"Jisung-ah!"
Felix berlari menyambut sahabatnya yang baru saja bisa masuk kuliah setelah menginap beberapa hari di rumah sakit. Jisung tersenyum dan menyambut pelukan itu walaupun dengan sedikit berjarak karena dirinya masih ketakutan. Felix yang menyadari hal itu pun bertanya, "Kenapa? Tumben peluknya gini?"
"Um, ya...maaf..." ujar Jisung dengan gugup. Ia bingung harus bercerita mulai dari mana atau sebaiknya dirinya tidak usah cerita?
"By the way, grup KKN mu kenapa? Kok diusir sama penduduk sana?" tanya Seungmin.
Jisung menunduk menghadap lantai lorong. Mungkin ia akan bercerita nanti, "Masuk kelas dulu yuk. Aku ceritain nanti," ujar Jisung.
Kedua sahabatnya itu mengangguk dan masuk ke dalam kelas. Hari ini, dirinya serta kedua temannya menghadiri seminar proposal salah satu teman prodinya yang kebetulan membutuhkan audience. Dan kebetulan, teman nya ini adalah salah satu anak didik Mr. Lee.
...
"Baik bagi para audience yang memiliki pertanyaan bisa langsung diajukan kepada presentator."
Beberapa orang mulai mengangkat tangannya dan bertanya mengenai seminar proposal yang baru saja disampaikan. Setelah sesi taya jawab itu berakhir, kini giliran Mr. Lee yang akan berkomentar.
"Oke terima kasih atas presentasinya. Pertama, saya mau tanya ke kamu, apakah poin-poin yang kemarin saya berikan ke kamu sudah kamu perbaiki?" tanya Mr. Lee.
Satu ruangan tiba-tiba menjadi hening dan atmosfirnya berubah menjadi tegang.
"Ayo jawab. Saya nggak ada waktu nungguin kamu," ujar Mr. Lee dengan dingin.
Ekor mata Jisung melirik ke arah depan, melihat posisi duduk Mr. Lee yang ada di depan menyerong ke arah kanan. Ia dapat dengan jelas melihat raut wajah Mr. Lee. Salah satu tangan laki-laki itu menopang dagunya dengan raut wajah tegas dan tidak main-main.
Ekor mata Jisung melirik ke arah temannya yang tengah ditanyai. Teman seangkatannya itu hanya bisa menatap lurus Mr. Lee dengan raut wajah memelas.
"Ayo. Saya harus nguji kakak tingkatmu habis ini," ujar Mr. Lee dengan tergesa.
Dengan suara terbata-bata, sang presentator dengan segenap tenaga berusaha menjawab poin-poin yang dimaksud oleh Mr. Lee, yang jika ditangkap maksudnya oleh Jisung adalah: saya tidak menambahkan poinnya sama sekali karena dirasa terlalu menguncup.
"Kamu ngerti maksudnya skripsi itu ngapain nggak sih? Kamu sudah bimbingan lima kali lho ke saya, masa iya belum ngerti?" ujar Mr. Lee dengan ketus.
Seluruh audience, bahkan moderator nya pun merasakan hawa bahaya yang amat sangat menusuk dada. Dan hanya satu orang yang bisa melakukan hal itu. Mr. Lee jawabannya.
Yang ditanya hanya bisa kembali terdiam. Sedangkan Mr. Lee membolak-balik draft proposal mahasiswa di depannya dengan kesal.
"Oke deh terserah kamu kalau gitu. Saya ngikut kamu bukan kamu yang ngikut saya," ujar Mr. Lee dengan jengah. "Tapi saya mau penelitian kamu selesai satu bulan. Kita lihat hasilnya seperti apa," ujar Mr. Lee sambil menutup draft proposal tersebut.
"Tutup saja moderator. Saya masih harus menguji di ruangan lain," ujar Mr. Lee.
Moderator itu pun menutup sesi sempro dengan cepat karena takut disemprot juga oleh Mr. Lee. Dan tepat ketika para mahasiswa bubar keluar dari kelas, Seungmin menepuk pundak Jisung, "Lihat instagram coba, ada press release."
Jisung membuka ponselnya, dia melihat ada satu notifikasi direct message untuknya. Ia membulatkan mata ketika ternyata yang mengirim pesan adalah pak Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKRIPSI - Minsung
FanfictionApa jadinya jika mantan dosen pembimbingmu menjadi dosen pengujimu? Pair Minho-Jisung Karakter lainnya sebagai karakter pendukung.