Chapter 13

94 6 0
                                    

Thanks
.
.
.

Hari terus berlalu. Kedua sekolah yang berkunjung di Hogwarts sudah kembali. Nama Cedric Diggory dan Harry Potter makin melambung tinggi. Begitu pula dengan nama Cassiopeia. Ia menjadi banyak dikenal oleh anak di luar asramanya.

Ini sudah akhir tahun pelajarannya. Ketika sudah sampai di stasiun King Cross, ia melihat sosok Cedric Diggory berjalan ke arahnya.

"Hai," sapa Cedric.

"Ya, hai juga."

"Pertama, kita mungkin memang tidak kenal, tapi yang ingin ku katakan adalah, aku berterima kasih kau sudah membantuku."

Sesudah mengatakan hal itu, Cassiopeia langsung pergi meninggalkan Cedric yang masih tersenyum canggung.

Cassiopeia segera pergi meninggalkan stasiun dan pergi untuk kembali ke apartemen miliknya. Cassiopeia sebenarnya ditawari bibinya untuk tinggal bersama. Namun, Cassiopeia menolak. Ia memang baru berumur 14 tahun. Namun, hanya dengan bekerja paruh waktu, itu cukup untuk menambah uang untuk biaya hidupnya seorang diri.

Saat itu, lift masih berbentuk sederhana. Apartemen tempat Cassiopeia tinggal berada di salah satu daerah elit pada zaman itu.

Belum banyak orang yang tinggal disana. Biaya sewa yang lumayan tinggi disebabkan oleh letak strategis gedung itu.

Perabotan dalam apartemen Cassiopeia tidak banyak. Ia hanya tinggal seorang diri.

Tinggal menunggu September, ia akan berangkat lagi.

Hari-harinya berjalan seperti sebelum ia masuk Hogwarts. Seperti berjalan ke taman, membeli keperluannya, dan bersih-bersih, semua tetap sama.

Yang berbeda hanyalah tambahan untuk membersihkan luka-lukanya. Ia cukup mendapat luka yang parah ketika berhadapan dengan Voldemort.

Pada malam hari, ketika ia hendak mengompres tangan kirinya yang tercetak tanda kegelapan, ia melamun memikirkan apa yang dikatakan oleh Barty Crouch Junior.

Buku tua lembali dibuka. Tampak semakin kusam dibanding satu tahun lalu. Lembarannya makin menguning, bersama kertas yang makin rapuh.

Sudah ada banyak coretan yang ditambah oleh Cassiopeia ketika berada di dalam kereta.

Seluruh tinta merah sudah terlihat membanjiri buku itu. Bahkan, itu semua belum mengerucut pada satu orang, ataupun satu waktu.

Ia benar-benar harus bertanya pada seseorang yang mengenal ayah maupun bibinya. Tidak mungkin jika bertanya pada aunty Cissy. Ia akan menghindar bahkan sebelum pertanyaan selesai diucapkan.

Harus seseorang yang tidak akan menghindar saat ditanya. Bahkan, jika memungkinkan, ia akan memaksa agar orang yang ditanyainya meminum ramuan veritaserum. Itu akan sangat membantunya.

Buku itu kembali diletakkan di atas meja makan, dan ditinggal begitu saja. Pemiliknya sedang berjalan ke arah kulkas untuk mencari minuman dingin.

Cassiopeia tetap harus menjaga kepalanya untuk tetap dingin. Ia tak akan bisa bekerja dan berpikir dengan keadaan kepala yang panas.

another blackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang