Haii!
Happy reading ya!
----------------++++-----------------
Malam Minggu enaknya keluar sama pacar gak sih?
Itu berlaku buat yang udah punya, kalau yang jomblo ngapain kalau malam Minggu?
Rebahan sambil main handphone.
Bener pa bener?
Kaya Fabi sekarang ini, anak remaja menuju dewasa ini tengah sibuk dengan ponselnya. Jari lentiknya mengetik sesuatu pada layar ponsel pintarnya.
Dia tengah asik membalas pesan teman-temannya di grub chat nya.
Fabi beserta teman-temannya pada jomblo semua jadinya gak ada acara mau keluar sama pacar.
Setelah cukup lama bermain dengan ponselnya, Fabi segera beranjak dari acara rebahan dan menuju ke walk in closet. Dia akan hang out bersama ketiga sohibnya.
Setelah musyawarah alot melalui chat, akhirnya mereka memutuskan untuk malmingan walau tanpa gandengan sama pacar.
Sekarang Fabi sudah rapi dengan pakaian kasual nya. Dia berjalan kearah meja riasnya untuk menata rambut dan menyemprot tubuhnya dengan parfum.
Dirasa sudah cukup, dia berjalan keluar kearah ruang keluarga. Dimana disana ada mama dan papanya yang sedang menghabiskan malam Minggu dengan melihat acara Talk show.
"Ma, pa, adek keluar dulu ya sama temen." ujar Fabi setelah berada di samping kedua orangtuanya.
"Pergi kemana dek?" tanya Mama.
"Gak tau sih, paling ke mall. Anak-anak pada pengen jalan keluar, bosen katanya."
"Yaudah kalau gitu, hati-hati jangan pulang malem." papa memberi ijin.
"Siap!" seru Fabi sambil memberi gaya hormat.
Dia segera berpamitan dan berjalan kearah garasi. Fabi memasuki mobil BMW i8 nya dan melaju keluar dari kediaman keluarganya.
.
.
.
.§§.§
.
.
.
Beda halnya dengan Fabi yang menghabiskan malmingnya bersama teman-temannya, Raja memilih lembur di kantor. Pria dewasa ini lebih menyibukkan dirinya dengan kertas-kertas yang ada di mejanya daripada pergi keluar hanya sekedar melepas penat.
Raja masih betah duduk di kursi kebesarannya dengan ditemani secangkir kopi hangat diatas mejanya. Tangannya sibuk menanda tangani berkas-berkas yang menumpuk, sesekali dia akan membuka iPad nya untuk memeriksa email yang menyangkut perusahaan.
Raja akan terlihat berkali lipat tampan dan hot saat bekerja. Kemeja yang pas di badannya itu membentuk tubuhnya yang tegap dan berotot. Kancing atasnya dibuka sehingga memperlihatkan dada bidangnya, dan jangan lupakan lengan kemeja yang digulungnya sampai siku menambah kesan seksi padanya.
Kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya membuat dirinya semakin tampan. Pemandangan Raja saat bekerja memang tidak ada duanya.
Mata setajam elang itu terlihat serius membaca email yang baru masuk ke iPad nya. Dia meneliti laporan-laporan yang mengenai perusahaan barunya.
Cukup lama dia berkutat dengan pekerjaan, akhirnya dia selesai. Menyenderkan badan besarnya ke kursi, melepaskan kacamatanya dan memijat pelipisnya pelan.
Dia menghela nafas pelan, tak terasa sekarang sudah pukul sepuluh malam lebih. Sudah selama itu ternyata dia berdiam diri didalam ruangannya.
Raja beranjak dari duduknya dengan secangkir kopi ditangan kanannya. Dia berjalan menuju belakang kursinya. Mata setajam elang itu menatap kearah langit malam yang terlihat indah. Sang rembulan dan juga bintang-bintang memancarkan sinarnya untuk memperindah langit yang berwarna hitam.
Pandangannya kini beralih kearah bawah, dapat dilihatnya kendaraan masih ramai berlalu lalang. Raja begitu menikmati waktunya sembari menyesap kopi hangatnya sesekali.
.
.
.
.
Don't forget to vote and comment guys!
YOU ARE READING
Destiny
Teen FictionFabiano Sastra Anantha pemuda berusia 19 tahun ini harus menikah dengan seorang pria yang jauh lebih tua darinya, Rajandra Jawell Januarta. "Gue tau kita nikah tanpa cinta, tapi Lo bisa gak pahami gue dikit aja? Capek." "Maaf." Pernikahan melalui...