Callista benar benar tak waras jika berpikir bahwa ramuan itu akan membuat sisi kejam Draco menghilang dan tak lagi mengganggu teman temannya. Buktinya salah dan tidak berhasil.
Gadis itu benar benar di buat malu oleh pin pin yang menampakkan foto dirinya serta nama nya dengan kalimat kalimat ejekan disana.
Sementara itu Harry tidak terlalu mengambil pusing akan pin sampah itu, pria itu terlihat santai, dan lebih memilih menemani Callista yang sedang berusaha cuek pada ejekan yang ditampilkan oleh pin tersebut.
Jika Harry tidak menenangkannya mungkin sihir gadis itu bisa bisi membuat sekarat isi dalam Hogwarts. Berbagai macam bisikan dan sindiran langsung dari suara suara menjijikan itu kembali mengisi benak Callista.
'Callista si paling ambisi, si gadis curang.'
'Semoga beruntung Harry yang bau.'
Seorang senior gadis Ravenclaw mendekati Callista dengan wajah angkuh serta tiga gadis lainnya yang sedang tersenyum remeh pada Callista. Senior senior itu mulai membuang kalimat kalimat sampah mereka secara bergantian.
"Bagaimana rasanya Jacqueline saat berhasil curang?."
"Lencana ini bagus bukan? Wajah mu terlihat lebih cantik dengan kata bijak ini."
"Aku setuju. Harusnya kau berterimakasih pada teman Slytherin mu itu karena sudah mengangkat namamu."
"Apakah kau... sengaja curang, agar bisa berdekatan dengan si pria Hufflepuff i—" Gadis angkuh itu menghentikan perkataannya saat Callista menusuk permukaan kulitnya memakai tongkat sihir pada lehernya. "Jaga. Ucapanmu."
Callista langsung menyusul Harry yang sedang dihalang oleh tiga senior Hufflepuff. Kehadiran Callista entah mengapa membuat mulut mulut cerewet itu berhenti. Gadis Slytherin tersebut langsung menarik tangan Harry pada taman dan meninggalkan tiga senior Hufflepuff yang sedang memulai gosip akan dirinya.
"Callista, kita harus berbicara dengan Cedric mengenai tugas pertama." Callista mengangguk, mereka berdua berjalan pada taman, terlihat Cedric yang sedang berkumpul bersama teman temannya. Pria itu menoleh pada Callista dan Hardy, tanpa di panggil Cedric pun dengan sendirinya melangkah pada kedua orang itu.
"Hi Callista." Sapa Cedric menampilkan senyuman manisnya pada Callista. "Hi Cedric." Balas Callista dengan hal yang sama.
"Sepertinya kita tidak bisa berbicara disini." Ujar Harry, mereka bertiga kemudian melangkah pada tempat yang sedikit sepi.
"Tugas pertamanya adalah naga." Mendengar kalimat tersebut, Cedric serasa dibuat hampir jantungan oleh Harry. Pria Hufflepuff itu tidak ada sekalipun menduga bahwa tugas pertama mereka adalah melawan naga.
"What?." Masih tidak percaya dengan perkataan Harry, "Naga Cedric, Kita akan melawan naga." Cedric mengangguk saat mendengar nada sarkas Callista.
"Baiklah, terimakasih." Ucap Cedric berusaha tenang akan informasi mengejutkan itu.
"Em- soal pin pin itu, aku sudah meminta mereka untuk melepaskannya namun mereka tidak mendengarkanku. Aku minta maaf Harry, Callista." Callista yang sedang bersedekap dada hanya mengangguk dengan senyuman tipisnya.
Mungkin kalian pikir Cedric akan tersinggung namun nyatanya tidak, pria itu malah melihat gadis Slytherin ini mempunyai pesona yang sangat menarik, berbeda dari gadis lainnya. Padahal beberapa siswa perempuan yang lewat malah membisik bisikkan kejulidan mereka terhadap Callista, apalagi saat tau dia murid Slytherin, mereka semakin berburuk sangka.
"Tidak perlu meminta maaf Cedric, kau tidak bersalah." Mendengar perkataan Callista, Harry pun berkata. "Jangan khawatir tentang itu."
"Jadi, bagaimana perasaan kalian terpilih sebagai peserta turnamen ini?." Callista dan Harry menatap satu sama lain dengan diam, kemudian melemparkan tatapan -aneh- pada Cedric, "Spectacular." Jawab kedua murid itu sebelum berpamitan pada Cedric dan beranjak dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏 𝐑 𝐎 𝐏 𝐇 𝐄 𝐂 𝐘 | draco malfoy
Fantasía• [ 𝐏 𝐑 𝐎 𝐏 𝐇 𝐄 𝐂 𝐘 ] • "Draco? Look at me." "I'm here, will always be here." "I'm afraid, if you will go away from me.." "I won't..." "Will you stay?." "Yes, of course." ·:*¨༺ ♱✮♱ ༻☾༺ ♱✮♱ ༻¨*:· "Siapa yang ingin kau ubah ramalannya sayang...