"𝕮𝖍𝖆𝖕𝖙𝖊𝖗 𝕿𝖜𝖔"

398 43 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.

"Utusan Istana datang untuk menjemput Anda, Yang Mulia Grand Duke."

Duke of Krievickie menatap pelayan pria itu dengan bingung.

"Apakah gerangan yang membuat Paduka Raja menjemput Anda sepagi ini?" kata Herin bertanya-tanya.

Grand Duke juga tidak dapat menjawab pertanyaan itu.

"Pasti karena Hector lagi," komentar Jeremy. "Dia memang pembuat masalah.”

"Aku tidak menyukai dia," komentar Herin.

"Marlion tidak akan suka mendengarnya," timpal Jeremy.

"Ya," Herin sependapat, "Ia tidak pernah suka mendengar orang lain mengatakan yang buruk tentang Hector. Tetapi ia juga tidak pernah melakukan sesuatu untuk mengubah sikap sepupunya itu."

"Kurasa ia terlalu membiarkan Hector," komentar Jeremy, "Ia selalu membela Hector di depan semua orang tetapi di baliknya, ia selalu mengomel karena sikap Hector. Dan setiap kali Papalah yang menjadi korbannya."

"Hector terlalu dimanjakan semenjak ia dilahirkan di dunia ini."

"Aku ingin kalian menghentikan pembicaraan ini," Grand Duke meletakkan peralatan makannya, "Akupun tidak senang mendengar kalian membicarakan keburukan Istana."

"Kami membicarakan kebenaran, Papa," Herin membela diri.

"Apapun itu," kata Duke of Krievickie, "Aku berharap aku tidak pernah mendengar hal itu lagi. Membicarakan keburukan mereka berarti membicarakan kegagalanku membesarkan mereka sepeninggal keluarga kerajaan."

Herin langsung terdiam.

Jeremy melirik kakaknya. Matanya menertawakan kakaknya yang mati kutu itu.

Herin membalas lirikan itu dengan tidak senang.

"Aku akan pergi ke Istana sekarang juga," Grand Duke berdiri lalu pada pelayan itu ia berkata, "Tolong sampaikan pada utusan itu aku akan segera berangkat."

"Baik, Yang Mulia Grand Duke," pelayan itu membungkuk lalu meninggalkan Ruang Makan.

“Lanjutkanlah makan pagi kalian," Grand Duke berpesan pada putra-putrinya. “Tanpa membicarakan keburukan istana," tekan nya.

"Baik, Papa," kata Jeremy.

"Istana sudah memberi banyak beban pada Papa," Herin melirik Jeremy, "Kurasa sudah saatnya seseorang memberitahu Marlion dan memintanya memberi istirahat pada Papa. Ia sudah terlalu lelah untuk semua ini."

"Apa boleh buat," kata Jeremy mengangkat bahu, "Papa adalah Grand Duke yang paling berkuasa di samping Raja dan Ratu kerajaan ini."

"Tetapi ini sudah terlalu banyak untuk Papa!" Herin menentang, "Ia sudah menjadi ayah angkat bagi kedua pewaris tahta kerajaan ini semenjak Red Invitation. Ia telah memegang ujung kekuasaan kerajaan ini hingga Marlion naik tahta. Dan sekarang, setelah Marlion menjadi Raja Viering, ia masih harus menjadi penasehat kerajaan. Apakah ini tidak terlalu banyak untuk Papa? Ia sudah tua dan sudah saatnya ia menikmati masa tuanya."

Ratu Pilihan | Markno versTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang