Bab 4

381 50 1
                                    

Hehe, terimakasih untuk 20 vote nya? Nontifikasi yang masuk sih 20 vote :) Dengan satu vote dari ku sebagai penyempurna. Untuk selanjutnya adalah 25 vote!

Happy Reading ^^

"Bagaimana waktu istirahat kalian?" tanya Dewa Kematian setelah 3 jam berlalu.

"Kurasa itu cukup bagus, banyak tempat yang sangat menakjubkan di sini," ujar Rosalyn yang berbicara sesuai fakta.

"Itu benar, bahkan banyak sekali barang-barang aneh yang membuatku penasaran," timpal Eruhaben saat dirinya melihat layar persegi panjang yang bisa digunakan sebagai komunikasi itu.

"Baguslah jika kalian merasa nyaman, bagaimanapun aku akan menahan kalian sangat lama disini," jelas Dewa Kematian dengan singkat.

"Bagaimana jika kita lanjutkan video yang sempat tertunda itu?" lanjut Dewa Kematian lalu menjentikkan jarinya dan membuat layar di belakang tubuhnya kembali menyala.

Anak perempuan berusia 4 tahun itu dengan semangat berlari kecil menuju lokasi yang sudah sangat di hafal nya itu.

"Oh, apa ini kilas balik sebelum kejadian yang akan terjadi nanti?" tanya Paseton sambil menikmati video yang sudah di putar di hadapannya.

'Hihi, kira-kira berapa banyak emas yang akan aku bawa pulang hari ini?" batin anak perempuan itu yang diketahui adalah Sheirena dengan gembira.

"Hoo, lihatlah betapa bahagianya dia!" ujar Alberu lalu menghela nafas pelan.

"Hahaha, benar-benar sangat mirip dengan seseorang bukan?" tanya Rosalyn dengan nada bergurau yang membuat Alberu tertawa pelan.

'Memangnya semirip itukah ekspresi ku saat menerima plakat emas darinya?' batin Cale dengan kesal saat mendengar tawa dari kakak se sumpahnya itu.

"Gasp! Naga muda nim, tolong jangan berlarian seperti itu!" seru seseorang yang memiliki telinga peri dengan kulit berwarna hitam.

"Dark Elf?!" pekik Tasha dengan terkejut.

"Apa tidak masalah seekor Naga memilih Dark Elf sebagai pelayanannya?" tanya Witira dengan takut.

"Ini menarik, setahuku Dark Elf masih dimusuhi oleh seluruh dunia karena afinitas nya yang bermusuhan dengan alam di zaman kuno," ujar Mila dengan pelan.

"Sejak Naga emas itu mengangkat seorang Elf untuk melayaninya saja itu sudah sangat aneh menurutku," ujar Eruhaben.

'Ah, aku jadi mengingat bocah Elf menjengkelkan itu,' batin Eruhaben sambil mengingat Elf yang sering mengomentari kesehatannya itu.

"Ups, maafkan aku paman Ilion, dan berapa kali ku bilang jika namaku adalah Sheirena! Panggil aku Shei!" ujar Sheirena dengan cemberut kesal.

"Tapi itu tidak sopan Naga mu-"

"Shei! Panggil Shei! Bukan Naga muda nim!" Seru Sheirena dengan mata memicing.

"Baik, Sheirena nim, apa yang anda perlukan sehingga mencari ku di sini?" tanya Ilion dengan senyum ramahnya.

React!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang