Siapa dalang pembunuhan?!

70 4 1
                                    

Seketika Nio hilang keseimbangan, orang itu mengambil kesempatan dengan memanjat gerbang lalu memasuki mobilnya yang terparkir didepan rumah Clarissa.

Nio bangkit sambil memegangi kepalanya. "Sial."

Ia menatap tajam orang itu yang berhasil lari dari kejarannya. Sambil memegangi kepalanya Nio bangkit dan membalikkan tubuhnya.

"Jadi lo tahu siapa dalang dibalik kematian Tissa?" tanya Keyla.

"Ya. Gua tahu, tapi ini belum pasti. Cuma lo dan gua saja yang tahu," balas Nio.

Keyla mengalihkan tatapannya kearah air mancur sambil berpikir keras.

"Lo bisa jaga rahasia, kan?" tanya Nio.

Keyla menatap dalam manik Nio. "Demi keadilan Tissa, gua rela mengorbankan apapun."

"Good, gua percaya sama lo. Tolong jangan bocorkan berita ini ke siapapun, ya. Janji?" ia menekuk semua jarinya kecuali jari kelingking.

Keyla mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Nio. "Janji."

Nio membisikan sesuatu ke telinga Keyla ... Keyla membuka mulutnya tak percaya.

"Lo yakin, mereka pelakunya?"

"Gua masih ragu. Makanya gua nggak ngomongin ini ke inti Silent boom lainnya, kita harus mencari bukti yang kuat agar tak terjadi fitnah," jelas Nio.

"Ya, kita pasti bisa." Keyla mengangkat satu tangannya ke udara.

Nio melihat perilaku Keyla segera mengangkat tangan dan membalas tos'an itu.

Mereka tersenyum melihat keakuran mereka saat ini. Tapi tak lama, Keyla menempeleng kepala Nio.

"Kebiasaan," kekeh Nio.

****

Di dapur belakang, hanya ada Zhiro dan Clarissa saja. Kemana para pelayan di mansion? Mereka tengah menyiapkan makanan di dapur kotor, tempat mereka memasak.

"Ris, ada yang ingin gua katakan," ucap Zhiro.

"Katakan," jawab Clarissa.

Zhiro mulai menceritakan apa yang ia lihat di parkiran pemakaman tadi siang.

"Lalu apa hubungannya?" tanya Clarissa bingung.

"Gua ragu sama mereka, Lo nggak nyadar?" tanya balik Zhiro.

Clarissa menggelengkan kepalanya.

"Ck, gelagat mereka seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari kita. Gua takut mereka terlibat kasus pembunuhan Tissa," jelas Zhiro.

Clarissa membulatkan matanya tak percaya. "Ini masih dugaan kan? Nanti kita tanya langsung ke orangnya."

"Itu lebih bagus agar tak terjadi ke salah pahaman," sahut Zhiro.

Clarissa menganggukkan kepalanya. "Kita kembali ke depan."

Mereka berjalan menuju ruang tengah. Sesampainya disana, para pelayan tengah menyediakan minuman dan cemilan untuk mereka semua.

kebencian dan dendamnya || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang