🗝-2 : are you sure?.

45 7 0
                                    

"When i call your name, you will come forth." Semua murid kini memunculkan berbagai ekspresi dan perasaan berkecamuk pada hati mereka. Ada yang tampak senang, sedih, dan gugup, ada juga yang bercampuran tak tau harus bagaimana, seperti halnya Callista, akan kalimat yang dilontarkan oleh Professor Mcgonagall.

"I shall place the sorting hat on your head, and you will be sorted in your house." Sebuah topi hitam besar melihat setiap wajah wajah murid Hogwarts yang berjejeran. Callista bisa merasakan bahwa topi seleksi itu sempat tersenyum saat menatap gadis itu.

Entah mengapa Callista malah merasa takut jika topi seleksi itu bisa membaca pikirannya mengenai wajah kasat seram nya.

Sebuah perkamen di buka lebar oleh Professor Mcgonagall, wanita itu sempat memperhatikan dengan seksama isi perkamen tersebut sebelum akhirnya mulai memanggil nama nama yang tertera pada perkamen itu.

"Hermione Granger." Gadis berambut ikal pirang itu maju menaiki tribun, terasa gugup sebenarnya karena ia adalah murid pertama yang dipanggil, namun Hermione berusaha terlihat setenang mungkin.

"Mental yang satu itu, aku memberi tahu kalian." Bisik Ron di belakang Harry dan Callista yang berdiri bersampingan.

"Ah right then... alright..." Beberapa murid menatap topi seleksi itu dengan tatapan penasaran, karena topi itu sepertinya tengah berbisik. Namun tidak dengan Callista yang memiliki kemampuan dapat mendengar bisikan kecil seseorang.

"Gryffindor!." Meja yang diduduki oleh murid murid Gryffindor berseru dengan gembira saat topi seleksi telah menentukan dimana kelas Hermione.

"Neville Longbottom." Anak laki laki gendut itu maju dengan langkah gugup, hati hati menduduki kursi itu.

"Hmm... kau berhati baik, lembut, memiliki keberanian yang cukup istimewa.." Kali ini topi seleksi itu berbicara dengan suara lantang saat mendeskripsikan sosok murid bernama Neville Longbottom.

"Gryffindor!." Keseruan meja Gryffindor kembali menyeruak ruangan saat mendengar nama kelas mereka disebut.

"Draco Malfoy." Callista menatap anak laki laki yang sedang menatapnya dengan seringaian khasnya.

Sedikit berbeda dari Hermione Granger, topi seleksi itu seperti sudah tau dimana kelas yang pantas untuk seorang Draco Malfoy sebelum dirinya ditempatkan pada kepala anak Malfoy.

"Slytherin!." Tanpa basa basi yang menjelma topi itu berteriak nama kelas yang tampak asing bagi Callista.

"Semua penyihir yang menjadi jahat berasal dari asrama Slytherin." Bisik Ron kembali, namun hal itu mengalihkan perhatian Callista terhadap murid bernama Susan Bones yang sedang di seleksi oleh topi seleksi itu.

"Apa?." Callista menoleh, ia tak paham dengan ucapan Ron. "Apa kau tuli?." Sahut Ron dengan dahi mengkerut.

Callista kembali menghadap depan, namun ia tak sengaja berkontak mata dengan salah satu Professor berwajah datar yang memberikan tatapan sinis padanya. Entah mengapa Callista merasakan kepalanya sakit dengan hebat dalam beberapa detik, bahkan Harry yang berada di samping gadis itu menyentuh luka pada dahinya sambil meringik sakit dan mengusap pelan lukanya. Hal itu membuat Ron terkejut dan menyentuh kepalanya, majunya Susan Bones tidak mengefek apa apa pada kepalanya, bagaimana bisa?.

Harry dan Callista mengalihkan pandangan mereka, begitu pula Professor berwajah datar itu.

"Ronald Weasly." Ron dengan gugup maju ke depan, anak itu duduk dengan ekspresi ketakutannya. Sepersekian detik suara topi seleksi itu melengking saat menyadari siapa yang maju.

"Hah! Seorang Weasly! Aku tahu apa yang harus kau masuki.."

"Gryffindor!." Ekspresi Ron berubah menjadi lega saat mendengar nama kelas itu. Meja Gryffindor kembali berseru, terutama dua pria kembar yang memiliki wajah yang mirip dengan Ron. Callista pikir itu adalah saudara Ron.

𝐏 𝐑 𝐎 𝐏 𝐇 𝐄 𝐂 𝐘 | draco malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang