Titik Terang Tissa

60 2 0
                                    

"Tepat malam itu saat Tissa meninggal dan Rissa pingsan, Lo kemana?" tanya Zhiro.

Nio menatap Keyla yang berada dihadapannya.

"Sebenarn–"

"Bos, ini salah satu orang dari pasukan asing itu," potong salah satu anggota yang baru saja datang.

Anggota silent boom membanting orang itu yang masih lemah akibat pukulan balok kayu di punggungnya.

Zhiro bangkit lalu menjambak rambut orang itu. "Sekarang katakan, siapa yang menyuruh kalian menyerang markas kami?!"

"A-ampun, gua masih mau hidup," ucap orang itu terbata-bata.

"Katakan sialan!" Zhiro membogem wajah orang itu sampai rahangnya tergeser.

"Dalang di balik semua ini ada di sekitar kalian, dia hanya memainkan peran untuk memanipulasi ka-kalian," jelasnya.

"Siapa orangnya?" tanya Leon yang mulai naik pitam.

"18, 5, 15, 19, da-dan 15, 3, 5, 1."

Arhan menendang kepala orang itu. "Katakan siapa orangnya sialan."

"Seorang pengecut hanya ingin masalah selesai dengan mudah tanpa berusaha," ketusnya.

Rahang para inti Silent Boom mengeras mendengarnya.

"Lepaskan orang ini," titah Zhiro.

"Tapi," kompak semua.

"Kita cari dalangnya dengan cara kita sendiri," jelas Zhiro.

Semua inti dan anggota silent boom menghela napas beratnya.

"Biarkan dia pergi," lanjut Zhiro.

Orang itu berjalan tertatih-tatih meninggalkan markas gang Silent Boom.

"Zhi, lo apa-apaan sih?" tanya Nio. "Lo membiarkan dalang dibalik kasus ini pergi?!" lanjutnya dengan suara meninggi.

"Nggak usah banyak bacot anjing." Zhiro menendang kuat perut Nio.

Nio mundur beberapa langkah karena tendangan dari Zhiro.

Para inti dan anggota silent boom mengangga lebar melihat perdebatan kedua inti gang motor didepan mata mereka.

Tangan kanan Zhiro memegang kerah seragam Nio lalu tangan kirinya di gunakan untuk menunjuk kepala Nio. "Lo pikir gua nggak tahu? Lo dalang di balik semua ini setan."

Lagi dan lagi inti dan anggota gang silent boom dibuat terkejut dengan fakta yang Zhiro bicarakan.

"Jangan-jangan, Nio juga dalang dibalik kematian Tissa?" tanya Ocha.

Clarissa yang mendengar nama Tissa mengeraskan rahangnya kedua tangannya terkepal kuat. "Gua nggak nyangka."

"Kenapa lo setega ini sama kembaran gua?!" sergah Clarissa.

"Adek gua salah apa bangsat?!" Clarissa mendorong tubuh Nio.

"Nio, gua nggak nyangka," timpal anggota lainnya.

kebencian dan dendamnya || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang