10. Lintang dan Dean Antasea

172 35 14
                                    

Happy Reading

Hai apakabar kalian??

Cus langsung baca.
Typo bertebarab.

***

Dean kini berbaring lemah di ranjang tidurnya. Ia menutup matanya karena ia ingin beristirahat, keadaan Dean kini tengah tidak baik-baik saja, karena ia demam.

"Dean..." sapa Rania yang masuk kedalam kamar Dean.

Dean yang mendengarnya pun langsung membuka matanya dan melihat sosok Rania yang tersenyum sambil membawa satu plastik parcel berisikan buah-buahan dan bukan Rania saja ada Samudra dan Kenzo yang ikut menjenguk Dean.

"Hai, bro," sapa Samudra menaik turunkan alisnya.

"Tos dulu dong, Yan," sahut Kenzo tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang rapih.

"Lo ngga liat, Dean, lagi sakit." Kini Rania menyahut dengan menampol pundak Kenzo.

Plak.

"Sakit Ran, elah jahat amat lo," jawab Kenzo cemberut.

"Tau si Kenjo," kata Samudra kini ikutan menimbrung.

"Nama gue Kenzo! Bukan Kenjo!"

"Terserah gue lah, masih mending gue panggil lo Kenjo, kalo gue panggil lo Abdul gimana."

"Woy, Abdul nama bapak gue!" tukas Kenzo dengan nada sedikit keras.

"Lah, bukannya nama bapak elo Pak Kurniawan?" tanya Samudra mengernyitkan keningnya.

"Abdul Kurniawan, anjeng!"

"Shut! Kenapa kalian pada ribut sih." Rania menyahut untuk memisahkan perdebatan mereka.

"Kalian harusnya ngerti dong, Dean itu lagi sakit kalian malah ribut terus."

Dean hanya diam menatap mereka bertiga. "Udah, Ran emang kebiasaan mereka sukanya ribut," beo Dean menghela nafas panjang. Sudah tidak heran lagi dengan tingkah kedua temannya ini.

"Nah, Ran apa kata Dean, Dean aja ngga papa masa lo kagak. Cie cie ekhem," ledek Kenzo mengedipkan matanya genit.

"Kiw kiw Rania," ledek Samudra.

"Apaan sih kalian, ngaco deh. Diem deh bisa ngga? Ada orang sakit Samudra, Kenzo!"

"Siap Bu boss," ucap mereka bersamaan.

"Athala mana?" tanya Dean menatap Rania.

"Bang Atha lagi pergi. Jadi ngga bisa ikut jenguk lo, maaf ya," ucap Rania tersenyum tipis tak enak hati dengan Dean.

"Ngga papa kok."

"Assalamu'alaikum," sapa seseorang gadis dari balik pintu kamar Dean.

"Iya, siapa?" tanya Dean menatap pintu namun orangnya tak kunjung menampakkan diri.

Lintang masuk kedalam kamar Dean dengan membawa buah-buahan dan roti. Dean pun langsung tersenyum lebar kala melihat Lintang menjenguknya. Lain dengan ketiga Remaja itu yang tiba-tiba tatapannya menjadi sangat sinis. Lintang hanya tersenyum canggung kepada mereka bertiga. Pasalnya teman-teman Dean sangat membencinya.

Luka Lintang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang