~•~Sudah 3 tahun terlewatkan setelah resmi menjadi murid Hogwarts, dalam waktu tersebut juga Callista mempelajari banyak mantra, ramuan, berkenalan dengan setiap penyihir dalam berbagai macam karakter, dan jangan lupa bahwa gadis itu semakin tak akur bersama gadis bernama Pansy jika sudah kembali pada asramanya.
Bagaimana dengan si Malfoy? Anak itu semakin angkuh ketika ia mendapat julukan Pangeran Slytherin. Callista juga lebih memilih untuk tetap berteman dekat dengan Harry, Ron, dan Hermione ketimbang harus berteman dengan Malfoy si manusia paling menyebalkan di dunia.
Callista menatap secara bergantian ketiga temannya yang sedang membicarakan pertandingan Quidditch yang tak dipahami sama sekali oleh gadis keturunan prancis itu. Sejujurnya Callista sedikit sedih saat ketiga temannya sangat beruntung selalu bertemu dalam satu asrama yang sama, tapi lihat dirinya, harus jauh jauh ke asrama Gryffindor hanya untuk menghibur diri dan melepaskan penat pada asrama gelap itu.
Lebih sedih lagi saat Callista tertinggal beberapa fakta yang menjanggal tentang sekolah Hogwarts ini, namun Callista tak ingin terlalu ambil pusing. Padahal ia sudah menghabiskan 3 tahun di sekolah ini, bagaimana bisa gadis itu masih tertinggal berita oleh ketiga temannya? Namun bagi Callista cukup mendengar saja, memberikan solusi, Callista tak ingin membuat tindakan sok pahlawan dari tahun pertama sampai ketiga ini, apalagi ia saja hanya bisa mencubit lengan Draco saat anak itu mulai menjahilinya.
"Guys!." Callista sedikit berteriak yang membuat langkah ke tiga temannya ditengah koridor itu terhenti. "Bagaimana dengan liburan kalian kemarin?." Tanya Callista dengan senyuman cerianya, menggandeng lengan Harry, sedangkan Ron sibuk mengunyah dua bungkus biskuit yang ada pada tangannya, dan Hermione terlihat fokus melihat lihat isi buku ramuan yang ia ambil dari perpustakaan sejak tadi.
"Senyumanmu sangat tidak menunjukkan jiwa Slytherin, kau tahu itu?." Celetuk Harry memperhatikan eskpresi ceria Callista.
"Tentu saja. Memangnya kalian mau pertemanan kita hancur karena diriku yang bersikap layaknya mereka?." Ron menggeleng kan kepalanya, "Kau saja kali, kita kan satu asrama, tidak dengan kau." Jawaban Ron berhasil mendapat jitakan oleh Harry dan Hermione. Ron meringis kesakitan, sedangkan Callista tersenyum puas.
"Aku menghabiskan liburan ku bersama orang tua ku di Sydney dan bergabung dengan keluarga Weasly." Hermione menutup bukunya, kembali fokus dengan pembahasan teman temannya saat ini.
"Aku dan keluargaku berjalan jalan ke messir sebelum menyambut Hermione dan Harry di rumah." Callista bergumam "Wow", saat mendengar perkataan Ron. Gadis itu cukup memiliki ketertarikan terhadap negara padang pasir itu, makanya ia sedikit terkejut dengan liburan Ron. Namun sebenarnya sedikit sarkas karena sedikit sebal dengan Ron yang tidak ingin mengajaknya menonton piala dunia Quidditch.
"Kalau kau? Harry?." Tanya kedua temannya, Harry tak menjawab apa apa hanya tersenyum kepada mereka, "Aku dan Harry berkunjung ke museum hewan hewan yang telah punah, dan... kami melakukan piknik."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏 𝐑 𝐎 𝐏 𝐇 𝐄 𝐂 𝐘 | draco malfoy
Fantasy• [ 𝐏 𝐑 𝐎 𝐏 𝐇 𝐄 𝐂 𝐘 ] • "Draco? Look at me." "I'm here, will always be here." "I'm afraid, if you will go away from me.." "I won't..." "Will you stay?." "Yes, of course." ·:*¨༺ ♱✮♱ ༻☾༺ ♱✮♱ ༻¨*:· "Siapa yang ingin kau ubah ramalannya sayang...