Hola! I'm back! Serius, nyari inspirasi dan mood buat nulis ternyata susah juga yak:v
Maaf lama updatenya:(
Selamat Membaca! Vote Komen jangan lupa yaa!
***
Setelah adegan gendong menggendong yang akhirnya jadi tontonan warga sekolah, Aksa dan Miss Clarissa pun pergi ke uks buat diobati. Waktu perawat di uks lagi mengompres kaki Clarissa yang terkilir, Aksa cuman bisa bergidik ngeri liatnya. "Nggak sakit emang Miss?" Tanyanya ngilu.
"Ya sakit, tapi harus ditahan lah kalau mau sembuh," bales Clarissa. Sementara si Aksa ngelihatnya aja udah mau nangis.
"Nah, udah selesai. Mungkin seminggu ke depan kakinya agak susah buat jalan. Bisa dibantu pake kruk dulu kok Miss sementara waktu," jelas si perawat. Clarissa mengangguk paham. Walau beberapa hari ke depan dia pasti bakal kesusahan buat ngajar, tapi ya mau gimana lagi. Nggak mungkin dia minta cuti lama buat recovery kakinya. Mana dia tinggal sendiri, jadi independent woman mah emang susah-susah gampang.
Kelar Miss Clarissa diobatin, sekarang giliran si Aksa ngurusin luka babak belurnya. Clarissa natap Aksa, lebih ke melotot sih sebenernya, kayak berusaha nyuruh muridnya itu ngobatin lukanya. "N-nggak usah Miss, nggak papa, beneran! Saya nggak luka kok, serius!" Tolak Aksa ngeri.
"Aksa sini!" Panggil Clarissa kekeuh. Sejengkel-jengkelnya Clarissa ke Aksa, emang ada guru yang tetep cuek walaupun liat muridnya sakit? Mana Aksa udah nolongin dia tadi.
"Saya nggak papa miss, beneran! Nanti jajan juga sembuh ini," tolak Aksa lagi,
"Kamu tuh ya, berani kena pukul tapi nggak berani diobatin. Liat itu muka kamu babak belur! Nggak usah sok jadi jagoan kalau sama saya, cepetan kesini Aksa Aufrey Makayla!" Miss Clarissa yang udah jengkel pun sampe manggil nama lengkap Aksa.
"Perih Miss. Nggak usah aja yah? Yah yah yah?" Rengek Aksa coba negosiasi.
"Nggak! Pokoknya harus di obati sekarang. Nanti infeksi kalau kamu biarin terus-terusan Aksa. Bisa nggak sih sekali aja dengerin omongan saya," omel Miss Clarissa lagi.
Aksa nunduk, tapi jalan ke ruang periksa sesuai suruhan Clarissa. Dari tadi dia cuman berdiri di depan pintu uks, nggak berani masuk karena liat obat-obatan aja udah bikin Aksa ngeri.
"Tahan bentar ya Saa, lagian cowok kok takut beginian doang sih," ledek perawat di uks.
Aksa mendengus denger ledekan barusan. Bisa-bisanya dia dikatain cowok, mana dibilang takut diobatin lagi. "Saya kan masih ce-WEK!" bales Aksa sekaligus teriak waktu mukanya diolesin obat antiseptic.
"Woii woii pelan woii! Sakit beneran ini, serius kagak bohong! Huaaa mamihh!" Aksa teriak-teriak kayak orang kesetanan.
"Ck ck ck, Aksa Aksa. Kamu lo, badan gede, berantem sana sini, di sekolah nggak ada yang berani sama kamu, masa diobatin begini doang takut," heran Clarissa sekaligus ngeledek.
"Miss tapi ini beneran sakit, Miss! Miss aja sini yang diobatin biar tau rasanya," kesel Aksa.
"Oh, bener ya? Mau gantian? Kamu yang kakinya gabisa jalan? Saya babak belur gitu doang paling besok sore sembuh. Gausah banyak ngeluh deh, malu diledekin yang lain!" Cerocos Clarissa tapi ujung-ujungnya juga ngedeketin Aksa. Halahh:v
"Mana sih yang sakit? Oh ini. Ya ampun Sa... Luka segini doang kamu teriak-teriak kayak lagi sakaratul maut," Ucap Clarissa habis ngelihat luka Aksa.
"Nah, udah selesai ya MBAK Aksa," ucap si perawat menekankan kata mbak ke Aksa."Jangan kena air dulu sampai obatnya kering," jelas si perawat, sementara Aksa mengangguk patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Girlfriend #Lesbianstory
Teen FictionClarissa Felysia, beruang kutub SMA Angkasa, mampu memukau salah seorang muridnya. Aufrey Aksa Makayla, satu-satunya manusia yang berani mengusik beruang kutub di SMA Angkasa. Berhasilkah Aksa menghancurkan dinding kokoh yang dibuat Clarissa? Apakah...