7. Lintang Sakit

181 32 13
                                    

HAPPY READING

Hai guys aku kembali. APA KABAR KALIAN? BAIK ATAU NGGA?

Aku lama udah ngga up.
Semoga kalian masih semangat untuk baca cerita ini

Go.

***

Esok harinya Lintang masih mendekam dilemari bajunya. Lintang semalam tidur dilemari itu. Bagi Lintang lemari itu tempat yang nyaman untuk tidur. Cewek itu masih saja menangis sambil tersenyum tipis, ia menatap lurus memandangi layar handphone nya yang menampakkan foto bersama keluarganya.

"Mamah... papah... Kaka... Rey..., Lintang kangen, kalian ngga mau pulang? Temuin Lintang?" tanyanya. Matanya sembab karena menangis berjam-jam. Kali ini Lintang benar-benar ingin bertemu dengan keluarganya. Lintang ingin seperti dulu, ia selalu bersama keluarganya.

"Kak Taufan, Lintang capek Kak, Lintang kesepian disini. Lintang pengen Kaka pulang, ngga papa Kak Taufan aja yang pulang biar Mamah sama Papah jaga, Rey," lirih Lintang air matanya mengalir deras jatuh kepipinya.

"Arghh!! Capeek!!"

Ting!

Dean

Gue kecewa sama lo, Lin

Maaf

Maaf? Emang dengan kata maaf
Lo bisa nyembuhin kakinya Rania?

Hah!?

Tulang kaki Rania retak!

Hah? Retak? Gak gak Dean
Aku dorong dia gak kuat kuat.

Lintang!
Gue ingetin sama lo ya, jangan pernah
lo lukain Rania!

SEPENTING ITUKAH RANIA!

.

Lintang shock melihat Dean yang sangat khawatir dengan Rania. Sepenting itukah Rania? Lintang jadi Over thinking apakah memang benar Dean menyayangi Rania lebih dari sahabat? Lintang hanya bisa menahan kecewanya, ia tidak boleh marah kepada Dean.

"Hahaha... Rania sepenting itu ya?"

"Gue ngga penting? Iya gue tau, gue cuman pacar bukan sahabat kok, iya Rania lebih dulu nemuin lo Dean. Iya gue juga sadar diri gue ngga pantes buat lo."

"Kenapa Tuhan!? Semuanya pergi!? Ini ngga adil tuhan!"

"ARGHH! KEPALA GUE SAKIT!! ARGHH!!" teriaknya keras sambil memegang kepalanya yang sakit.

Lintang berteriak sekeras-kerasnya karena rasa sakit menyerang kepala dan jantungnya. Tulang-tulangnya terasa begitu ngilu.

Bruk.

Lintang terjatuh kelantai dengan air mata yang terus mengalir merasakan rasa sakit didalam kepala dan jantungnya. Ia mencoba berdiri tetapi sepertinya tulang-tulangnya tidak mampu menopang tubuhnya.

"TOLONG! SAKITT! TOLONG TOLONG! S__SSAKAIIITHH THOLONGHH" Setelah teriakan itu tiba- tiba mata Lintang tertutup rapat.

***

Luka Lintang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang