4

165 27 0
                                    

Entah bagaimana ceritanya, Mingyu bisa memasuki kamar hotel yang didalamnya sudah ada seorang gadis yang tak sadarkan diri. Atau lebih tepatnya setengah sadar dengan tubuh yang lemas.








Setelah mengunci pintu kamar, Mingyu berjalan mendekat sambil melepaskan arloji dan melonggarkan kerah bajunya. Duduk di tepian ranjang, mengusap wajah sang gadis yang seakan berusaha membuka matanya. Dengan tatapan sayu menatap ke arah Mingyu yang menunjukkan wajah datarnya.








"K-kau..."










"Hey...baby..."












Gadis itu yang tak lain adalah Lia melenguh pelan karena tak bisa menggerakkan tubuhnya dengan bebas. Tubuhnya terasa lemas dan kepalanya pening. Sangat tak nyaman baginya.








"Kau—"








"Ssstttt... Don't use your energy for talking shit things, dear..." Ucap Mingyu dengan suara rendahnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Lia.




Gadis yang setengah sadar itu tentu tak lagi sekeras saat dia masih sadar. Dia benar-benar hanya seperempat sadar. Entah apa yang terjadi sebelumnya, dia tak ingat lagi. Sampai akhirnya ia merasakan sesuatu menempel di bibirnya dan merasakan hembusan nafas hangat di wajahnya. Sentuhan tangan besar yang mengusap pipi chubbynya membuatnya merasakan perasaan aneh yang menuntut lebih.








Tapi ingat, dia masih seperempat sadar. Lia masih berusaha memalingkan wajahnya namun tangan besar Mingyu sudah lebih dulu menahan wajahnya supaya tak berpaling. Pria itu bahkan sudah berani melumat bibir ranum yang nyatanya semanis bayangannya setiap kali melihat kilau pink menggoda bibir si cantik.






Sedikit kesadarannya membuat Lia tetap ingin melawan. Namun tubuhnya tak memiliki tenaga ditambah kepalanya yang pusing seakan berputar-putar. Belum lagi meladeni ciuman dari sang dominan yang nampak sudah pro dalam hal itu sedangkan dirinya yang bahkan berciuman saja masih bisa dihitung jari.







Entah sejak kapan, tubuh Mingyu sudah mengukung tubuh kecil Lia. Seluruh tubuhnya seakan menuntut lebih semaksimal mungkin yang bisa di dapatkan dari si gadis. Dengan perlahan, tangannya turun dari wajah Lia menuju leher kemudian bahu si gadis. Memberikan rematan pelan menyalurkan rasa gemasnya yang selama ini tertahan.








Nafas Lia mulai sesak membuat dadanya bergerak tak santai yang langsung bisa dipahami oleh Mingyu. Dia melepaskan ciumannya dan dengan nafas terengah menatap wajah Lia dari dekat. Sangat indah dan menggemaskan.









"From now... You're mine. And from now, you're my responsibility. Tak akan aku biarkan seorangpun merendahkanmu lagi..." Ucap Mingyu dengan suara baritonnya sebelum akhirnya mengecup pucuk kepala Lia dan turun dari atas tubuh gadis itu. Melepas sepatunya lalu berbaring disebelah Lia.







Perlahan, ditariknya selimut untuk menutupi tubuh mereka lalu menarik Lia dalam pelukan hangat dan posesifnya.








"Why?"








"He want to use you. Aku tak bisa membiarkannya. Membiarkanmu jatuh lagi karenanya. Percayalah... Aku akan menjagamu. Sekarang tidurlah..." Ucap Mingyu sambil memberikan usapan lembut di kepala Lia yang entah mengapa membuat air mata gadis itu luruh juga.




Dia tahu, sungguh sedikit kesadarannya membuatnya takut tadi. Tapi apa yang dibayangkannya itu tak terjadi. Meskipun lancang Mingyu menciumnya, namun pria itu sangat lembut padanya. Dia bisa merasakan ketulusan dan keseriusan pada setiap ucapan pria itu.







Suara isakan Lia membuat Mingyu menunduk dan menarik dagu gadis itu supaya bisa bertatapan dengannya. Nampak Lia masih dengan mata sayunya tak berani menatap langsung dirinya. Lia terlihat sangat berbeda sekarang. Dia nampak seperti gadis normal yang lemah. Tak seperti Lia yang sebelumnya terlihat tangguh, dingin dan anti banting.







"Don't cry... Apa aku menyakitimu?" Tanya Mingyu lembut sambil menyisipkan rambut yang menutupi wajah Lia kebelakang telinganya. Menatap memuja gadis muda itu.







Lia menjawabnya dengan gelengan pelan, masih dengan isakannya.







"Tell me... What's make you cry. Do you want me to kill that bastard?" Tanyanya pelan namun dia serius dengan ucapannya.







Lia kembali menggeleng dan malah merapatkan tubuhnya ke tubuh Mingyu. Membuat pria itu kembali mendekapnya erat. Dia tahu. Dia tahu semuanya sekarang. Bukan hanya siapa Lia dan bagaimana dia bisa berakhir bekerja di bar Ten. Ya meskipun untuk informasi itu harus dibayarnya dengan membelikan sebuah mobil keluaran baru dan bersumpah pada Yangyang.









"Jangan takut. Kau tak sendiri sekarang. Kau milikku dan tak akan aku biarkan seseorang menyakitimu. Fisik maupun hatimu, jika dia tak mau kehilangan nyawanya di tanganku..." Ucap Mingyu sambil merapatkan tubuhnya pada Lia. Memberikan kecupan dan usapan penenang untuk sang gadis secara berkala hingga suara isakan itu berubah menjadi suara hembusan nafas teratur.










Senyumnya kembali terlihat dan tangannya yang sedari tadi mengusap, kini sudah kembali memeluk posesif tubuh yang lebih muda.









"Kau tak tahu seberapa gilanya aku menantikan kesempatan ini. Memelukmu hanya untukku seorang..."

























.
.
.




















Home |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang