Aku menggendong Tari dan menaruhnya dipinggir ranjang. Aku masih semangat saat itu namun Tari masih dimasa pasca orgasme dimana seluruh badannya terasa ngilu. Aku ciumi badan Tari dari ujung kaki, aku ingin ia merasakan nyaman dan meredakan rasa ngilunya. Aku ingin memakan Tari rasanya, tubuhnya sangat-sangat menggairahkan.
Ketika dibagian selangkangannya aku perlahan menjilati bagian pinggir miss v nya, "Owh, cem..pelan-pelan. ngilu" respon Tari ketika lidahku berada disana.
Aku tidak menjawabnya, namun aku melakukan aksi lanjutan dengan menciumi dan menghisap selangkangannya. "Ouwh shit, yess daddy.." Aku semakin bersemangat, aku mulai menuju vaginanya. Kedua tanganku memegang pangkal pahanya, lidahku mulai menjamah miss v nya. Kaki tari mulai menghimpit kepalaku tanda berontak. Namun aku tetap melakukan hal yang sama, menjilati miss v Tari dan klitorisnya. Hingga iya mengerang untuk kesekian kali. Badannya bergetar lagi aku menghabiskan cairan yang keluar seiring dengan erangan tadi.
Aku menghampiri bibirnya dan berciuman. Aku ingin ia merasakan nikmatnya cairan yang ia keluarkan. Peluh kami mulai bercucuran, liur berkecamuk dalam pergumulan itu. Aku melepas cockring di batang penisku dan menduduki wajah Tari sedangkan aku menghadap vaginanya. Aku menjilati klitorisnya perlahan dan ia juga menjilati batang penisku yang setengah tegang. Kedua buah zakarku masuk dimulutnya bergantian.
Seperti saling timbal balik memberika kenikmatan setiap jilatanku dibalasnya dengan hisapan. Pada posisi ini aku bisa membuka miss v Tari dan memasukkan dengan penuh lidahku, agak sedikit asin.
Aku mencari vibrator dan kembali diposisi semula. Aku nyalakan vibrator itu, terdengar deru bunyi mesin. Perlahan kumasukkan ke rongga vaginanya dan erangan demi erangan diucapkanya, tidak memikirkan ruangan yang ada di samping kami. Aku masukkan batangku dimulutnya sehingga erangan itu tidak begitu terdengar.
Aku mengubah posisi untuk memeluknya dan menindihnya, "Sayang...cape ga?"
"capeee, tapi happy" jawabnya sedikit riang
"Mau istirahat dulu?"
"mau, aku mau minum cem, haus. Kamu pake gelang di tytyd kamu jadi makin lama ya cem?"
"iya nih non, jadi tegang lebih lama. Mungkin karena aliran darah ke tahan ya. Makanya tadi aku lepas soalnya udah ngerasa agak kebas dikit"
Tari memberikan gelas yang penuh berisikan air putih kepada ku.
"Cem, aku besok pulang" ia memelukku
"Aku bakal kangen sih non. eh, ini tuh boleh aku tulis di thread twitter aku ga?"
"Hmmmmm... boleh... aku suka baca thread kamu. Kalo aku yang jadi obyeknya aku ngerasa bangga malah"
"Bangga buat apaan? aneh banget sih non, hahaha"
"Ya kan kamu penulis handal cem, aku aja kalo baca DM mesum kita yang ceritanya kita sekantor trus kita ngewe dikantor itu aku becek tau. Eh ga taunya kita mau sekantor ya. Ga tau sih jadi apa engga"
"Penulis handal ga tuh..." aku mencubit hidungnya. "Iya ya, aku juga kalo baca-baca lagi suka horny sendiri masa. Aneh ya. Kalo sekantor bisa lebih seru sih. Kayak dua kali kejadian nyata non"
"Kamu ada cewe lain ga di alter cem?"
"Ada, kan pernah bikin thread temen-temen alter cewe yang pernah aku sebut. Ada kamu, Lys, liz, echa"
"Aku masa suka cemburu sama echa tau cem kalo kamu reply-reply twit"
"Kan, udah aku bilang mulai diatur feelingnya. Jangan sampe baper"
"Iya cem, tapi kan namanya perasaan gkadang ga bisa diatur. Tiba-tiba aja cemburu."
"Iya sih, yang penting kamu masih bisa kontol. Eh kontrol, ahahaha"
"Kontol terusss... susah emang sama bapack-bapack pecinta memek dan kontol. ahahaha" candanya
"Lah kamu juga ga risih? aku udah bilang dari awal dulu kamu DM aku kan"
"Iya, ga tau aku ga risih. Aku random aja waktu itu. Terserah kamu mau nanggepin apa. Karena aku kan posisinya lagi butuh orang buat dengerin"
"Tapi lama-lama suka, hahahaha"
"Iya ih, aneh banget aku."
