Pagi telah tiba, mentari pun kini telah memancarkan sinarnya. Dikala orang lain baru saja membuka mata, para pelayan keluarga Laurent yang tinggal di kediaman utama sudah sibuk dengan tugasnya.
Sebagai informasi, kediaman keluarga Laurent sejak dulu sudah terbagi menjadi tiga bangunan. Yang pertama kediaman utama yang berada di tengah berhadapan langsung dengan gerbang utama, tempat seluruh keluarga tinggal dan anak-anak keluarga Laurent sebelum berumur sepuluh tahun. Yang kedua kediaman vonar yang terletak di sisi kiri kediaman utama, tempat tinggal keturunan Laurent yang kelak menjadi seorang mage dan yang terakhir, kediaman reus yang terletak di sisi kanan kediaman utama. Tempat tinggal keturunan Laurent yang akan menjadi seorang swordman.
Pemisahan itu dilakukan agar konflik yang terjadi di antara anak-anak keluarga Laurent tidak sampai membuat mereka saling melukai.
Sebelum kediaman vonar dan reus dibangun, peristiwa pemilihan hak waris pernah memakan korban. Salah satu anak keluarga Laurent yang terlahir sebagai mage melukai adiknya yang terlahir menjadi swordman karena dirinya ingin merebut hak waris.
Karena itulah kedua bangunan tersebut dibangun.
Dan saat ini seluruh kediaman tengah ribut akibat kabar kedatangan sang Duke Laurent-Arcelio Verel Laurent-yang sudah tidak kembali sekian lama.
Lumiel yang dipilih menjadi salah satu perwakilan pelayan kediaman vonar yang bertugas menyiapkan Eugene dan mengawalnya pergi ke kediaman utama, pun terlihat sama sibuknya.
Dengan pakaian rapihnya serta rambut yang disisir kebelakang, dia bawa troli berisi perlengkapan teh serta pakaian Eugene pergi ke kamar sang Tuan muda.
Dia ketuk pintu kamar dua kali sebelum membukanya. Suasana gelap langsung menyambut Lumiel saat dia masuk ke dalam kamar. Lumiel letakkan troli yang dia bawa cukup jauh dari ranjang Eugene.
"Tuan muda, maaf mengganggu tidur anda. Namun, sekarang sudah waktunya anda untuk bangun."
Srak
Dia buka lebar-lebar gorden yang menutupi jendela, membuat cahaya matahari langsung masuk menerangi seluruh kamar.
Bukannya bangun, Eugene yang merasa terganggu langsung menutupi seluruh tubuhnya, bersembunyi di balik selimut.
Tidak ingin menuruti tingkah kekanakan Eugene, Lumiel pun menghampirinya dan menggoyangkan pelan tubuh sang Tuan muda untuk membangunkannya.
"Tuan muda. Anda harus segera bangun sekarang. Matahari sudah mulai tinggi, anda masih perlu bersiap untuk bertemu Tuan besar."
Srat
Bukan erangan atau ucapan penolakan yang menjawabnya, melainkan ayunan belati yang mengarah tepat ke leher Lumiel dari balik selimut. Lumiel yang melihat itu refleks memundurkan wajahnya menghindar.
Serangan itu disusul dengan kepalan tinju yang mengarah kewajahnya. Kali ini lumiel menangkis serangan tersebut. Eugene tidak mau mengalah.
Dia layangkan pukulan dan menyabetkan belatinya. Satu dua serangan dapat Lumiel hindari, tiga empat lainnya Lumiel tangkis. Eugene menyerang Lumiel secara teratur dan bertubi-tubi, sesekali dia juga menganalisis, mencari peluang.
Namun, tidak ada celah sama sekali. Malah, dirinyalah yang lengah, memperlihatkan celah. Saat Eugene mengarahkan belatinya ke sisi kanan, Lumiel langsung memundurkan kaki kanannya kesamping, menangkap pergelangan tangan Eugene yang tepat di depan wajahnya, dan memutarnya kebelakang tubuh.
"Tuan muda. Waktunya mandi."
"Aduh, aduh, aduh. Sakit, sakit." Eugene meringis kesakitan menepuk-nepuk tangan Lumiel yang menahan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am The Servant Of The Villain
Teen Fiction(WARNING!! BEBERAPA PART MENGANDUNG KATA-KATA KASAR! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA) Rendi Setiawan. Pria kuli biasa yang tidak sengaja bertransmigrasi menjadi seorang pelayan dalam sebuah novel yang dibaca adiknya setelah membual tentang sang tokoh. "Al...