Saling beradu pandang dalam jarak yang terbilang tak terlalu jauh, menyunggingkan senyum tipis sebelum kembali menatap lurus, menyambut high five dari Sadam---sang pencetus komunitas tersebut, lalu mempersilakan keduanya untuk bergabung dengan para anggota yang lain.
"Santai, bro. Anggap semua orang yang berada di sini adalah saudara lo!"
Dirga belum terbiasa dengan orang asing yang menganggap bahwa mereka adalah saudara yang bertemu saat dewasa. Begitu wellcome bukan berarti membuat dirinya langsung beradaptasi. Berbeda dengan Yasmine yang nampak friendly kepada siapapun, termasuk Zony yang baru saja mendapat lambaian tangan dari gadis itu.
"Bersulang untuk hadirnya anggota baru."
Segera menyambar gelas yang dibawa Zony, masih memperhatikan gadis itu tanpa menoleh ke arah lain.
Bukan terpesona ataupun terpikat, akan tetapi masih penasaran dengan kilat yang digunakan hingga sebagian dari mereka berbondong-bondong bergerumul. "Katanya sih, dia pengin belajar drift. Makanya gue ajak gabung," kata Zony, mengikuti arah pandang Dirga sebelum salah seorang laki-laki menuntun Yasmine masuk ke dalam mobil yang sama.
"Sadam mulai caper." Tersenyum miring, meneguk tequila di gelas yang ia bawa dalam sekali teguk, melirik Dirga, menyenggol lengan pemuda itu. "Setelah ini lo."
"Ngaco!"
"Nggak ada yang tahu kalau lo pernah sabet juara drift sebelum masuk kuliah, kan?"
"Itu dulu. Lagipula skill gue udah menurun. Ikut gabung komunitas ini pun karena lo paksa--"
"Yakin, Ga? Bukan karena ingin mengulang hal yang yang sama di masa lalu?"
Berdecak, tak ingin terlibat obrolan terlalu panjang dengan Zony dan memilih untuk ikut hanyut dalam setiap suasana gemuruh dari banyaknya orang yang bersuka ria atas aksi dari Sadam.
Dirga dan kecintaannya pada drift seakan bertepuk sebelah tangan karena tidak mendapat persetujuan dari orang tua. Lebih suka sang anak mengikuti kegiatan olahraga di sekolah daripada meluangkan waktu untuk melajukan mobil, atraksi, dan juga kepulan asap tak jelas. Ta-tapi itu skill yang jarang dimiliki orang lain.
Nekat mengikuti lomba, berhasil menyabet juara pertama, namun medali beserta piagam berhasil disita oleh sang papa. Hingga saat ini belum tahu keberadaan dari hasil kemenangannya tersebut. Ruang tamu bahkan didominasi oleh piala kemenangan berkat lomba futsal maupun sepak bola.
"Oh.. shit! Lo berhasil bikin gue pusing!" kesal Yasmine, keluar dari mobil milik Sadam, memegangi kepalanya yang terasa pening.
"Sorry, Yasmine. Wajar kalau lo merasa pusing, karena ini masih awal. Lama-lama bakal terbiasa, kok." Mencoba untuk memberikan ketenangan sebelum memberi peluang anggota lain untuk memulai aksinya di arena, sedangkan Yasmine memilih untuk berjalan pelan ... sempoyongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come on, Ga!
Teen Fiction"Hal bodoh yang terulang kembali, berharap mendapat validasi bahwa kamu pencium yang handal?" Sedari dulu penyakitnya masih sama. Belum sembuh atas keberanian serta remehan orang-orang yang membuat emosinya sering meradang. Melakukan berbagai cara...