Chapter 17

131 8 0
                                    

"kenapa senang sekali memendam masalah sendiri?" Cassiopeia terjengit ketika Pansy yang tiba-tiba bertanya pada Cassiopeia seolah sudah mengetahui eksistensinya selama ini.

"Hah? Masalah? Apa yang kau maksud?" Cassiopeia masih berusaha mengelak dari pertanyaan Pansy yang bagaikan ultimatum bagi dirinya sendiri.

"Kamu tahu, tadi pagi kamu menghilang dan aku sendiri lihat kalau kamu lagi ngobrol dengan si kembar Weasley. Dan siang ini, kamu juga bersekongkol dengan si kembar Weasley.

Kamu minta tolong ke mereka seolah kamu sudah dekat dengan mereka. Sedangkan ada teman-teman dekatmu yang secara sukarela bantu kamu.

Bahkan ada sepupumu juga yang jelas-jelas bakal bantu kamu. Seengak percaya itu kah kamu ke kita?

Kalau kamu memang nggak percaya sama kita untuk bantuin kamu, seengaknya cerita ke kita."

Mendengar ucapan Pansy yang sangat panjang, Cassiopeia tidak dapat menyanggahnya. Bagaimanapun ia merasa bersalah pada temannya ini. Dan seluruh perkataan temannya ini seratus persen benar. Tak ada satupun bagian yang salah.

"Soal itu," belum selesai satu kalimat Cassiopeia ucapkan, Pansy sudah mencegahnya berbicara dengan memotong kalimatnya dan berkata, "sudahlah, aku tidak perlu itu. Lagipula ini bukan urusanku, dan ya, itu terserah padamu mau percaya pada kami atau tidak."

Pansy berlalu keluar dari kamar usai mengatakan hal tersebut. Membuahkan Cassiopeia yang terduduk tak percaya melihat perlakuan Pansy padanya.

Pintu yang tertutup rapat menjadi tanda berakhirnya komunikasi antara Pansy dan Cassiopeia malam itu.

Tidak ada yang memulai percakapan hingga pagi ini. Walau di Great hall mereka duduk bersebelahan, Pansy tetap tidak mau mengajak Cassiopeia untuk berbicara.

Tidak hanya Pansy, teman-temannya yang lain juga melakukan hal yang sama. Semuanya bersikap seolah tak ada masalah, namun membiarkan Cassiopeia sendiri tanpa ada yang mau berbicara dengannya.

Meja Slytherin masih ramai seperti biasa. Yang tidak biasa adalah Cassiopeia yang selalu diam. Sebenarnya tidak begitu aneh melihat Cassiopeia diam saja. Yang aneh adalah Cassiopeia yang tidak berbicara dengan teman-temannya.

Karena merasa diabaikan, Cassiopeia memilih untuk makan dalam diam sembari mendengarkan percakapan yang berlangsung. Semua percakapan itu sangat berguna bagi Cassiopeia. Seluruhnya mengandung informasi detail. Jujur, itu adalah hal yang biasa. Percakapan dari mulut ke mulut adalah pemberitaan informasi yang lebih baik daripada melalui selebaran informasi yang disebar. 

Sekitar 30 menit Cassiopeia mendengarkan, sudah banyak hal yang ia dapatkan. Seperti Potter dan kawannya yang membuat perkumpulan sendiri dan sedang dalam proses untuk di kenai sangsi oleh Umbridge, yang tentu dibantu dengan pasukannya. Sungguh menyebalkan. 

Tak hanya itu, rupanya Cassiopeia juga telah melewatkan begitu banyak informasi. Seperti peraturan sekolah yang makin banyak dan makin tak masuk akal.

Ia juga mendengar tentang Umbridge yang mengadakan inspeksi dadakan pada setiap guru. Bahkan Profesor Trelawney dipecat dan hampir diusir setelah membacakan ramalan yang cukup nyeleneh tentang Umbridge.

Terakhir, ia mendengar tentang Dumbledore yang seolah menutup mata dan telinganya terhadap Potter. Membuahkan beberapa anak Slytherin senang akan hal itu.

Karena jujur saja, Slytherin selalu nyaris mendapat piala asrama. Semua itu katrna Dumbledore yang selalu saja memberikan poin terhadap sekecil apapun perbuatan keren yang Potter buat. Maka dengan ketidak pedulian Dumbledore pada Potter tahun ini, dapat membuat Slytherin sedikit lebih unggul. Semoga saja.

Lama sekali teman-temannya tidak berniat mengajak Cassiopeia untuk bercengkrama. Bahkan sudah lama ketika ada kesempatan untuk ke Hogsmeade, Pansy tidak mengajaknya untuk bersama.

Semua itu masih Cassiopeia hiraukan karena ia tahu bahwa itu adalah salahnya.

Hingga akhirnya pada akhir tahunnya, Pansy berlarian di peron stasiun mencari Cassiopeia yang tertutup banyaknya orang.

"Cass, kau sudah dengar?"

"Kau kenapa? Dan dengar tentang apa?"

"Sirius. Sirius Black, pamanmu, ia sudah tiada." Pansy berucap dengan napasnya yang tersengal.

"Tunggu, tiada? Maksudmu meninggal?" 

Pansy tidak menjawab. Ia hanya diam memperhatikan Cassiopeia yang juga terdiam dengan mata yang sedikit berkaca.

"Hhh, ya, terima kasih dan sekali lagi, aku minta maaf." Usai berkata demikian, Cassiopeia berbalik arah dan segera pergi menuju rumahnya di dunia muggle.

Pansy tak sempat mengucapkan apapun pada Cassiopeia karena tahu jika Cassiopeia masih merasa bersalah dan merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk dimaafkan. Namun yang aneh, Cassiopeia malah terus menerus meminta maaf semenjak Pansy memilih untuk mendiamkan Cassiopeia.

Cassiopeia hanya berjalan dalam diam tanpa ingin berkata apapun. Ia sempat berhenti di salah satu taman untuk duduk di sana dan menjernihkan pikirannya.

"Hey nak, kenapa murung?" Terlihat seorang wanita yang sudah berumur duduk di sebelah Cassiopeia.

Teguran dari wanita itu cukup untuk membuat Cassiopeia sadar dari lamunannya. Ia hanya tersenyum dan menggeleng seadanya pada wanita itu. 

"Baiklah, aku tak akan memaksa, tapi jangan murung begitu, tidak baik jika wanita cantik terlihat murung sendirian begini."

Sekali lagi, Cassiopeia tidak menjawab perkataan wanita tersebut. Ia tetap menatap lurus ke arah gerombolan anak-anak yang sedang bermain di dalam bak pasir yang ada di sana.

"Saya permisi," ucap Cassiopeia sambil berdiri dari duduknya dan pergi menjauh meninggalkan wanita tadi. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

another blackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang