Hari itu, di pagi yang cerah, yah mungkin hanya langitnya yang cerah, keadaan di asrama ku sangatlah kacau, karena airnya mati, alhasil kami pun bangun pagi" untuk mencari tumpangan mandi
Karena kamu masih orang baru, kami pun bingung, ingin menumpang mandi dimana kala itu, akan tetapi kami memberanikan diri untuk mengetok beberapa rumah agar kamu bisa segera mandi dan juga berangkat ke sekolah.
setelah kami mendapatkan izin, kami pun bergegas, untuk mandi, setelah itu kami kembali ke asrama, dengan buru-buru, mempersiapkan diri kita agar tidak terlambat ke sekolah, akan tetapi walau bagaimana pun kami berusaha untuk mempercepat kegiatan kami, kami tetap terlambat, karena jarum jam yang selalu berjalan.
sebenarnya agak menjengkelkan, mengapa Air di asrama selalu mati-mati dan selalu menyebabkan kami kesusahan untuk mandi, terkadang kamu heran, mengapa guru" tidak menginjak lanjuti hal tersebut.
tidak, tidak, itu hanya alibi ku saja, sebenarnya kepala sekolah kami perduli, akan tetapi karena kesibukan beliau yang membuat kamu seperti tidak ke urus.
aku selama di asrama selalu merasakan hidup yang benar-benar tidak sehat, karena makanan yang kami konsumsi terkadang hanya mie untuk beberapa hari ke depan, piring-piring kotor dimana-mana, kata kan lah kami ini jorok, dan pada akhirnya teman-teman kami pun banyak yang pindah ke sekolah lain.
termasuk teman masa kecilku indah, ia pindah ke ibu kota untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi, mungkin ada 14 anak yang pindah dari sekolah kami, aku juga tidak mengerti mengapa mereka pindah,
kami pun tetap menjalani hari-hari kami di asrama, walaupun kami sering merasakan kelaparan, dan menjadi jarang menjadi
walaupun begitu aku tetapi berfikir, mungkin ini bisa menjadi pembelajaran untuk ku dan juga teman-temanku yang lain agar lebih kuat dan bersyukur dengan apa yang terjadi saat ini.
sebenarnya, asrama kamu ini sangat bebas, karena dulunya asrama kami memiliki penjaga, tatapi sekarang tidak, sehingga membuat banyak anak-anak sekolah dari luar yang datang pada malam hari, mereka sangat berisik di luar kamar, dan membuat kami takut, sehingga kami terus mengunci kamar selalu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
hal itu sangatlah menyeramkan, dan kami pun terpisah sangat jauh dengan orang tua.
kala itu aku sangat merindukan Ibuku, sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overthingking
Short StoryPada Akhirnya, aku tidak bisa menghilangkan bayang-bayang overthknkingku ini, pikiranku di penuhi dengan hal-hal yang negatif tanpa bisa ku kontrol. aku benci dengan kekhawatiran berlebihan ku ini. hal yang aku benci harusnya aku lebih memperhatikan...