Mencak-mencak tak tahu aturan, masih tak rela dengan nama yang tertera dalam mading bahwa dirinya masuk kelas unggulan demi merebutkan peringkat lima besar.
Banyak yang tak menyangka bahwa Agatha berhasil memainkam kecepatan jarinya untuk ikut andil dalam kesempatan dua ratus mahasiswa dalam gelombang pertama yang harus mengikuti kelas unggulan selama dua bulan ke depan.
Mau seberat apa lagi beban di pundak Agatha? Tak cukupkah, dengan segala rutinitas membosankan yang membuat tensinya naik?
"Gue pikir lo nggak tertarik dengan program tahunan kampus semacam kelas unggulan."
Pernyataan selepas Agatha berbalik badan, kesal dengan barisan nama yang mengantarkan dirinya menjadi pusat perhatian orang lain.
"Emang nggak ada niat dan sama sekali nggak minat!" Berjalan terlebih dahulu meninggalkan Bima dengan segala rasa bingungnya, mengikuti Agatha dari belakang sembari menajamkan telinga guna mendengar geraman dari mulut gadis itu.
"Tapi nama lo ada di daftar mahasiswa kelas unggulan---"
"Dirga sengaja input data diri gue!" potong Agatha, berhenti di tengah koridor sembari berbalik badan ke arah Bima. Memberikan ekspresi kesalnya karena kelakukan sang kekasih menambah beban hidup serta beban pikiran.
Bima menganggukkan kepalanya, pantas saja nama Agatha masuk ke dalam barisan dua ratus mahasiswa tercepat, rupanya ada jemari Dirga yang ikut andil dalam kekesalan yang mungkin akan membawa dampak baik untuk gadis itu.
Pada gelombang pertama memang hanya diberikan kuota sebesar dua ratus mahasiswa dari lima ribu lebih yang mencoba memaksa masuk ke dalam server. Tapi sayangnya, daftar-daftar yang berhasil masuk hanya para mahasiswa yang saat ini tengah berkumpul di aula utama.
"Selamat datang di kelas unggulan Antaraya.."
Rektor beserta petinggi kampus lain ikut menghadiri acara penyambutan mahasiswa yang akan memulai pembelajaran minggu depan. Dengan segala harapan agar bisa sukses mencari bibit unggulan Antaraya serta menyebar benih sukses untuk para mahasiswa lain.
"Kalian patut beruntung dapat bergabung ke dalam batch pertama kelas unggulan, karena pada batch awal kalian akan mendapatkan berbagai keuntungan termasuk nilai tambah pada setiap mata kuliah."
Menguap, mencoba untuk keluar dari area pengap tersebut namun lebih dulu tertahan oleh jemari seseorang yang menggenggamnya agar tetap duduk.
Menghembuskan napas panjang, ingin mengumpat apabila acara tersebut masih berlangsung selama dua jam mendatang.
"Bakalan meledak beneran otak gue!" Tepat saat keluar dari aula, Agatha masih menggerutu di sana tanpa peduli jika kekehan kecil Dirga membuatnya telonjak sembari menoleh.
Ingin menabok punggung pemuda itu, namun lagi-lagi pergerakannya kalah cepat oleh tangan lain yang mengapit lehernya, menuntun ke arah kantin guna mengisi amunisi pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come on, Ga!
Teen Fiction"Hal bodoh yang terulang kembali, berharap mendapat validasi bahwa kamu pencium yang handal?" Sedari dulu penyakitnya masih sama. Belum sembuh atas keberanian serta remehan orang-orang yang membuat emosinya sering meradang. Melakukan berbagai cara...