10

137 22 0
                                    

Mingyu menundukkan wajahnya saat mendengar dengkuran halus yang membuatnya tersenyum. Lebih dari 30 menit mereka berpelukan di tangga hingga Lia lelah sendiri dan tertidur juga. Dibubuhkannya satu kecupan pada pucuk kepala Lia sebelum akhirnya mengangkat gadis itu menuju mobil yang sudah disiapkan oleh pengawalnya dan membaringkan tubuh Lia perlahan.









"Urus semuanya dan saya mau besok sudah selesai!"







"Baik tuan Kim..."











Pintu mobil pun ditutup dan mereka meninggalkan tempat itu. Mingyu juga memakaikan selimut yang sudah disediakan pada Lia. Bajunya masih basah dan dia tak mau sampai Lia sakit.






Ditatapnya wajah tenang si gadis yang nampak sangat menggemaskan. Dia sendiri tak tahu sejak kapan dia mulai tertarik pada gadis seperti Lia. Karena kriteria wanitanya sendiri adalah wanita yang cantik, sexy tapi manja dan imut juga.









"I don't know how I can fall with you. Tapi satu yang aku sadari sejak awal dan untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasakannya, aku tak bisa melihatmu bersedih, terluka apalagi sampai menangis..."





































"Kau baru pu— anak siapa yang kau—" ucapan Sunny terpotong ketika melihat kode diam dari anaknya sedangkan Jongsuk sang papa yang baru turun dari tangga mengerutkan alisnya melihat Mingyu yang datang dengan seorang gadis mungil dalam dekapannya.












"Siapa?!" Tanya Sunny setelah mendekat dan berbisik dengan wajah syoknya.










"Nanti aku ceritakan. Mama bisa bantu aku mengganti pakaiannya? Aku khawatir dia demam nanti..." Jawab Mingyu berbisik.







Sunny yang masih bingung hanya mengangguk saja lalu mengikuti Mingyu yang membawa Lia naik ke lantai 2 namun Jongsuk lebih dulu menghadangnya.








"Mau kau bawa kemana?"








"Ke kamarku,lah!"












Tttuukkk...!!!









"Aaahhh...!! Apa-apaan sih ma?!" Keluh Mingyu saat mendapatkan sentilan di kepalanya dari Sunny yang menatapnya horor.











"Kau mau membawa perempuan ke kamarmu?! Sudah berani kau ya!"









Mingyu menghela nafas panjang. Benar juga pikirnya. Orang tuanya mana tahu apa saja yang sudah dia lakukan diluar sana selain bekerja mengurus perusahaan.








"Bawa ke kamar tamu. Mama akan Carikan pakaian ganti yang mungkin cukup untuknya..." Ucap Sunny sambil melirik ke arah Lia. Melihat wajah gadis dengan bibir pucat itu membuat hati kecilnya bergetar juga. Sepertinya terjadi sesuatu pada gadis itu hingga membuat putranya sampai membawanya pulang.









Akhirnya mau tak mau Mingyu turun lagi membawa Lia menuju kamar tamu yang diawasi juga oleh papanya.









Sepertinya Lia sangat kelelahan atau memang sifatnya yang bisa tidur tanpa terganggu sama sekali dengan sekitarnya sampai ketika Sunny menggantikan pakaiannya pun dia hanya sempat melenguh pelan namun tak terbangun sama sekali membuat Sunny gemas juga. Sedangkan Mingyu juga sedang mengganti bajunya yang basah karena memeluk Lia tadi.


























"Jadi... Anak siapa itu, Kim Mingyu?" Tanya Jongsuk setelah istrinya datang ke ruang keluarga.










"Putri keluarga Choi Siwon..." Jawab Mingyu santai sambil merapikan lengan bajunya yang membuat kedua orang tuanya kaget luar biasa.









"Kau gila membawa anak orang kemari? Apalagi itu putri keluarga Choi!"










"Mereka membuangnya. Aku menyelamatkannya..."








"Apa maksudmu mereka membuangnya?"








"Mana mungkin keluarga seperti mereka sampai membuang anak mereka, Mingyu..." Ucap Sunny sedikit stress dengan tingkah putranya. Pasalnya keluarga Choi itu juga keluarga terhormat di Korea. Meskipun mereka jelas jauh lebih kaya, tapi keluarga Choi masih jauh lebih dihormati semua kalangan. Itu karena Choi Siwon sendiri masih memiliki darah keturunan bangsawan kekaisaran.











Mingyu menghela nafas panjang hingga akhirnya menceritakan awal masalah Lia hingga pertemuan mereka yang membuat Jongsuk dan Sunny mengerti dan merasa kasihan juga pada Lia.









"Kau sudah memberitahu keluarganya. Tapi apa keluarganya tak mencarinya?"










Mingyu mengerdikkan bahunya.









"Dia tak mau pulang kata Yangyang. Yangyang sendiri beberapa kali membujuknya untuk pulang dan berjanji akan membantunya meluruskan masalahnya dengan keluarganya. Namun Lia menolak dan memilih tetap sendiri..."










"Itulah perempuan. Jika sudah kecewa, tak ada satupun yang bisa merubah keputusannya. Mama rasa, Lia benar-benar sudah melimpahkan semua penderitaannya sebagai kesalahan keluarganya. Itu sebabnya dia sangat membenci keluarganya..." Ucap Sunny dengan wajah sedihnya.










"Tapi apa dia tahu kau akan membawanya kemari?"









"Tidak. Tapi aku akan pastikan dia akan mau tinggal disini dan berhenti bekerja di bar itu..."











Jawaban Mingyu dengan wajah seriusnya tentu menimbulkan tanda tanya besar di kepala orang tuanya. Apalagi dari ceritanya, Mingyu nampak selalu mengawasi Lia sejak dia bertemu dengan gadis itu bahkan sebelum tahu dia dari keluarga mana membuat semuanya makin mencurigakan.









"Kau jatuh cinta padanya?"










Mingyu menghela nafas panjang lalu membaringkan tubuhnya di sofa dengan kepala yang menengadah ke atas.









"Entahlah pa... Aku hanya tak suka melihatnya bersedih, terluka, apalagi menangis seperti tadi. Aku seperti merasakan sesak di dadaku dan seakan aku yang bersalah. Aku juga... tak bisa mengabaikannya. Seperti, aku ingin selalu melihatnya sesering mungkin dalam pengawasanku..." Terang Mingyu yang membuat kedua orang tuanya saling menoleh satu sama lain seakan mencoba saling bertukar pikiran lewat tatapan mata mereka.













Sedangkan Mingyu, dia kembali mengingat kejadian tadi dimana dia melihat Lia menangis kencang dalam pelukannya. Dia tak bohong ketika mengatakan dirinya merasakan sesak di dada melihat dan mendengar sendiri tangis si gadis. Dengan genggaman tangan Lia yang kencang pada kemejanya, seakan membuatnya semakin yakin untuk melindungi Lia. Gadis itu lemah. Dia hanya pura-pura kuat untuk bertahan hidup diusianya yang masih sangat muda dan tak tahu apapun mengenai beratnya dunia luar.













"Aku hanya ingin melihatmu tersenyum dan tertawa lagi. Sesuatu yang aku harapkan setelah melihat fotomu sebelumnya. Dimana kau nampak tersenyum cerah, seperti tak mungkin dilakukan oleh dirimu yang sekarang. Aku akan lebih bahagia lagi jika senyum dan tawamu itu hadir karena ku...."






















.
.
.

















Home |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang