3. Nareswara Alfarizi Mahendra

368 23 0
                                    

Akhirnya waktu Alfa mengajar selesai, sebelum mengakhiri kelas. Ia lebih dulu melirik pada Aleena yang tengah mengobrol dengan laki-laki yang duduk di sampingnya. Ia tersenyum sinis pada Aleena yang begitu asyik mengobrol.

'apa itu pacarnya? Kalau iya lihat saja nanti. Akan kubuat laki-laki itu membencimu gadis kecil." Batin Alfa dengan senyum misterius.

"Baiklah kelas saya akhiri, kalian bisa mengumpulkan tugas menjadi satu. Saudara Aleena Shannum Shaqueena, tolong bawakan tugas teman-teman kamu ke ruangan saya." Kata Alfa sebelum ia berpamitan keluar dari kelas terlebih dulu.

Aleena segera membawa tugas milik teman-temannya ke ruangan dosen baru, ia harus segera cepat membawa semua itu karena ada janji setelah kuliah. Sesampainya di depan pintu ruangan Alfa, Aleena berhenti sebentar karena tiba-tiba merasa berdebar. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi jika ia masuk ke dalam ruangan itu.

'bismillah, semoga tidak akan ada sesuatu yang buruk ketika aku masuk ke dalam ruangan Pak Alfa.' setelah itu Alina segera mengetuk pintu, dan segera masuk saat mendengar ia telah diizinkan masuk.

"Taruh di meja saya lalu segera keluar!" Kata Alfa dengan suara dingin.

Aleena yang belum mengeluarkan satu kata pun mematung dan cukup kaget mendengar nada Alfa yang begitu. Ia pun segera berpamitan dan keluar dari ruangan itu sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dengan pikiran bingung, Aleena berjalan ke parkiran dan segera meninggalkan area kampus. Meskipun masih terkejut dengan sikap Alfa tadi, ia segera mengalihkan pikirannya padahal lain.

"Mungkin tadi Pak Alfa cuma menjaga agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, jadi dia bersikap dingin." Gumamnya, guna mengalihkan pikiran dari sikap Alfa tadi.

Setelah selesai mengajar di universitas, Alfa langsung pergi ke perusahaan. Ia menatap salah satu biodata karyawan yang baru saja diterima di perusahaannya dengan tersenyum sinis.

"Kamu benar-benar ditakdirkan untuk bertemu denganku gadis kecil, setelah tadi saya mengajar di kelasmu. Sekarang kamu akan menjadi salah satu karyawan di perusahaanku, itu benar-benar sebuah takdir yang Tuhan berikan untuk kita!" Bibir Alfa yang sudah lama tidak tersenyum semenjak tunangannya meninggal, kini menampakkan senyum sinisnya karena sebentar lagi mangsa yang ia inginkan akan didapat.

Nareswara Alfarizi Mahendra, dia adalah pengusaha muda yang sukses sejak usianya 18 tahun. Di usianya yang sekarang yaitu 28 tahun, laki-laki yang kerap di sapa Alfa itu sudah memiliki beberapa perusahaannya sendiri yang tersebar di tiga negara. Dulunya iya mengambil jurusan bisnis karena kedua orang tuanya ingin ia menjadi seorang pengusaha, sedangkan dia sendiri menginginkan untuk menjadi dokter. Namun karena kesibukannya di perusahaan yang sudah ia olah sejak masih muda. Akhirnya Alfa hanya bisa kuliah kedokteran tanpa menjadi dokter, namun ia terkadang juga menjadi salah satu dosen sebuah universitas. Ia bukan dosen tetap, ia hanya akan menerima tawaran untuk mengisi kelas jika pekerjaannya di perusahaan tidak terlalu sibuk. Karena dulu ia sempat beberapa kali ngisi kelas, jadi Alfa juga berpikiran untuk menjadi dosen.

Alfa adalah sosok laki-laki yang dikenal dengan kedermawanannya dan juga keramahannya. Namun semua itu telah hilang sejak tunangannya meninggal, sekarang dia menjadi laki-laki arogan yang dingin dan tak tersentuh. Bukan hanya pada orang luar tapi juga pada keluarganya, ia sangat berubah dan sangat tertutup.

Suara pintu ruangan Alfa diketuk, membuat laki-laki yang sejak tadi memandangi biodata Aleena segera mengalihkan pandangannya. Setelah mempersilahkan masuk, Alfa kembali melihat komputernya dan mengecek dua karyawan yang akan masuk ke perusahaan cabang miliknya.

"Pak ini laporan keuangan bulan ini, dan untuk pengganti Pak Santoso di keuangan. Akan mulai bekerja satu minggu lagi, setelah semua proposal Pak Santoso selesai." Beritahu sang sekretaris.

Aku yang tak diinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang