tertangkap

57 1 0
                                    

"Lalu setelah itu bagaimana lagi, Ca?" tanya Arkana.

Prang!

Belum sempat Ocha menjawabnya. Terdengar suara piring terjatuh dari arah dapur, semua inti Silent Boom yang menjenguk Ocha bergegas mengecek kebelakang.

"Tikus!" teriak Arkana.

Semua tatapan mereka menatap tikus yang tengah berlari menghindari mereka.

Tak lama setelah itu ....

"Tolong!" jerit Ocha.

Semua saling berpandangan dan berlari menuju kamar Ocha.

Setelah sampai dikamar Ocha. Clarissa memeluk erat sahabatnya yang bergetar ketakutan.

"Ada apa?" tanya Leon.

Zhiro berlahan melangkah mundur lalu keluar dari kamar Ocha. Ia menatap sekeliling rumah itu, dan menemukan seorang pria memakai pakaian serba hitam tengah berlari menuruni tangga.

Zhiro berlari dan mengejar orang itu tanpa sepengetahuan inti gang Silent Boom lainnya.

"Ta-tadi or-orang itu ada di depan pintu se-setelah kalian pergi dari kamar gua," jelas Ocha terbata-bata.

"Lo lihat wajahnya?" tanya Arhan.

"Orang itu memakai penutup wajah berwarna hitam, dan yang terlihat hanya matanya saja," balas Ocha.

"Rissa. Gua takut," lirih Ocha.

"Ada kita disini, dan gua akan selalu melindungi lo." ia mengelus kepala Ocha lembut.

"Sebenarnya siapa orang itu, apakah dia orang yang sama dengan dalang Tissa?" tanya Arkana.

"Jika kasus teror Ocha adalah orang yang sama. Itu berarti, Nio dan Keyla pelakunya!" tegas Clarissa.

"Gua setuju, walaupun mereka belum terbukti bersalah. Bisa jadi, mereka mempunyai niat jahat untuk menyakiti Ocha," timpal Leon.

"Gua nggak setuju," bantah Arhan. "Mereka belum terbukti bersalah, kita nggak boleh menyalahkan mereka tanpa bukti," lanjut Arhan.

"Lo membela mereka karena lo mencintai Keyla. Arhan," sergah Leon.

"Gua membela mereka karena gua tahu mereka nggak bersalah!" bentak Arhan.

"Lo tahu darimana kalau mereka tidak bersalah? Punya bukti?!" tanya Leon.

"Walaupun Arhan nggak mempunyai bukti. Tapi ia tahu bahwa tatapan mereka tak bersalah, mereka difitnah!" timpal Arkana.

"Kana. Lo juga membela penghianat itu?" tanya Ocha.

"Atau jangan-jangan, lo juga terlibat penghianatan itu. Arkana?" tanya Leon.

Rahang Arhan mengeras, ia memegang kerah baju Leon. "Maksud lo apa nuduh adik gua?!"

Leon yang tak terima mengangkat satu tangannya lalu memegang kerah baju Arhan. "Kalau kalian memang nggak terlibat. Nggak perlu mengasihani penghianat itu, setan!"

"Kalian ini apa-apaan sih?!" tanya Clarissa melerai perkelahian itu.

Arkana menarik kakak kembarnya dengan menarik pundak Arhan mundur ke belakang.

"Kalian bukan anak kecil lagi. Kita sahabat, kenapa malah berkelahi?!" tanya Keyla.

"Dia duluan," ketus Leon.

"Leon, sudah!" hardik Arkana.

"Kemana Zhiro?" tanya Ocha ketika menyadari tidak ada Zhiro disini.

Mereka saling melempar pandangan bingung. Kemana Zhiro pergi?

kebencian dan dendamnya || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang