"𝕮𝖍𝖆𝖕𝖙𝖊𝖗 𝕰𝖎𝖌𝖍𝖙𝖊𝖊𝖓"

464 43 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.

Marlion mendobrak pintu dari mana ia mendengar suara Joanna.

Menyadari bahaya yang mengancam Joanna, ia langsung melemparkan pedangnya ke tangan Hector sambil berseru, "Jauhkan tangan kotormu dari Joanna, Hector!"

Pisau di tangan Hector jatuh. Hector merintih kesakitan memegang tangannya yang tergores pedang Marlion. Joanna terkejut. Ia terperangah melihat Marlion berdiri di pintu.

"Apa yang kaulakukan, Joanna!" seru Marlion, "Cepat menjauh!" Teriakan itu langsung membangkitkan akal sehat Joanna. Joanna langsung berlari menjauh.

"Apa kau pikir aku akan melepaskanmu!?" Hector mencabut pedang Marlion yang tertancap di dinding.

Marlion melihat gelagat tidak baik. Hector melemparkan pedang itu ke Joanna.

Marlion langsung menerjang tubuh Joanna tepat sebelum pedang itu mengenai gadis itu. Pedang itu menggores lengan nya sebelum menancap di lantai.

Joanna terkejut. Sebelum ia sempat menyadari apa yang terjadi, Marlion berdiri di depan nya dan membentak murka, "Apa yang kaulakukan, Hector!!?" Tinju Marlion melayang di wajah Hector. Begitu keras tinjunya sehingga Hector jatuh tersungkur.

"Apa kau sadar apa yang sudah kau," Marlion terperanjat. Joanna memeluk tubuhnya erat-erat.

Hector memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur.

"Marlion... Marlion...," panggil gadis itu di sela-sela tangisnya.

Kemarahan Marlion langsung sirna. Marlion membalikkan badan. "Joanna," panggilnya lembut.

"Sudah aman," ia memeluk Joanna erat-erat. "Keadaan sudah aman, Joanna."

Di sela-sela air matanya, Joanna melihat seseorang di belakang Marlion. Sebilah pisau menancap di punggung Marlion....

"Marlion!" pekiknya.

Marlion jatuh menimpa Joanna.

"Kalian berdua akan mati di sini," Hector tertawa, "Kalian akan mati!"

Marlion mencabut pedang di punggungnya.

"Joanna," katanya perlahan sambil menahan sakit. Tangan nya memegang wajah pucat itu. "Tetaplah di sini."

"Kalian adalah pasangan yang menyedihkan. Kalian akan mati di sini."

"Kau...," bertumpu pada lututnya, Marlion berusaha berdiri.

"Kau memang menyedihkan, Marlion," Hector mengejek, "Kau semakin lemah."

"Rupanya wanita jalanan itu sudah merubahmu. Sekarang kau tidak lebih dari seorang pembunuh." Wajah Hector memerah oleh kemarahan.

Ratu Pilihan | Markno versTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang