.
.
.
.
.Perlahan-lahan halaman Schewicvic dipenuhi oleh kereta para tamu undangan.
Para wanita tampak cantik dan anggun dalam balutan gaun mereka yang berwarna-warni. Para pria tampak gagah dalam baju resmi mereka. Senyum tersungging di setiap wajah yang meramaikan Schewicvic.
Berbagai macam bunga yang berwarna-warni tertata rapi di setiap sudut Schewicvic. Taman Schewicvic yang telah ditata cantik sejak seminggu lalu, siap menampung setiap hadirin yang ingin menikmati keindahan Schewicvic.
Setiap orang berkumpul dan berbincang-bincang dengan teman-teman mereka. Ada yang tengah membicarakan pacuan kuda yang akan berlangsung. Ada yang membicarakan masalah politik dan ada pula yang tengah membicarakan pesta pertunangan ini.
Keheningan dan ketenangan Schewicvic selama sepuluh tahun ini tersibak oleh keceriaan setiap orang yang memenuhi Hall utama Schewicvic.
"Sudah lama Schewicvic tidak seramai ini," komentar Jeremy.
"Ya," guman Grand Duke Jerome, "Aiden tidak suka mengadakan pesta. Ia lebih banyak mengurung diri di Ruang Perpustakaan Schewicvic semenjak kepergian Stephanie."
"Hari ini Earl tampak bahagia," Jeremy melihat Earl yang tidak henti-hentinya menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.
Grand Duke tidak menanggapi. Ia sibuk memperhatikan gerbang belakang Schewicvic.
Dari pintu belakang itulah sang Paduka Raja Marlion akan masuk. Menurut skenario yang mereka buat, Marlion akan dibawa menemui Joanna. Mereka akan diberi kesempatan untuk mengenal satu sama lain. Kemudian mereka berdua akan muncul bersama-sama di Hall utama tempat pesta diselenggarakan. Berdasarkan skenario yang telah mereka sepakati pula, Joanna akan diperkenalkan sebagai kekasih Marlion yang tidak pernah muncul.
Detik-detik menjelang pesta pertunangan ini, semakin banyak orang yang meragukan Joanna. Semakin banyak yang mempertanyakan keputusan Duke of Krievickie. Earl tidak menyukainya. Ia tidak mau seorang pun berpikir Joanna terpilih karena hubungan dekatnya dengan sang Grand Duke. Earl tidak mau putrinya menikah di bawah olok-olok orang lain.
Ketika ia mengeluhkan gencarnya gosip yang terus berkembang ini kepada Grand Duke Jerome, Herin secara tidak sengaja mendengarnya. Dan ialah yang kemudian memikirkan skenario ini. Marlion yang sudah tidak suka kehidupan pribadinya menjadi sarapan setiap orang, langsung menyetujui skenario mendadak ini.
Satu-satunya orang yang tidak setuju adalah Joanna. Ia sempat memberontak kemarin malam hingga Herin khawatir Joanna akan kembali ke sifat lamanya setelah semenjak hari Kamis ia bersikap sangat anggun dan lemah lembut. Namun sayangnya Joanna tidak mempunyai suara. Ia sudah tidak mempunyai suara semenjak ia ditetapkan menjadi calon pengantin Marlion, sang Ratu terpilih Viering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Pilihan | Markno vers
FantastikRatu Pilihan | Markno version Original novel by Sherls Astrella Remake by Angelika . . . Ketika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Marlion tahu ia harus melakukan sesuatu untuk kehormatan kerajaannya. Rakyat sudah b...