[1.2 Rumusan Masalah]

975 102 0
                                    

"Duh,"

Jisung mengusak surai cokelatnya dengan kasar. Sesekali ia menyesap kopi americano yang ia beli dekat flatnya. Wajahnya tampak kusut melihat file skripsi bab satu yang tengah ia kerjakan.

"Kalo ditanya kenapa ambil judul skripsi ini, ya karena saya pengn lulus lah pak!" gerutu Jisung.

Belum lagi grup chat bimbingan yang membuat harinya semakin mendung, "Pake acara sibuk segala nih pak Minho! Argh!"

Ponsel tak berdosa itu dia lemparkan dengan sedikit kasar ke atas meja. Felix dan Seungmin yang baru saja datang hanya bisa mengerjapkan mata tidak percaya melihat kelakuan temannya ini.

"Kalau gamau, buat aku aja. Daripada di banting-banting begitu," celetuk Seungmin.

Jisung hanya bisa mendengus kasar. Ia melihat kedua temannya itu secara bergantian, "Kalian habis bimbingan?"

"Heem," ujar Seungmin.

Felix bergabung di meja setelah memesan minumannya. "Ada kabar Ji, buat pak Minho?"

"FULL," ujar Jisung penuh penekanan.
"Minggu ini ga ada bimbingan dong?" tanya Felix.
"Kayaknya gitu sih," ujar Jisung lesu.

"Yaudah, weekend ini main kita!" seru Felix.

---

Seminggu berlalu dengan cepat. Tentu saja bersamaan dengan acara weekend mereka yang terasa menyenangkan bagi Seungmin dan Felix. Tapi tidak dengan Jisung.

"Ga jadi lagi?!" pekik Jisung.

Felix dan Seungmin langsung menepuk bahu Jisung, menegurnya karena mereka masih di kantin dan banyak orang yang memperhatikan mereka karena Jisung.

"Napa lagi sih, Ji?" tanya Seungmin. "Pak Minho lagi?" sambungnya.
"Iya, gajadi bimbingan. Ibunya masuk rumah sakit, doi ga bisa ke kampus," gerutu Jisung.
"Doain biar cepet sembuh," timpal Felix.

Jisung mulai goyah dalam hatinya. Haruskah dia menyerah dan pindah ke dosen pembimbing yang lain? Tapi ketika sekelebat bayangan tampan pak Minho menghantuinya, ia mengurungkan niatnya.

"Minggu kemarin full, sekarang ibunya masuk rumah sakit, minggu depan apa lagi Ji?" ujar Felix sambil terkekeh tanpa dosa.

"Mentang-mentang anak asuhnya pak Abin ya?" cibir Jisung. Jujur dirinya sedikit iri dengan beberapa dosen yang memberikan timeline untuk anak didiknya sehingga skripsi mereka bisa selesai tepat waktu. Contohnya seperti pak Abin dan pak Chahn. Mereka terkenal sebagai dosen yang cukup ketat dengan timeline yang mereka susun. Skripsi milik anak didiknya pun dapat dikatakan sangat bagus dan berkualitas.

"Mending gini deh Ji. Kemarin kan bab satu punyamu ditolak halus tuh, coba kerjain saran-saran yang pernah dikasih pak Minho. Nanti kalau udah ketemu masalah sama data yang mau kamu teliti, tinggal konsul pas doi buka bimbingan," celetuk Seungmin.

Perkataan Seungmin ada benarnya. Daripada ia harus merasa tergantung-gantung tidak jelas karena jadwal bimbingan, ada baiknya dia mencatat apa yang diminta oleh pak Minho. Ia pun mulai mencatat beberapa poin yang ia ingat ketika dirinya melakukan bimbingan pertama kali dengan pak Minho.

"Oh ya btw..."

Seungmin membuka suara, "Kamu kapan mulai KKN Ji? Dospem nya siapa?"

Jisung meletakkan bolpoinnya dan menyesap kembali americanonya, "Mingdep, sama Mr. Hwang," ujar Jisung.

"Wah enak tuh ama Mr. Hwang. Apalagi kalau doi tau kamu deket sama Jeongin, auto A," timpal Seungmin.

"Ya semoga aja bisa begitu," ujar Jisung.

SKRIPSI - MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang