"𝕮𝖍𝖆𝖕𝖙𝖊𝖗 𝕱𝖔𝖚𝖗"

321 41 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.

Sayup-sayup terdengar suara kereta kuda mendekat.

"Itu pasti Papa," kata Herin gembira. Ia berlari menuju jendela dan memperhatikan kereta keluarga mereka berhenti di depan pintu masuk Mangstone dari jendela di tingkat dua itu.

"Aku akan menyambut Papa," Herin meninggalkan jendela.

"Tidak perlu," Jeremy memberi saran, "Aku yakin Papa akan segera menuju tempat ini." Herin memperhatikan adiknya lekat-lekat.

"Bagaimana kau tahu?"

"Paduka Raja memanggil Papa pagi-pagi itu sudah cukup menjelaskan ada sesuatu yang penting dan mendesak yang harus segera diselesaikan Papa," jawab Jeremy, "Dan melihat ia pulang lebih awal dari biasanya, aku bisa menebak pasti terjadi sesuatu yang membuat Papa gelisah."

"Kau benar," Herin sependapat, "Tidak biasanya Papa pulang sepagi ini. Apakah ia tidak mampir ke Schewicvic seperti biasanya?"

"Aku yakin ia telah berkeluh kesah pada Earl Aiden. Aku juga percaya Joanna sudah mengetahui semuanya sebelum seorang dari kita mengetahuinya."

"Ya," Herin mendesah sedih, "Setiap kali Papa mempunyai masalah, orang pertama yang diajaknya berunding adalah Earl."

"Apa yang bisa dilakukan oleh kita?" tanya Jeremy, "Kita tidaklah berpengalaman seperti Earl. Wawasan kita juga masih kalah dari Earl. Selain itu, mereka berdua adalah sahabat baik."

"Menurutmu apakah Papa akan membicarakan panggilan Paduka pada kita?"

"Bukan kita," Jeremy meralat, "Tetapi kau. Papa selalu dan selalu mempercayaimu."

"Papa tidak seperti itu," Herin membela ayahnya, "Ia tidak pernah berpikiran seperti itu."

"Kenyataan nya, ia lebih suka membicarakan masalahnya denganmu. Ia lebih mempercayai pendapatmu daripada aku."

"Kau berpikir terlalu banyak," ujar Herin. "Tidak, aku mengatakan kenyataan," sergah Jeremy.

Grand Duke muncul dengan wajah suram nya. Seketika keduanya berdiam diri—menghentikan pertengkaran mereka yang baru saja dimulai.

"Aku perlu bicara." Jeremy berdiri, "Denganmu, Herin," ia memotong.

"Tidak," Grand Duke Jerome membenarkan dan ia menegaskan, "Aku perlu bicara denganmu, Jeremy."

"Aku?" Jeremy tidak percaya. "Sudah kukatakan, Papa juga mempercayaimu," Herin tersenyum penuh arti.

Herin pun berdiri, "Kurasa aku tidak diperlukan di tempat ini. Aku akan melihat bila makan malam sudah siap."

Ratu Pilihan | Markno versTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang