[1.1 Latar Belakang]

1K 93 1
                                    

Jisung memantapkan langkahnya menuju ruang baca fakultas tempat ia berkuliah. Selama empat tahun ia menempuh pendidikan di universitas, ia belum pernah sekalipun menginjakkan kakinya di ruang baca milik fakultasnya. Alasannya? Karena dirinya tidak tertarik.

Ia masuk dengan berbekal handphone dan earphone yang tersemat di telinganya. Ia mengitari beberapa rak dan menemukan beberapa buku yang sekiranya cocok untuk ia gunakan sebagai referensi. Ia juga membuka skripsi-skripsi milik senior-senior yang sudah lulus lebih dulu. Mendaratkan dirinya di sebuah meja dan mulai tenggelam dalam buku yang ia baca.

"Hey,"

Hingga seseorang menepuk pundak Jisung dari belakang.

"Ck, anak ayam. Ngapain?" tanya Jisung.
"Pake nanya, dikira aku disini mau ngapain? Makan?" sindir Felix.

Jisung hanya menaikkan bahunya dan kembali menenggelamkan dirinya ke dalam buku bacaan. Ia membalik halaman per halaman, lalu memfoto hal-hal yang ia butuhkan.

"Serius banget kayaknya ya?" senggol Felix.

Jisung hanya merespon dengan menoleh ke arah Felix, lalu memiringkan kepalanya. Selesai dengan buku satu, ia langsung beranjak ke buku lainnya. Ketika ia hendak membaca buku kedua, Felix dengan ribut menepuk bahunya.

"Ji, pak Minho tuh!"

Desisan keras dengan satu jari di depan bibir Jisung cukup untuk membuat Felix diam. Yang dibicarakan mendengar desisan itu hingga menoleh ke arah mereka berdua, "Oh?"

Felix dan Jisung hanya bisa tersenyum kikuk sambil melihat pak Minho yang berjalan ke arah mereka berdua.

Mampus, batin Jisung.

"Kalian lihat Mr. Seo?" tanya Mr.Lee.

Jisung menoleh ke arah Felix, selaku anak bimbing Mr. Seo. Harusnya anak ayam itu jauh lebih tahu daripada dirinya.

Felix yang merasa dirinya diperhatikan oleh dua orang hanya bisa menjawab dengan gugup, "Mr. Seo? Saya tadi sempat bimbingan dengan beliau pak sebelum ke sini."

"Oh, oke. Makasih ya," ujar Mr. Lee.

Selepas kepergian dosen itu, Jisung dan Felix memegang dada masing-masing. Jantung mereka berdetak dengan keras karena gugup.

"Gila itu orang, auranya...ngeri," ujar Felix sambil berbisik.
"Ya gitu deh," balas Jisung.

TRING

Sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponsel Jisung. Ia pun segera membuka pesan tersebut.

Mr. Lee
Yang ingin sempro bulan ini tolong list namanya. Saya ingin fokus dengan anak-anak yang mau saja. Terima kasih.

1. ....
2. ....
3. ....

Jisung hanya bisa membulatkan matanya tidak percaya. Secepat ini bimbingan dengan pak Minho? 

TRING

Mr. Lee
Saya utamakan anak-anak yang ikut jurnal internasional lebih dulu.

Sial!

Karena dirinya belum melakukan KKN, dirinya tidak bisa membuat luaran jurnal untuk diikutkan pada kegiatan publikasi jurnal internasional tahunan milik fakultasnya. Ia merutuki dirinya karena baru saja mendaftar KKN di semester ini. 

"Kenapa?" tanya Felix.

Jisung memutar bola matanya malas, "Tadinya seneng, sekarang nggak. Pak Minho ungkit-ungkit anak yang ikut jurnal inter," ujarnya.

"Biasalah, semua dosen juga begitu kali," uajr Felix.

Jisung tidak suka jika dosen-dosen mulai memisahkan anak-anak jurnal inter dengan mahasiswa skripsi reguler seperti dirinya. Kenapa tidak disamakan saja sih prosesnya?

SKRIPSI - MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang