pencemaran nama baik keluarga Smith

77 3 1
                                    

Enam pemuda itu tengah memantau cctv depan di ruangan atas.

Clarissa tengah mengutak-atik laptop nya seraya mencari rekaman cctv kemarin.

Tepat ketika 7 inti Silent Boom menjenguk keadaan Tissa yang semakin parah. Satpam mengarahkan mereka tuk memarkirkan motor ninjanya di garasi bawah.

Saat ke tujuh inti Silent Boom memasuki rumah. Ada 2 orang berpakaian serba hitam lengkap dengan penutup wajah tengah menuangkan sebuah botol berisi cairan ke sapu tangan berwarna putih.

1 orang mengalihkan perhatian satpam dengan menampakkan dirinya. Dan 1 orang lagi mengendap-endap dari belakang untuk menyekap hidung penjaga itu menggunakan sapu tangannya.

Seketika satpam itu pingsan ketika menghirup aromanya.

"Ada begitu banyak satpam disini, kemana semuanya pergi?" tanya Zhiro.

"Tiga satpam izin pulang kampung untuk sementara waktu. Dan satunya lagi, berhalangan hadir karena anaknya sedang sakit," jawab Clarissa.

Dua orang itu berpencar berbeda arah. Satu menuju rumah belakang, dan satunya lagi masuk kedalam pintu utama.

"Coba alihkan ke ruang tamu," celetuk Ocha.

Clarissa kembali mengutak-atik lap top nya dan meng-klik rekaman cctv di ruang tamu.

Terlihat Nio turun dari tangga lalu mengambil sebuah botol yang berisi minyak angin.

"Wait, ngapain Nio ngambil minyak angin?" tanya Clarissa.

"Waktu Tissa meninggal elo pingsan Nio turun kebawah untuk mengambil minyak angin biar lu sadar," sahut Arhan.

Clarissa menganggukkan kepalanya dan terus memantau pergerakan Nio.

Terlihat Nio membalikkan tubuhnya dan segera mengejar sesuatu.

"Apa yang Nio kejar?" tanya Zhiro.

"Ck. Cctv gua membelakangi pintu," kesal Clarissa.

"Lihat rekaman depan," saran Leon.

Clarissa kembali meng-klik cctv bagian depan untuk diperbesar.

Sekarang cctv itu tak berfungsi, rekamannya menjadi tidak jelas.

"Pasti orang itu yang mematikan cctv nya," celetuk Arhan.

Rekaman itu kembali normal setelah Nio membiarkan orang itu pergi dengan selamat. Tak lama kemudian Leon datang, kedua pria itu terkejut satu sama lain.

"Kok ada elo, atau jangan-jangan elo ya pelakunya?" tanya Arkana.

"Gu-gua?" tanya Leon terbata-bata.

"Mukanya jangan panik dong, kesannya memang elo dalangnya." Arkana tertawa puas melihat raut wajah Leon.

"Gimana nggak panik? Gua nggak ngapa-ngapain di tuduh," ketus Leon.

Arkanan hanya memamerkan deretan giginya.

"Kenapa ada Lo disitu?" tanya Zhiro.

kebencian dan dendamnya || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang