Bab 9

128 18 1
                                    

Terimakasih untuk votenya! kuharap vote dan komentar akan meningkat setiap harinya!

Happy Reading ^^

"Apa kau masih memikirkan ucapan Dewi Matahari tadi?" tanya Alberu kepada dongsaeng tersayangnya itu.

"Yah, dia mengatakan hal itu seolah itu adalah hal yang dikatakannya untukku bukan untuk Marry," ucap Cale dengan jujur karena matanya bersitatap beberapa kali dengan Dewi tersebut dan setiap kali Dewi itu menyadarinya dia hanya menatapnya dengan senyum lembut yang menurut Cale menyimpan banyak sekali misteri.

"Yah, mari lupakan itu karena itu semua hanya perkataannya," ujar Cale mencoba untuk acuh lalu menatap layar yang kini menampilkan bayi naga itu yang sedang menatap rumit kearah tubuh dewasannya.

"Bagaimana caranya agar aku bisa mengalahkan sosok diriku yang dewasa?" tanya Sheirena entah yang keberapa kalinya.

"Aku merasa seperti semua hal yang telah ku pelajari menjadi tidak berguna saat ini," bisiknya dengan sedih dengan mata yang berkaca-kaca siap untuk menumpahkan sebuah liquid bening dari netra ungu cerahnya itu.

"Aww, dia bahkan masih terlihat imut saat ingin menangis seperti itu," bisik Rosalyn dengan pelan yang membuat Witira tertawa.

"Jika kau berterus terang seperti itu, mungkin akan menyebabkan sedikit kesalahpahaman," balas Witira yang justru membuat Rosalyn tertawa.

"Yah, aku tidak bisa menyangkalnya jika aku benar-benar gemas terhadapnya bukan?" ujar Rosalyn dengan jujur.

"Mantra apa yang harus kugunakan untuk mengalahkannya? Tidak! Kurasa semua mantra yang aku ketahui akan diketahui juga oleh diriku yang dewasa. Haruskah aku membuat array yang diajarkan bibi? Tapi dia tidak menyerang ku, untuk apa aku membuat array?" gumam Sheirena dengan pelan sambil mencoba membuat otak miliknya bekerja mencari solusi.

"Lalu bagaimana dengan sihir rune? Kurasa diriku yang dewasa juga akan mengetahuinya, lalu apa yang harus kulakukan?" tanya Sheirena dengan kesal sebelum terdiam saat dirinya tiba-tiba saja mengingat salah satu sihir yang diajarkan oleh paman Floir kepadanya.

"Yah! Masih ada itu! Jika aku menggunakannya maka aku bisa mengalahkan wujud dewasaku!" ujar Sheirena dengan gembira.

"Aku penasaran apa yang ditemukan sampai bisa begitu bersemangat," ujar Eruhaben dengan geli.

"Tidak perlu geli seperti itu, setiap naga yang mengalami fase pertumbuhan pertamanya pasti selalu merasa putus asa sepertinya, bukankah kau juga sama?" tanya Sheritt yang membuat Eruhaben tertawa pelan.

"Yah, aku tidak bisa menyangkal hal itu."

"Aku akan menggunakan rune tubuh abadi yang aku baca diam-diam di buku paman! Jika aku menggunakan rune itu kepada tubuhku maka aku bisa mendekati sosok dewasaku tanpa harus takut jika aku terluka dan terus melancarkan serangan milikku kepadanya. Tidak masalah walaupun lama aku pasti bisa mengalahkannya dengan cara ini!" ujar Sheirena dengan gembira.

"Kurasa aku bisa tahu bagaimana cara dirinya bisa mendapatkan atribut keabadian," ujar Rashel dengan pelan.

"Tapi bukankah itu curang?" tanya Dodori dengan cemberut.

"Itu memang curang, tapi kurasa dia harus membayar lebih dari apa yang akan dia terima, karena tidak mungkin jika rune seperti itu disebar luaskan, dari namanya saja kita sudah tahu betapa berbahayanya rune itu," ujar Sheritt dengan khawatir.

"Dilihat dari monolognya yang mengatakan jika dia membaca secara diam-diam, besar kemungkinan jika tidak ada seorang pun yang mengetahui jika dia membaca sebuah buku terlarang," ujar Cale yang membuat mereka mengangguk setuju.

React!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang