.
.
.
.
.Joanna mengintip tempat tidur ayahnya. Ia tersenyum gembira melihat ayahnya masih tidur pulas. Dengan hati-hati ia menutup pintu kamar tidur ayahnya dan menuju teras.
"Semuanya sudah siap, Tuan Puteri," lapor Trevor. Joanna tersenyum senang.
Ini adalah hari Kamis—hari di mana Joanna dapat pergi ke Loudline tanpa pengawasan ayahnya. Setiap hari Kamis pagi Trevor berbelanja keperluan Hielfinberg selama seminggu di Loudline. Di saat itu pulalah Joanna selalu ikut serta. Walaupun Joanna tidak dapat bersikap anggun seperti layaknya seorang lady, ia tetaplah seorang gadis. Joanna menyukai keramaian Loudline dan ia benar-benar menikmati saat-saat ia bermain di sana tanpa pengawasan siapa pun baik itu Earl sendiri, Jeremy maupun Herin!
"Earl tidak akan menyukai ini," seperti biasanya, Wendy mengeluh. Joanna melihat wanita itu dan tersenyum, "Papa tidak akan tahu, ia masih tidur."
"Apa kata Countess bila ia melihat Anda seperti ini," wanita yang telah melayani Joanna semenjak Joanna kecil itu mendesah. Matanya menatap pakaian seorang pelayan yang dikenakan Joanna.
"Aku tidak mempunyai pilihan lain," Joanna membela diri, "Hanya ini satu-satunya gaun yang pantas kukenakan."
"Anda perlu pergi ke penjahit dan membeli beberapa gaun baru yang sesuai dengan ukuran Anda. Saya melihat beberapa gaun Anda sudah kekecilan untuk dikenakan. Anda bisa mengajak Tuan Puteri Herin. Saya yakin ia akan menemani Anda dengan senang hati."
"Aku tidak membutuhkan gaun baru," Joanna menolak, "Tidak untuk saat ini."
Wendy tahu itu. Ia sudah mengenal watak Joanna dengan baik.
Wendy percaya Joanna adalah satu-satunya gadis bangsawan yang sama sekali tidak tertarik untuk mengkoleksi gaun-gaun yang indah beserta aksesorisnya juga perhiasan-perhiasan yang mempesona.
Joanna adalah gadis yang suka tampil apa adanya. Ia juga tidak senang rambut panjangnya ditata rapi. Ia lebih suka membiarkan nya tergerai bebas. Untungnya, Joanna jarang perlu menata rapi rambutnya. Setiap hari dan hampir setiap saat ia berada di sekitar Hielfinberg.
"Apa kata Countess bila melihat Anda pergi seorang diri tanpa sepengetahuan Yang Mulia," lagi-lagi Wendy mendesah.
"Mama tidak akan memarahiku hanya karena aku pergi ke Loudline tanpa sepengetahuan Papa. Lagipula aku tidak sendirian," Joanna membela diri, "Trevor ada bersamaku. Kau boleh ikut bila kau mau."
"Tidak," Wendy menolak, "Saya harus ada bila Yang Mulia menanyakan keberadaan Anda."
"Kau selalu seperti ini," Joanna tertawa geli, "Kau selalu melarangku tetapi kau juga selalu melindungiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Pilihan | Markno vers
FantasyRatu Pilihan | Markno version Original novel by Sherls Astrella Remake by Angelika . . . Ketika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Marlion tahu ia harus melakukan sesuatu untuk kehormatan kerajaannya. Rakyat sudah b...