10 : pesta kedewasaan VI

363 60 11
                                    

"Silahkan Tuan. Maaf, hanya ini yang bisa saya hidangkan untuk anda sekarang," ucap Miles sambil menyerahkan dua potong kue kepada kedua pria berbeda generasi itu sebelum kemudian mendudukkan dirinya dihadapan mereka.

"Tidak, saya baik-baik saja dengan ini. Seharusnya saya yang meminta maaf karena memaksa berkunjung dihari libur anda."

"Tidak-tidak, anda tidak perlu meminta maaf, saya sangat senang anda ingin mampir ke toko kecil saya ini."

Lumiel mengembangkan senyumnya menanggapi ungkapan Miles itu, "Saya sering mendengar tentang toko anda dan keahlian anda dalam membuat dan menghias makanan manis dan camilan. Karena itulah saya ingin berkunjung ke toko anda."

"Begitukah?" tanya Miles sambil tersipu malu.

Lumiel tersenyum, kecanggungan tergambar jelas di matanya, sungguh, yang dikatakan Lumiel hanyalah alasan belaka, namun tidak sepenuhnya ungkapan pria berambut biru itu kebohongan. Bukan kue atau makanan toko tersebut yang membuat Lumiel ingin berkunjung, namun Mileslah alasan kuat kenapa Lumiel ada di toko itu sekarang.

Miles Lysender, tokoh paling penting dalam novel <To Become A Ruler> yang sangat melekat diingatan Lumiel. Bukan, Miles menjadi tokoh paling penting bukan karena dia adalah rekan atau tangan kanan sang pemeran utama, melainkan tokoh yang akan membangkitkan kekuatan terbesar sang pemeran utama setelah kematiannya.

Benar, Miles akan menjadi salah satu orang dari pihak pemeran utama yang tetap akan mati bahkan setelah Alston mengulang waktu. Lumiel tidak tau bagaimana saja caranya Miles ini mati, tapi yang dia tau dengan jelas, pria berambut coklat yang tengah tersenyum di depannya ini takdir yang menunggunya adalah kematian di sisi sang pemeran utama. Lumiel sangat mengingat Miles karena adiknya dikehidupan sebelumnya yang begitu murka setelah mengetahui kematian Miles bahkan setelah Alston sudah memutar waktu.

Lalu di sinilah permasalahannya. Karena kemurahan hati yang dimiliki Lumiel, peran yang seharusnya dimiliki oleh Miles berpindah kepadanya. Ya, dialah yang seharusnya menyelamatkan Alston saat dirundung dan menjadi target obsesi sang pemeran utama, dan karena obsesi itulah yang menjadikan Miles sebagai kunci kebangkitan kekuatan Alston tersebut.

Miles tidak akan mungkin menjadi kunci utama jika sang pemeran utama saja tidak memiliki rasa keterikatan pada Miles, dan jika hal itu yang terjadi maka Lumiellah yang akan mati untuk menggantikan Miles. Tentu Lumiel menolak keras takdir tersebut, itulah mengapa saat mengetahui sang tiket keselamatan nyawanya tepat di depan mata membuat Lumiel tanpa sadar tak ingin melepaskan dan membiarkan pria berambut coklat di depannya begitu saja, alhasil sekarang dia termenung memikirkan cara yang harus dia lakukan akibat tindakan impulsifnya itu.

"Kalau begitu saya akan mencobanya. Terima kasih untuk makanannya."

Lumiel mengambil garpu yang ada dan mulai menyuapkan kue yang diberikan Miles kedalam mulutnya. Lumiel sedikit mengangkat alisnya terkejut, rasa manis buah dan lembutnya kue langsung memenuhi mulutnya. Ternyata apa yang di dengarnya bukan hanya bualan semata, Miles memang berbakat dalam hal ini.

'Hm, patutlah salah satu alasan MC bucin ke Miles karena makanannya ini. Enak kalilah kuenya ini,' batin Lumiel mengalihkan atensinya kepada Alston yang terlihat terdiam menatap kue biru yang ada di hadapannya.

"Al cobalah makan kuenya. Kakak yakin Al akan menyukainya," ucap Lumiel membujuk.

Alston semula menatap pria berambut biru yang duduk di samping kananya sejenak sebelum mulai menyuapkan kue itu kedalam mulutnya. Sesuai dugaan Lumiel, senyum cerah langsung terukir di wajah bocah berambut hitam itu.

"Ini enak," ucapnya dan melanjutkan makannya.

"Syukurlah jika kamu menyukainya." Senyum cerah juga tampak terlukis di wajah Miles saat mata coklat pria itu menatap lucu kearah Alston yang sibuk dengan kuenya.

I Am The Servant Of The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang