hanya kenangan

60 0 0
                                    

"Sangat manis bila di ingat namun terasa perih jika harus dirasakan kembali. Setiap masa ada kenangan, dan di setiap kenangan ada pelajaran."

~ Clarissa Azzalea Zath Smith

Beberapa tahun kemudian.

Seorang wanita berpakaian formal menduduki ruang kerjanya dan mengambil sebuah foto di dalam laci mejanya.

Ia mengusap foto yang di lapisi bingkai itu yang sudah sedikit berdebu. Gadis itu adalah Clarissa Azzalea Zath Smith, kini wanita itu sudah berumur 23 tahun dan sekarang ia telah berhasil membangun perusahaannya sendiri.

Kini gadis itu sudah menikah dan mempunyai gadis kecil yang mirip sekali dengannya.

Andrian menutup usia akibat serangan jantung yang di deritanya. Sedangkan Jessica beberapa bulan menyusul suaminya ke surga akibat tak kuat menahan rasa sakit yang ia derita.

Wanita itu memandang foto lengkap keluarga dan gang silent boom yang telah lama asing karena mengejar masa depan masing-masing.

Disana ada Andrian, Jessica, Tissa, dirinya, Nio, Leon, Ocha, Keyla, Arhan dan Arkana yang sangat bahagia di foto.

"Gua kangen masa-masa sekolah. Ternyata benar, masa yang paling bahagia adalah masa sekolah. Apa boleh, gua merasakan nya sekali lagi?" tanya Clarissa.

"Gang silent boom sudah lama bubar. Para pengurusnya sibuk dengan urusannya masing-masing, kenapa kita bisa se-asing ini?" tanya Clarissa.

Tak lama kemudian. Telfon Clarissa berdering menandakan telfon masuk, ia menatap layar di ponselnya.

"Arhan?" gumam Clarissa bertanya.

Klik!

🗣️: Rissa, Zhiro kecelakaan pesawat!

"Apa?! Bagaimana bisa," tanya Clarissa.

🗣️: mending lo segera ke bandara. Nanti gua nyusul bersama istri dan anak gua.

Klik!

Clarissa mematikan telfon nya lalu menghubungi suaminya yang masih berkerja di perusahaan yang berbeda.

"Mas. Zhiro kecelakaan pesawat, aku ke bandara dulu ya nanti kamu nyusul," kata Clarissa berbicara di sebrang telfon.

****

Sesampainya disana ia melihat Nio, Keyla, dan Arkana terduduk lemas ketika membaca daftar nama korban pesawat yang meninggal dunia.

"Ada apa ini, dimana Zhiro?!" tanya Clarissa berteriak.

Keyla meneteskan airmata nya tatapan Keyla membuat hati Clarissa tak tenang. Ia segera menembus lautan manusia yang berkumpul membaca daftar pasien yang telah tiada.

Deg!

Clarissa mendekap mulutnya tak percaya. Zhiro Aldebaran Zath Smith, sudah tiada!

"Dimana jasad Zhiro!" histeris Clarissa.

Mereka semua menunduk tak berani menjawab. Sampai akhirnya seorang pria menjawab pertanyaan Clarissa.

"Ada disini," sahut Zhiro.

Clarissa menatap ke sumber suara dan menemukan Zhiro berdiri dengan selamat sambil membawa sebuah koper ditangannya.

Clarissa dengan cepat berlari dan masuk kedalam pelukan Zhiro yang sudah ia anggap seperti kakak kandungnya sendiri.

Mereka saling berpelukan erat.

Clarissa menangkup wajah Zhiro menggunakan kedua tangannya. "Ini bener lo kan Zhi?"

"Iya adek kecil jillooo, ini nyata karena ane bukan fiksi," sahut Zhiro.

Clarissa kembali masuk kedalam dekapan Zhiro.

"Yaelah. Kenapa lo keluar sekarang sih?" tanya Arhan yang baru saja datang membawa putra kecil dan istrinya.

"Betul tuh. Kan nggak seru," timpal Arkana.

Clarissa mencubit perut Arkana membuat pria itu meringis kesakitan.

"Ini ada apaan sih?!" tanya Clarissa.

"Happy birthday, Ibu!" seru putri kecil yang di gendong oleh suami Clarissa.

"Nah tuh. Anak lo sudah menjawab," timpal Keyla.

Clarissa menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. "Lalu bandara ini?"

"Happy birthday Clarissa," kompak semua orang yang berada di bandara itu.

Clarissa mengganga tak percaya. "Jadi semua ini kejutan?"

"Betul tuh betul," cicit putri kecilnya.

"Tiup lilinnya nya sayang," ucap suami Clarissa memberikan sebuah kue ulang tahun.

"Yey." semua orang bertepuk tangan.

"Selamat ulang tahun istriku," kata suami Clarissa.

"Selamat ulang tahun adek kecil jlllooo," tutur Zhiro.

"Happy birthday Clarissa." Keyla memeluk erat Clarissa begitupun sebaliknya.

Satu persatu dari mereka mulai memberikan selamat kepada Clarissa yang kini berusia 24 tahun.

Tak lama terdengar ....

Dar!

Dar!

Dar!

Suara kembang api menggema diatas langit.

"Kalian telah mempersiapkan semua ini?" tanya Clarissa.

"Iya, Zhiro yang mempunyai rencana ini," sahut Istri Arhan.

Clarissa menatap Zhiro kesal. "Kalau terjadi apa-apa sama lo gimana? Gua khawatir kalau lo kenapa-kenapa, Zhi! Gua nggak mau lo pergi, cukup Papah Mamah saja."

Zhiro mencubit gemas hidung Clarissa. Mereka kembali berpelukan melepaskan rasa rindu yang sudah tersimpan beberapa tahun.

Suami Clarissa menatap bahagia istri nya yang berada dalam dekapan Zhiro. Pria itu tak cemburu ketika istrinya berpelukan dengan Zhiro, karena ia tahu bahwa Zhiro adalah sepupu sekaligus tokoh penting sebelum dirinya.

Mereka saling berpelukan membentuk barisan panjang menatap langit yang kini dihiasi kembang api.

Sangat manis bila di ingat namun terasa perih jika harus dirasakan kembali. Setiap masa ada kenangan, dan di setiap kenangan ada pelajaran, batin Clarissa.

TAMAT

kebencian dan dendamnya || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang