[4.2 Pembahasan]

955 87 4
                                    

Masuk semester 8...

"By the way Seungmin, kamu semhas kapan?"

Tanya Jisung sambil membawa setumpuk skripsi kakak tingkat yang sudah lulus sebagai referensi penelitian terdahulunya. Seungmin yang tengah asik membaca novel menjawab, "Bulan depan. Pengujinya juga Mr. Lee," ujar Seungmin santai.

"Nanti berkabar ya kalau dia ngasih pertanyaan aneh-aneh," ujar Jisung.

Seungmin menaikkan alisnya lalu mengejek, "Dia galak ke kamu doang kayaknya Ji," ujar Seungmin sambil terkekeh.

Tiba-tiba, Felix datang ke perpustakaan menghampiri mereka berdua. Wajah anak itu cukup kusut, padahal dosen pengujinya adalah Mr. Hwang. Semua mahasiswa di prodinya tahu jika Mr. Hwang bukanlah orang yang pelit nilai dan cenderung santai. Tapi wajah temannya satu ini berkata lain.

Dengan masih berbalut jas alamamater, Felix merengek memeluk Jisung dengan nada lirih,

"Pak Abin jahat banget, padahal dia dospemku," ujarnya.

"Kenapa?" tanya Seungmin dan Jisung bersamaan.

"Mr. Hwang nyantai benernya. Tapi malah pak Abin yang mojokin aku. Aku dicecar tadi, kenapa gini, kenapa gitu," ujar Felix sambil merengut.

"Kayaknya pak Hyunjin paham deh kalau pak Abin bakal begitu. Makanya beliau diem aja," ujar Jisung.

"Sorry ya kalian ga bisa masuk kelas, tadi anak bimbingannya pak Abin suruh nonton semua. Kelasnya ga muat," ujar Felix.

"Ga apa, yang penting satu dari kita udah hampir selesai nih. Selamat!" ujar Seungmin sambil mengeluarkan buket bunga yang ia sembunyikan dari tadi.

 "Wah makasih!" ujar Felix sambil tersenyum. "Itu dari aku sama Jisung, makanya sekalian beli yang besar," tutur Seungmin.

"Kalian berdua gimana progress nya? Aman?" tanya Felix.

"Aku aman, kalau dia, ga tau," ujar Seungmin sambil menunjuk Jisung.

JIsung mulai membaca skripsi yang menurutnya bisa dijadikan rujukan penelitiannya. Ia menghiraukan teman-temannya yang sedang membicarakannya.

Felix pun menepuk pundah Jisung, "Kalau susah cari di sini, pake jurnal aja," ujar Felix.

"Emang boleh?" tanya Jisung.
"Boleh lah. Punyaku aja pake jurnal semua. Asal jelas sumbernya," jawab Felix.

Tepat ketika Jisung hendak meletakkan beberapa skripsi yang tidak ia pilih, ponselnya bergetar. Menampilkan notif dari pak Minho.

"Wih," ujar Seungmin dan Felix.
"Ini orang ngapain lagi astaga..." ujar Jisung. "Pasti suruh nemenin makan lagi," gerutu Jisung.

"Ya udah si Ji. Kali aja skripsi nilai A jalur makan bareng mantan dospem," ujar Seungmin sambil terkekeh.

"Sialan!" decak Jisung.

---

Sesuai dugaannya, Mr. Lee mengajak Jisung untuk makan siang bersamanya.

Mr. Bang, Mr. Hwang, dan Mr. Seo hanya memandang heran Mr. Lee yang mengambil meja berbeda dari mereka bertiga. Namun, ketika Jisung datang, mereka pun paham mengapa Mr. Lee mengambil meja yang berbeda.

"Kamu mau pesan apa Jisung?" tanya Mr. Lee.
"Yang sama dengan Mr. Lee saja," jawab Jisung.

Jisung masih belum menyadari kehadiran ketiga dosen lainnya. Ia baru menyadari ketika kepala kecilnya menengok ke arah samping dan mendapati ketiga dosen itu tengah melambaikan tangan ke arahnya. Ia tersenyum kikuk dan mengangguk sebagai balasan.

"Mr. Lee, dosen yang lain ikut?" tanya Jisung.
Mr. Lee mengangguk sebagai balasan, "Kamu terganggu? Mau pindah?"

Jisung buru-buru menggeleng. Mr. Lee tersenyum ke arahnya lalu duduk di depan Jisung, "Progress skripsi kamu gimana? Lancar?"

SKRIPSI - MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang