*Cantik nggak tuh Miss Dena? Cantikan mana nih ama Miss Clarissa? Hehehe:"
Vote komennya jangan lupa ya!!
Happy Reading All!
***
Ruang Kepala Sekolah
Beberapa orang terlihat sedang duduk, memutari meja di tengah-tengah mereka. Ada pria paruh baya, ada juga siswa SMA, dan jangan lupa sama tokoh utama kita. Mereka sekarang lagi bahas perbuatan salah satu siswa SMA Garuda, yang menculik guru dari sekolah lain cuman karena dendam semata.
Tentu tidak bisa dimaafkan gitu aja, melihat dari baiknya akreditasi SMA Garuda, perbuatan siswanya ini jelas bikin nama SMA Garuda kembali tercoreng, setelah beberapa waktu lalu terseret dalam peristiwa tawuran yang disebabkan oleh siswa yang sama.
"Jadi, apa keputusan bapak terkait hukuman yang harus diterima oleh siswa saya karena telah berani menculik bahkan mengancam salah satu guru sekolah anda?" Tanya Pak Anton, kepala sekolah SMA Garuda.
"Sepertinya, Aksa dan Bu Clarissa yang lebih berhak untuk memberikan hukumannya, karena mereka berdua adalah korban dari aksi nekat yang dilakukan oleh Nando Pratama, bukan begitu Pak Anton?" Jawab Pak Rudy tegas.
Aksa dan Miss Clarissa saling pandang, bingung harus bersikap gimana. Sebenernya Aksa ngerasa heran, sejak mereka ketemu di ruangan Pak Rudy ini, mendadak Miss Clarissa balik lagi ke setelan pabrik, jadi lebih dingin malah, kayak kulkas dua pintu.
"Sudah memutuskan hukuman yang pantas untuk siswa saya? Hm?" Tanya Pak Anton sambil menyeruput tehnya pelan. Santai amat pak.
"Saya pikir lebih baik anda saja yang memberikan hukuman pada Nando, Pak Anton. Hukuman yang bisa membuatnya jera dan tidak lagi mengulangi perbuatannya." Giliran Miss Clarissa sekarang yang angkat bicara.
"Hukuman yang membuat dia jera?" Ucap Pak Anton mengulangi ucapan Miss Clarissa. Beliau terlihat sedang memikirkan kira-kira apa hukuman yang pantas untuk seorang Nando, dilihat dari kelakuan-kelakuannya selama ini.
"Baik, akan saya putuskan hukuman itu setelah bermusyawarah dengan guru SMA Garuda yang lain," putus Pak Anton kemudian.
"Terimakasih atas kerja samanya, Pak." Pak Anton berdiri, lalu menyalami Pak Rudy dan semua orang yang ada di sana, diikuti oleh Nando dan teman-temannya.
Waktu giliran Nando menyalami Aksa, sebuah senyum songong terukir jelas di wajah Aksa. "Tuhan tuh adil ya, Do. Lu percaya karma nggak? Kalo gue sih percaya, heheh." Muka Nando langsung berubah merah karena nahan marah abis denger ucapan Aksa, tapi Aksa nggak peduli soal itu.
Setelah kepergian kepala sekolah SMA Garuda dan muridnya, Pak Rudy juga mempersilakan Aksa sama Miss Clarissa buat balik ke kelas.
Sebenarnya, sekarang itu jamnya Miss Clarissa ngajar di kelas Aksa. Langsung, Aksa ngajak Miss Clarissa buat barengan jalan ke kelas.
"Ke kelas yuk Miss, Miss ngajar di kelas saya kan sekarang?" Tawar Aksa.
Miss Clarissa cuman diem, nggak nanggepin tawaran Aksa, dan malah natap sinis ke Aksa. Bikin Aksa jadi makin bingung, salah apalagi dia?
"Miss kenapa? Lagi sariawan? Nggak bisa ngomong? Tadi di jalan kejedot kaca mobil apa gimana?" Tanya Aksa merepet kek bajaj, yang cuman dijawab pake tatapan jengahnya Miss Clarissa.
Sepanjang koridor Aksa terus aja ngikutin Miss Clarissa sambil nanya nanya nggak jelas yang mungkin, makin bikin kuping Miss Clarissa panas. Sampe nggak kerasa mereka uda berada di depan pintu kelas sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Girlfriend #Lesbianstory
Teen FictionClarissa Felysia, beruang kutub SMA Angkasa, mampu memukau salah seorang muridnya. Aufrey Aksa Makayla, satu-satunya manusia yang berani mengusik beruang kutub di SMA Angkasa. Berhasilkah Aksa menghancurkan dinding kokoh yang dibuat Clarissa? Apakah...