9. Pembela Clara

168 32 6
                                    

Happy Reading

Hai hai, aku kembali dengan membawakan bab 9.

Mari langsung baca.
Typo bertebaran.

***

Suasana kantin sekolah kini tengah ricuh banyak siswa siswi berteriak histeris karena melihat langsung kejadian pembullyan yang dilakukan oleh Athala dan Rania. Adapula siswa atau siswi yang live di akun Instagram lambe pedes milik seorang siswi bernama Dania dan Siswa bernama Feri.

"Eh bangsat! bersihin baju Rania atau lo jadi bahan Bullyan," cecar Athala disertai ringaian seram.

Gadis itu menunduk ketakutan tak berani mengangkat kepalanya, ia sudah menangis bahkan badannya pun bergetar karena ketakutan. "I_ya k_ak."

Athala menonyor kepala gadis itu sampai terbentur dengan kaki meja. Gadis itu meringis kesakitan karena jidatnya terbentur kaki meja itu, darah pun mulai keluar dari jidatnya.

"Athala, gue yang salah bukan dia, gue mohon jangan bully dia," ucap Lintang memohon kepada Athala agar membebaskan gadis yang tengah di bully Athala.

Kejadian awalnya Lintang dan Sinta tengah mengantri Makanan di pedagang kantin setelah beberapa menit kemudian makanan mereka pun sudah disiapkan di seterofom. Lintang dan Sinta berjalan santai menuju meja yang sudah mereka pilih dan disisi kanannya ada gadis yang berlari sambil membawa bakso tanpa di sadari gadis itu menabrak Lintang dan bakso milik gadis itu tertumpah di seragam Rania lantas kejadian bully pembullyan pun dimulai.

"Athala gue mohon jangan sakitin dia, gue yang salah."

"APA! LO UDAH BERANI SAMA GUE!" bentak Athala didepan wajah Lintang. Mimik wajahnya begitu  menyeramkan sepertinya tersirat kemarahan yang amat mendalam.

"LO SOK-SOKAN BELAIN DIA!? PADAHAL LO JUGA LEMAH!" hardik Athala mendorong tubuh Lintang kuat sampai terjatuh ke lantai.

PLAK!

Athala menampar pipi kiri Lintang sampai kepala Lintang tertoleh ke kanan dan juga sudut bibirnya berdarah karena tamparan itu sangat keras. Lintang hanya terdiam sambil terduduk. Ia tak berniat untuk melawan atau apapun.

"INI BALASAN BUAT LO!"

"Inikan yang lo mau?!" sentak Athala matanya memerah, wajahnya sudah merah padam akibat amarahnya. Selepas itu Athala berjalan meninggalkan kantin diikuti teman-temannya dan adiknya.

"Kak Lintang ngga papa?" tanya Clara, gadis korban bullyan nya Athala.

"Ngga papa, kamu?"

"Aku ngga papa, kak. Em... maaf ya kak, andai aku ngga nabrak Kaka. Ini salah aku Kak."

"Kamu ngga salah, aku yang salah. Lain kali hati hati ya," ucap Lintang tersenyum lebar walaupun sudut bibirnya terasa sakit apalagi pipi kirinya yang sangat perih.

Clara mengangguk. "Aku ke kelas duluan ya kak." pamitnya lantas meninggalkan kantin.

Kini Sinta membantu Lintang berdiri. Sinta menatap Lintang dengan intens. "Lo ngapain si bantuin dia? Padahal jelas-jelas salah dia, dia yang nabrak lo duluan." celetuk Sinta karena sahabatnya membantu orang yang salah.

Luka Lintang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang