Tamu-Tamu Langit

Tanpa Pertemuan aku berharap kamu tidak lagi mencintai orang lain selain diriku

Bulan Sepotong Semangka

Bunga pelastik tidak akan lebih indah dari dandelion

Bulan sepotong semangka temaram berselimut hening kebisuan

Disepanjang lorong-lorong sunyi

Kamu Abadi!

"Aku lagi ganteng loh, sayang kalau kamu ngga telepon hari ini"

"aku juga lagi cantik hari ini"

"jadi kamu ngga mau ngalah, aku lagi ganteng banget loh serius"

UIN Banten akan selalu menjadi cerita indah bagi keduanya, akan tetap hidup di setiap nadi mereka berdua. Jalanan kota serang tidak akan pernah ikhlas dan akan selalu bertanya bila satu diantara mereka terpisah.

"Aku akan menjadi luka yang paling menyakitkan jika suatu hari diantara kalian terpisah, tubuhku tidak akan pernah ikhlas kalian lewati dan akan terus bertanya jika benar kalian terpisah, kupastikan hati kalian terluka."

Kelembabaan udara daerah tropis menciptakan suasana langit menjadi sendu. Berdua dalam perjalanan menuju Baduy di kabupaten lebak. Apakah lelaki itu sudah merencanakannya sebelumnya? jawabannya tentu tidak.

Awal yang menjadi biasa, Deswita semakin dalam menyimpan perasaannya, sampai makanpun ia paling senang berdua. Dengan tangan yang masih menyuapi Deswita, lelaki itu bilang

"ayang, kita ke Baduy yuk."

"hmmm, ayo. sekarang banget?" Jawab Deswita yang sambil mengunyah nasi padang di suapi Dasrial.

"yu, abisin dulu makannya"

Deswita menjadi ketersambungan dari apa yang tadinya bersifat imajinasi menjadi realis. Intensitas pertemuan membawa hubungan semakin statis. Hingga saat ini, lelaki itu masih menggengam janjinya. Deswita tau itu tidak mudah.

Setelah selesai makan, di sekitar pukul 01.00 siang mereka tidak menunda-nunda. "oh ia aku bawa susu SGM yah, enak tau" Deswita sebelum berangkat'

"ia, tapi ada helm 2 kan?"

"ada, kita pake punya nanda aja"

Petualangan dimulai.

Entah darimana asalnya? lelaki itu paling bisa membuat hal menjadi lucu, begitupun pada saat mau berangkat, Deswita tidak tau motor siapa yang dipinjam kekasihnya itu.

Sepanjang perjalanan menuju Baduy, satu persatu nama-nama mulai Deswita sebutkan maksudnya ia perkenalkan, salahsatunya nanda, teman satu kost. Yang sebentar lagi akan selesai studinya tahun ini.

Tidak terkecuali Rei, lelaki yang dulu pernah menjadi tuan rumah di hatinya. Apakah lelaki itu cemburu?.

Deswita tau lelaki yang duduk di depannya itu tidak akan cemburu, justru berusaha me recall ingatan Deswita saat bersama Rei.

Tidak ada hati yang benar-benar kosong. percayalah kalaupun ada seseorang yang mengklaim dirinya sendiri, bisa saja orang itu menjaga hatinya untuk seseorang yang tidak pernah ikhlas dia ganti oleh siapapun, karena hati tidak akan pernah sepi. Percayalah!

"Aku mau cerita" ucap Dasrial yang fokus membawa motor

"cerita sayang, kamu mau cerita apa?

"dulu pernah ada nenek-nenek jatuh dari motor"

"motor siapa, Ko bisa?"

"ia bisa, tau ngga kenapa?

"engga tau, emang gimana ceritanya ko bisa sampe jatuh ?"

"jadi begini, nenek-nenek itu jatuh cuma karena hal spele, dia lupa pegangan waktu naik motor sama suaminya"

"hmmm. Siap ayang aku pegangan"

Pepohon di sepanjang jalan menuju baduy tersipu melihat percakapan dua insan yang semakin jatuh dalam lubang cinta yang mereka buat, sebagai hadiahnya pepohonan bergerak meliuk menciptakan kesejukan.

Para pejalan tanpa alas kaki lengkap dengan baju hitam dan selendang biru bermotif batik, masyarakat menyebutnya lomar senada dengan warna kesejukan, melintas dengan penuh hingar ketenangan karena jauh dari kebisingan kota, para orang tua suku baduy pulang secara berkelompok membawa hasil kebunnya, seperti kayu bakar dan bahan makanan yang baru di ambil dari huma,.

Orang-orang di kota berusaha mencari kesejukan, kedamaian ketenangan sementara orang-orang suku baduy mendapatkan keistimewaan dari tuhan dengan penuh kesederhanaan dan juga masih mempertahankan adat serta budayanya,, masih memegang amanah para sesepuh dan leluhurnya orang Baduy menyebutnya Pu'un.

Begitu juga Dasrial, di mata dan hatinya hanya tertera satu nama, bahkan sampai saat tulisan ini terbaca, Deswita akan tetap abadi sebagai satu-satunya perempuan yang mampu meluluhkan hatinya, baginya Deswita adalah jelmaan kesejukan, kedamaian dan ketenangan.

Hati mereka sudah saling mengikat, terjadi keterhubungan spiritual istimewa diantara keduanya. Dasrial adalah lelaki yang begitu sensitive sehingga ia tau apa yang sedang terjadi dalam suasana kebatinan kekasihnya.

Waktupun kian sore mereka tiba sekitar pukul 03.30 Sore, keduanya segera mengabadikan momen dengan memngambil photo di beberapa spot seperti tugu selamat datang dan rumah-rumah adat.

waktu yang terlalu sore tidak memungkinkan keduanya berlam-lama, mengingat jarak yang begtu lumayan jauh, keduanya memutuskan untuk segera kembali ke serang. Dan asrial sengaja mencari jalan baru sepulang dari Baduy dengan mengambil jalur yang dia tidak tau sekaligus dengan sengaja mematikan maapsnya.

"aku tuh aneh sama kamu, apa coba maksudnya lewat sini?

"dalam ilmu ke filsafatan, ada beberapa hal kenapa seseorang itu bisa tau"

"nanti kalau nyasar gimana?"

"kan bareng aku"

"sumpah, ampun aku tuh sayang kita ini nyasar!"

"Dengerin, ada orang yang tau karena ke sok tauannya, ada orang yang tau karena ke tidak tauannya, ada orang yang tau karena dia benar-benar tau, dan ada juga orang yang tau karena usahanya. belum nyebrang pulau jawa sayang tenang aja."

Lelaki itu memang keras kepala, sangat keras kepala, namun Dasrial mampu menenangkan Deswita yang cerewet, tidak lama setelah percakapan selesai "Lihat itu! kamu suka?" Dasrial mengadahkan pandangan, mengajak Deswita menoleh ke sebelah kanan jalan.

" ihhh ko kita ke sini, aku suka ayang bagus pemandangannya, kok kamu tau lewat sini?"

Dasrial hanya tersenyum melihat kekasihnya yang begitu senang melihat pemandangan bukit kepala sawit yang begitu sangat luas

bersama tamu-tamu langit kepala mereka dibasuh gerimis panas di sepanjang perjalanan pulang dan dihadiahi pemandangan bukit kelapa sawit yang sebagian pemiliknya bukan lagi orang-orang setempat.