga, jadi pacar gw chi?"

"Hah? Kenapa tiba-tiba?"

Chimon terkejut sejenak tentang ucapan Perth, Perth memegang tangan Chimon lalu menggenggamnya.

"Gw tiba-tiba selalu nyaman setiap ngobrol atau deket sama lu, udah lama gw ga di perhatiin kyak gini"

Chimon hanya diam merenung, ia bingung. Apakah hidupnya akan berbeda ketika menjalin hubungan dengan Perth?

"Mau ya Chi?"

"Emm, iyadeh"

"Hah? Yakin lu chi?"

"Iya iya, udah ah malu gw"

Perth memeluk Chimon dengan erat seperti tidak ingin kehilangannya. Namun ia sadar bahwa ia menjalin hubungan dengan Chimon hanya untuk taruhan, apakah ia harus membatalkan taruhan dengan Pawat.







🪄🪄🪄







Keesokannya Perth menjemput Chimon di rumahnya untuk berangkat sekolah. Perth mengetuk pintu rumah Chimon dengan memanggil namanya, Chimon pun membuka pintu dan heran dengan Perth.

"Ngapain lu disini? Kok tau rumah gw sih?"

"Gw mau jemput lu sebagai pacar"

"Hah, apasi Perth. Gw kunci nih pintunya"

"Haha, jangan gitu dong. Gw tau alamat sekolah lu dari temen gw yg OSIS, jadi bisa liatin alamat rumah lu sama nomer telepon lu"

"Ih ngeri, udh deh ayo berangkat"

Perth menaiki motornya dan memakai helm.

"Ngapain lu diem aja?"

"Gw ga bisa naik motor kek ginian Perth"

(Motornya kek tipe² motor balap tau ga sih? Pasti tau)

Perth hanya tertawa sedikit ketika melihat Chimon yang merengek.

"Sini tangan lu gw pegangin nanti lu naik"

Chimon sudah naik ke motor Perth dan bergerak melaju menuju sekolah, sesampainya di sekolah. Seperti biasa Perth menjadi pusat perhatian setiap harinya, karena terlihat keren. Tapi mereka bingung, Perth pergi dengan siapa.

"Sini tangan lu"

Chimon turun dari motor Perth, Perth juga membuka helmnya.

"Perth kok banyak yg liatin kita sih?"

"Udh biasa aja, udah setiap hari gw jadi pusat perhatian karena gw keren"

"Ih narsis deh"

Ketika mereka berjalan menuju kelas, Chimon menyuruh Perth jalan terlebih dahulu karena ia akan ke kamar mandi sebentar. Ketika Chimon berjalan menuju kamar mandi, tiba-tiba lengannya di tarik oleh Racha menuju ke gudang sekolah. Muka Chimon tidak sengaja tergores serpihan kayu di bagian pipi, darah keluar berceceran menuju lantai.

"Eh, lo ngapain tadi berangkat bareng Perth? Kegatelan lu ya?"

"H-hah, enggak kok"

Chimon berkata dengan tubuhnya yang bergetar.

"Terus lu tadi ngapain berangkat sama Perth? Lu pikir gw buta? Gw setiap hari dateng lebih pagi buat liatin Perth dari jendela kelas!"

"Inget ya, kalo gw liat lu deket sama Perth lagi. Gw ga segan² minta ayah gw buat ngeluarin lo dari sekolah ini, loh itu cuman murid gratisan berkedok beasiswa"

Racha berbicara dan menekan pipi Chimon yang mengeluarkan darah, Chimon meringis kesakitan dan berusaha menarik tangan Racha darinya.

Locked Feeling (PerthChimon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang