11. Acara Keluarga

275 25 50
                                    


Aleena sampai di rumah saat hampir jam 12.00 siang, tadi ia meminta sang kakak untuk mengantarkan mobilnya yang dulu saat tinggal di rumahnya. Karena ia harus segera pulang cepat, untungnya Arsil saat itu akan pergi ke panti asuhan untuk melihat perkembangan panti yang sudah didirikan oleh ibu mereka. Jadi sekalian Arsil yang membawa mobil milik Aleena dan lelaki itu akan dijemput oleh sopir nantinya.

Saat sudah sampai di rumah Aleena segera pergi ke dapur, namun sebelum itu ia meletakkan barang-barangnya terlebih dahulu dan mengganti kerudungnya dengan kerudung instan. Sekarang gadis itu di sibukkan dengan bahan masakan yang masih banyak belum diolah. Untungnya makan-makan biasanya di bulai jam 02.00 siang, jadi masih ada banyak waktu untuk Aleena memasak beberapa menu lagi.

Ada banyak sekali daging ayam yang dibeli, jadi Aleena lebih memilih untuk membuat gulai ayam, sup ayam dan capcay yang dicampur dengan olahan ayam. Aleena juga membuat telur balado, sayur sop. Sedangkan untuk olahan ikan Alena hanya menggorengnya saja, mengingat ada tiga macam ikan segar yang dibeli dan belum dimasak oleh bi Lila. Jadi Aleena lebih memilih untuk membuat ikan goreng saja agar tidak terlalu banyak memakan waktu. Sebelumnya bi Lila juga sudah membuat olahan rendang sejak pagi tadi, juga beberapa menu lainnya sebelum Aleena datang.

"Au, ssh." Aleena meringis pelan saat tangannya tidak sengaja terciprat oleh minyak panas saat memasukkan ikan ke dalam penggorengan. Ia buru-buru lari ke wastafel untuk mencuci tangannya yang terkena cipratan minyak panas.

"Astaghfirullah, non. Ini parah banget,  non Aleena istirahat dulu aja. Tangannya non banyak yang luka dan ini melepuh karena minyak panas." Kata bi Lila khawatir, saat mendapati ada beberapa luka di jari gadis itu karena terkena pisau. Belum lagi barusan Aleena juga terciprat oleh minyak goreng yang begitu panas.

"Ini bukan masalah besar kok bi, bibi tenang aja Aleena udah sering kok dapat luka waktu masak dan keciprat minyak panas." Ujarnya dengan tersenyum lembut, seakan ia tidak mempermasalahkan luka-luka di tangannya.

Aleena kembali melanjutkan menghidangkan masakan yang sudah matang. Karena bi Lila ngotot ingin menggantikan Alina melanjutkan menggoreng ikan yang tinggal beberapa ekor.

"Non, waktunya sebentar lagi, tapi gulai ayamnya belum matang." Kata bi Lila panik.

"Sebentar lagi pasti matang kok bi, kita hanya nunggu lima menit lagi aja." Kata Aleena yang kini sibuk menata ikan yang sudah di goreng.

Setelah beberapa masakan sudah ditata dengan rapi di atas wadah Aleena segera membawa makanan-makanan itu ke meja makan untuk disiapkan di meja makan. Lalu ia segera kembali mengambil makanan yang lain bersama bi Lila.

"Log, ini siapa? Art baru ya? Cantik banget." Kata salah satu tamu yang sudah lebih dulu sampai di ruang makan.

"Eh, bukan bu-" ucapan bi Lila terpotong saat Elsa datang.

"Iya bude, dia pembantu baru di rumah ini. Cantik sih, tapi dia murahan." Sahut Elsa, dengan tatapan mengejek pada Aleena yang menunduk dalam.

"Murahan gimana?" Tanya bude penasaran.

"Dia suka godain kak Alfa." Jawab Elsa santai, membuat Aleena mengangkat wajah hendak menjawab.

"Loh makanannya udah siap semuanya toh, ayo ah makan, aku wes laper loh ini." Seorang wanita paruh baya datang dengan tersenyum cerah.

"Ya sudah, ayo kita mulai aja makan siangnya." Suara tuan besar Mahendra membuat Aleena segera mengundurkan diri. Ia ikut dengan bi Lila untuk pergi ke dapur, membuat sang asisten rumah tangga menatap kasihan pada majikan barunya.

Aleena memilih pergi karena ia tidak ingin menghancurkan suasana. Tepat ketika Aleena meninggalkan ruang makan, Alfa datang dengan setelan kantor. Ia baru saja sampai di rumah beberapa menit yang lalu. Setelah menyalami semua kerabatnya, Alfa kini mengedarkan pandangannya mencari sosok Aleena.

Aku yang tak diinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang