"slurppphh...ampun ga non?ha?" tanyaku. Tari hanya bisa mengeluh dan meremas rambutku. Kali ini bukan jari tengah saja yang masuk ke baginanya, tapi jari telunjukku juga. Masih di posisi yang sama, jari kukeluar masukan area itu dan jilatanku masih fokus di klitorisnya. Atur tempo dari lambat ke cepat, ketika Tari menaikkan pinggulnya aku menurunkan temponya. Sampai pada akhirnya pecah juga, teriakan Tari yang tertahan karena tidak mau kamar sebelah denger menjadi puncak kenikmatan itu. Kepala ku dijepit keras, pinggulnya naik keatas. Tapi aku tidak bisa lepas begitu saja, aku ingin Tari multiorgasme. Dan waktu menggelinjang itu tidak kuturunkan lagi temponya tapi malah aku percepat, pinggul naik turun jari-jari menuju titik rangsang dan ibu jariku kali ini yang memainkan klitorisnya. "aaaaaa, daddy....aku keluarr..." berakhir dengan rambut kepalaku merasa sakit sekali dijambaknya, hahaha... tapi aku merasa senang dia bisa sampai ke puncak multiorgasme. Terlihat kakinya gemetaran dan cairan dari vaginanya tentu saja banjir.
"Kamu ngapain sih..." tanya Tari tersengal-sengal. Ya aku cuma bisa cengengesan saja waktu itu. "Lagi ga?" aku tanya sambil senyum menyeringai. "Aku lemes, dad" keluhnya. Badan Tari lunglay di ranjang, sementara aku mulai buka g-string Tari dilanjut dengan gw menciumi kaki kanannya karena posisi Tari meringkuk ke kiri. Kukecup pahanya, pantatnya dan kuremas juga pantatnya. Akhirnya aku mengambil posisi ada dibelakang Tari yang sedang meringkuk lemas. Aku mengalungkan tangan kiriku di dadanya dan tangan kananku masuk menyelinap ke kepalanya sehingga kepala Tari berbantalkan tangan gw. "cape non?" tanyku iseng. "Ya kamu pikir aja!" ucap Tari, wajahnya memerah. Aku mengecup pipinya yang merah dan kupeluk mesra. Momen ini tidak kalah seru, karena bagiku bersentuhan kulit itu seperti membagian perasaan.
Tari wangi sekali waktu itu, parfum yang sungguh menambah libido. Aku kecup lagi dibagian kulitnya yang bertatto itu, kenakalan akupun meningkat, sambil kukecup leher yang agak sedikit kuhisap dan jilat, aku meremas dada Tari. Batangku yang tegang mulai menggesek-gesek tubuh Tari dari belakang. Tari pun mengeluh lirih. Ku gigit telinganya dan tangan kiriku mulai menjamah miss v Tari. Aku mau cek masih basah atau tidak. Ternyata sudah sedikit mengering. Jarikupun mencari klitorisnya dan bermain lagi disana.
Nampaknya Tari sudah mulain turn on lagi. Badanya mulai berpindah dari menghadap kanan menjadi telentang. Akupun menghampiri bibirnya, kukecup bibir, pipi, hidung, dahi, balik lagi ke bibir. Ya, tangan kiriku masih 'iseng' di miss v Tari. Kakinya sekarang terbuka lebar, tanda aku mendapat izin untuk join lagi. Kupeluk kaki kiri Tari, sambil kissing, sambil gesek-gesek batangku di tubuhnya.
Ternyata Tari juga ingin main-main dengan penisku. Dia lepas ciumanku, juga melepas tangan ku yang lagi jahil di badannya. "my turn.." katanya. Kepalanya langsung menghampiri selangkangan ku dan melahap kepala zakarku! Permainannya disitu sungguh bangsat! dikulumnya palkonku sambil lidahnya menjilati palkon, sesekali dia memasukkan kemulutnya hingga deepthroat. Bunyi deepthroath itu masih terngiang dikepalaku hingga saat ini. Tidak lupa dia juga memainkan buah zakarku yang sudah numbuh tipis bulu setelah dishave.
Sangat terasa hisapan mulutnya. Waktu hisapan kesekian, aku merasa spermaku akan keluar dan ternyata aku telat mengangkat kepalanya. "akhhh.." untungnya aku sempat distraksi pikiran ku dan tidak banyak yang keluar dan penisku masih tegak berdri. Tidak diam begitu aja, Tari menjilati spermaku yang sedikit keluar tadi. Anjing! ngilu banget hahaha..