"Ya gapapa lagi non. Ga semua-semua turun dari mata ke hati. Ada juga yang dari dengar ke hati"
Tari memelukku yang sedang terbaring diranjang, aku menyelimuti diri kami dengan selimut. Tanganku menyanggah kepalanya, kami berpelukan lama. Rasa tak ingin malam ini cepat berlalu, namun waktu sudah menunjukkan pukul 00.00.
"Kamu tidur non?" tanyaku melihat mata Tari yang terpejam.
"Ngga kok cem, kenapa?" jawabnya masih terpejam.
"Ngga, nanya aja non. Pengen ngeweee..." kataku manja.
"Ah ini aja lemes, cem" tangannya meremas-remas kemaluanku.
"Udah boleh sekarang?" aku mendekatkan kepalaku ke kepala Tari, sambil merasakan remasan tangan tari di penisku. Aku mengecup Tari dan langsung bangun dari tidurku, menyuguhkan batangku yang sudah tegang ke wajahnya. Layaknya stick drum, aku hentakkan penisku ke wajah Tari perlahan. Tari tersenyum dan membuka mulutnya, memasukkan zakarku dimulutnya.
"Oughhh..." hawa hangat mulut Tari memecah dinginnya ruangan. Tangannya meremas bokongku. Aku memejamkan mata untuk menikmati ini. Ia mengeluarkan penisku dari mulutnya, memegangnya dan menjilati buah zakarku. Fokusnya berubah, ia menjilati bagian belakangku.
Aku merebahkan diriku kesebelah kanan Tari agar iya bisa fokus lebih lama dengan bokongku dan lubangku. Sungguh aku menikmati permainan lidahnya. Meskipun aku bukan seorang bot, aku sangat menikmati bila ada yang melakukan rimming di lubangku.
Aku melepas fokus Tari, menciumi bibirnya. Aku ingin menikmati aroma bokongku yang tersisa dimulutnya.
Tangan kananku merambah ke bokongnya dan meremas kencang dan menamparnya, 'Plak...' bunyi tamparan keras di pantatnya, sepertinya akan berbekas. Biarkan saja, setidaknya ada bekasku di tubuh Tari "Enghh..." erangnya.
Aku membalikkan badan Tari dan meremas kedua pantatnya. Aku buka belahan pantatnya bak membelah roti sobek. Aku melihat lubang belakangnya dan menjilatnya seperti ia menjilati lubangku. Aku seperti pamrih denganya tadi. Aku masukkan lidahku ke lubang bokongnya, "emnghhh" erangnya lagi. Jariku perlahan masuk ke vaginanya untuk mengecek apakah sudah siap aku masuki dan ternyata sudah basah.
Aku langsung menindih tubuhnya yang terbaring di ranjang. Penisku berhimpit dengan belahan bokongnya. Seperti mencari jalan masuk, penisku menusuk nusuk bagian belakang Tari. Pinggulku membantu pencarian tersebut. Hingga penisku menemukan lubang kenikmatan Tari dan masuk kedalamnya. Tanganku mulai menjamah buah dadanya yang berhimpit dengan ranjang, tanganku mencoba masuk dicelah sempit itu hingga akhirnya aku temukan kedua putingnya. Aku mainkan sambil fokus penisku keluar-masuk di vaginanya.
"Emnghhh daddy, terus sayang" pintanya.
Nikmat sekali tubuh Tari, kugigit dan kecup kedua bahunya, aku hirup wangi ketiaknya. Aku ingin memori tentang Tari melekat dikepalaku.
Tidak ada yang sampai klimaks saat itu, hingga aku membaringkan badanku disebelah kiri Tari dengan penisku masih tersangkut didalam vaginanya. Tari membelakangiku dan aku dapat dengan leluasa menjamah bagian depan tubuhnya. Kupingnya kugigit, kulumat, vaginanya kini dapat kujamah oleh jariku. Aku bisa membuatnya orgasme lebih dulu dengan klitorisnya. Gerakan maju mundurku seirama dengan desahannya, "Ah..ah..ah..ah.."
Aku mengalami orgasme berbarengan dengan orgasmenya yang kesekian kali.
Kami tertidur dengan tidak mengubah posisi terakhir kali kami bersenggama, air maniku masih menempel pada diri Tari.
![](https://img.wattpad.com/cover/340788521-288-k881373.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tari
RomanceDidepan pintu kamar hotel Tari, aku mengketuk pintu sedikit gemetar. Aku sapa "Tari, ini Abi" . "Daddy! masuk-masuk" suaranya agak sedikit berbisik. Tari waktu itu memakai celana ketat pendek mungkin hanya beberapa senti dan kaos putih oversize. Aku...