Happy Reading
.
.
.__
Karina baru saja turun dari mobil Minju, beberapa detik saat dirinya dan Minju hendak ke kelas, suara berisik dari Albino Winter datang membuat Minju berhenti melangkah begitupun dengan dirinya.
Winter turun dari motornya, sedikit mengusak poninya yang berantakan akibat memakai helm. Pria berkulit seputih salju menghampiri dua gadis yang menunggunya.
"Pagi". Sapa Winter entah untuk siapa, karena menurut Minju, Winter tidak pernah berbasa basi seperti saat ini. Jadi mungkin sapaan itu untuk Karina.
"Pagi juga Win". Karina membalas ramah, berbeda dengan Minju yang menatap malas.
Ternyata Winter sama saja seperti Ryujin. Tidak bisa melihat gadis cantik.
"Anjinglah si kehed! Tau gitu tadi gue bawa jaguar Bapak gue". Suara gaduh datang dari Ryujin yang marah-marah selepas turun dari motor Yena.
"Lo goblok, dah tau comberan segala lo lindes muncratkan?!". Yena sedang memindai celananya yang terkena air comberan..
Mungkinkah semalam hujan?..
"Kagak bisa tebar pesona gue". Ryujin mengerang, seragamnya lebih basah dari Yena.
Winter bersidakep dada, hanya menonton dua karibnya yang berdebat soal seragam keduanya yang terkena air comberan atau apapun itu.
"Bukan comberan bego, seragam lo berdua bau kuah bakso..". Minju mendekat menghirup aroma tak sedap dari tubuh dua lelaki riweh didekatnya.
"Gara-gara si Ryujing nih, tau gitu gue aja tadi yang bawa motor". Yena menyesali tindakannya yang mengijinkan Ryujin memboncengnya. Padahal dia paham jika karibnya itu selalu sial jika membawa motor.
"Lho kok nyalahin gue, kan lo yang maksa oon. Makanya pagi-pagi jangan diawali kebohongan".
"Lo berdua yang oon. Heran gue sekolah udah mau 15 tahun gak ada benernya tuh otak". Minju membalas tak kalah kesal. Karena demi apapun gadis berwajah malaikat itu tidak suka pagi-pagi diawali pertikaian.
Karina yang pusing melihat ketiganya, melangkah mundur, mensejajarkan tubuhnya dengan Winter yang masih anteng melihat tiga karibnya debat.
"Mereka sering barentem?". Winter menoleh, menatap sosok disampingnya hanya untuk melihat seberapa ingin tahunya sang tetangga baru.
"Lo kalo jadi gue, udah pensiun temenan sama mereka". Jawabnya sudah sangat malas melihat ketiga karibnya selaku ribut.
Padahal dirinya juga suka ribut.
"Kita duluan aja, biarin tuh si Minju ngurus dua suami gendengnya". Karina mengangguk mengikuti langkah Winter menuju gedung sekolah yang bertingkat banyak.
"Besok sama gue ya?".
"Hahh...". Entah bertanya dalam konteks apa, Karina menoleh tidak mengerti.
"Berangkat sekolahnya, kan rumah lo sampingan sama gue. Kalo sama Minju kehalang banyak rumah tuh".
"Ah itu gak papa sih, Minju kan cewek jadi lebih nyaman aja sih heheh, dia juga yang nawarin". Winter mengangguk mengerti. Mungkin karena masih belum terlalu kenal jadi Karina merasa tidak nyaman.
"Kalo kapan-kapan mau bareng gue, chat aja ya atau lo langsung kerumah gue juga gak papa".
"Iya". Karina tersenyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents √
FanfictionKisah dua remaja yang harus mempertanggung jawabkan kesalahan yang terjadi . Gender-Switch ⚠️⚠️ Winrina-Wintop ⚠️⚠️ 🔞🔞🔞 homophobic jauh2 ⚠️⚠️ by. alnaranish