"hey, non give me mine" pintaku untuk sperma yang masih ada dimulutnya sambilku pegang dagunya. "kamu mau dad?" tanya Tari yang masih menyimpan cairan gw dimulutnya. "yeah, sure. why not" and we kiss with my cum. Rasanya sangat wow.
Selagi kami asik bercumbu berbagi cairan kenikmatanku, ponselku bunyi dan bergetar, sungguh mengganggu pergumulan saat itu. "Eh, sorry non lupa aku set ke dont disturb".
Sontak aku reflek mengambil ponselku yang tadi aku taruh dimeja bawah tv, meninggalkan Tari yang masih berbaring di kasur. "Kenapa dad? mesti balik kantor ya?" Tari tahu sepertinya karena melihat raut wajahku yang berubah ketika memandang ponselku. "Emmm.... iya nih non, mesti balik kantor. Aku dicariin orang kantor". "Langsung balik banget?" wajah Tari agak sedih. "Bebersih dulu masih bisa kayaknya" tanganku menggandeng tangannya dan aku bawa ke kamar mandi untuk bebersih.
"kamu hari ini mau kemana non?" tanyaku sambil membuka keran panas dan dingin. "Aku interviewnya besok sih dad. Hari ini aku paling keliling Jakarta aja nge-mall" Tari dan aku mulai membasahi tubuh dengan air hangat yang keluar dari shower. "owh, nge-mall sama siapa non?" entah kenapa aku tidak bisa diam melihat tubuh Tari yang aduhai ini. Selagi Tari menggosok badannya, jari tangan gw malah menggerayangi miss v Tari. "Aaaa, aaku sendirian kok dad" jawab Tari terbata samar dengan suara shower. "Ga usah panik gitu jawabnya, non" aku mulai cium bibir Tari sambil memainkan miss v Tari.
"oughh, dad... terus, dad" Tari mulai ikutin iramaku.
Kaki kanan Tari sekarang berada di pinggir bath tub, aku dengan leluasa menjamah miss v nya sekarang. "yeshh daddyhh..." Tangan Tari mencoba menjamah batangku tapi kocokannya sudah tidak karuan karena dia sedang fokus dengan kenikmatan miss vnya. Keran aku matikan, aku mau denger suara Tari yang eargasm. Ciumannya tidak beraturanya dengan degup jantungnya, mulai dari gigit lidahku, gigit bibir atas dan bawahku. Sementara tanganku makin merasakan basah, basah yang beda dengan air biasa.
"Daddy terus, ewe aku dad" keluh dan pinta Tari waktu itu.
Kali ini 2 jari tangan gw masuk ke miss v Tari, sempit sekali. "gimana sayang? ampun ga?" tanyaku. "Daddy jangan siksa aku. Masukin kontol kamu sayang, pleasee...akhhhh..." Tari tidak bisa menahan tubuhnya, direbahkannya tubuhnya di bathtub. Aku mengikuti alurnya saja. Aku percepat kocokan ku di miss v nya yang kali ini mulai terofkus diklitorisnya.
Ada sedikit cairan yang muncrat keluar dari miss v Tari, is that squirt? entahlah, tapi aku inget di film-film porno kalau wanita sudah mau squirt tangan harus mulai fokus ke klitoris and I do the same way. Klitorisnya aku acak-acak dan pinggul Tari naik keatas diiringin lenguhan keras "akkhhhhhh...". Gw isep payudaranya dan dia keluar untuk yang kedua kali.
Badannya lemas tidak berdaya dalam bathtub. Aku senang sekali melihat partner in crime ku ejakulasi seperti ini. "yuk non, mandi" ujarku.
"Kamu jahat" ucapnya sambil ketawa.
Kami pun mandi dan bebersih dengan sungguh-sungguh. Aku kenakan baju kerjaku lagi dan aku kecup Tari sambil pamit. Aku kecup dia yang udah lemes lunglai dikasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tari
RomanceDidepan pintu kamar hotel Tari, aku mengketuk pintu sedikit gemetar. Aku sapa "Tari, ini Abi" . "Daddy! masuk-masuk" suaranya agak sedikit berbisik. Tari waktu itu memakai celana ketat pendek mungkin hanya beberapa senti dan kaos putih oversize. Aku...