Bab 24 - Taktik Pertama

31.4K 2.8K 114
                                    

Ibu: apa kabar, Sayang?

Ibu: kamu sehat kan?

Ibu: cucu Ibu lagi apa?

Setiap kali mendapat pesan dari Ibu mertuanya, hati Alesia menghangat. Sejak kecil ia tidak pernah mendapatkan peran Ibu selembut ini. Dan perhatian beliau selalu berhasil menaikkan mood-nya.

Tidak ingin membuat mertuanya menunggu, Alesia pun segera membalas.

Alesia: alhamdulillah, sehat, bu

Alesia: Ibu dan Bapak sehat?

Alesia send a picture.

Alesia: mentang-mentang udah punya gigi, Adek jadi nyengir teruss pamer gigi kelinci ke semua orang

Ibu: lucunyaa cucu Eyang

Ibu: alhamdulillah Ibu dan Bapak sehat😻

Alesia: Ibu sama Bapak jadi ke Jakarta minggu depan?

Ibu: jadinya hari ini Sayang

Ibu: tadi pagi Ibu dikasih tau Mami, katanya hari ini kamu ulang tahun ya?

Ibu: selamat ulang tahun ya, Sayang!

Ibu: semoga panjang umur, sehat selalu, dan bahagia terus sebagaimana Ibu dan Bapak yang bahagia dengan keberadaan kamu.

Ibu: karena ini ulang tahun pertama kamu sebagai mantu Ibu, jadi kita rayain bareng-bareng ya nanti!

Ibu: ini Ibu sama Bapak udah di bandara, pesawatnya jam satu siang

Alesia: terima kasih banyak, Bu

Alesia: Aku beneran terharu banget🥹🥹🥹🥹. Makasih juga ya, Bu, karena mau menerima aku dengan sebaik ini. Aku beruntung banget karena punya mertua seperti Ibu🤍

Alesia: Aku siapin kamarnyaa dulu ya, Bu

Alesia send a picture.

Alesia: Eyang ditunggu Adek di rumah yaa! Adek udah kangen Eyang nih😊

Kemudian Alesia menutup ponselnya ingin menyiapkan kamar tamu, mumpung Illian sedang tidur. Yuni pun berinisiatif membantu membersihkan kamar yang sudah lama sekali tidak ditempati itu.

Terakhir kali mertuanya menginap di rumah itu adalah beberapa hari sebelum Alesia menikah. Sebenarnya mertuanya kembali ke Surabaya tepat dua hari setelah pesta pernikahan mereka. Tapi mereka tidak menginap di rumah ini, karena lebih memilih tinggal di hotel yang lebih dekat dengan bandara.

Jadi, ini akan menjadi kali pertama Ibu mertuanya menginap di rumah ini setelah ia menikah. Tentu saja ia sangat antusias. Ibu mertuanya itu jelmaan ibu peri yang selalu membuat Alesia nyaman bicara apa saja. Bahkan belakangan ini ia lebih sering berkirim pesan dengan mertua, ketimbang dengan Mami kandungnya sendiri.

Namun, saat sedang membantu Yuni memasang sprei, ia baru menyadari sesuatu. Tubuhnya langsung berhenti bergerak, lalu tangannya refleks menepuk jidatnya keras.

Bodoh.

Alesia baru sadar kalau selama ini 'kan, ia tidur terpisah dengan Geryl. Orangtua maupun Mertuanya tidak mengetahuinya sama sekali, dan jelas enggak boleh tahu!

Kalau begini, apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Kenapa, Mbak?" Yuni menatapnya bingung.

"Bentar ya, Mbak! Aku baru inget sesuatu!" Kemudian Alesia menuju kamarnya sendiri, membiarkan Yuni membereskan sisanya.

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang