terjebak perasaan?

54 1 0
                                    

Malam telah berganti menjadi pagi. Seperti biasa, pukul 7 para inti Silent Boom sudah berada di area parkir sekolah.

Selain kantin, tempat favorit anak gang motor itu adalah area parkir sekolah. Tentu saja karena banyaknya pohon yang menurut mereka suhunya pas untuk berbincang ringan, dengan angin lembut yang menerpa wajah mereka.

Bel berdering menandakan pelajaran akan segera dimulai. Inti Gang Silent boom mulai melangkah memasuki halaman sekolah.

Ketika sedang berjalan. Kaki Clarissa menginjak sebuah botol plastik yang di buang oleh salah satu siswa sembarangan, ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke belakang.

Clarissa sudah pasrah jika bokong cantiknya akan menyentuh aspal. Tapi tiba-tiba ...

Lah, kok? batin Clarissa bingung.

Gadis itu merasa aneh ketika tubuhnya melayang ke udara. Ia membuka matanya dan terlihat Leon tengah memegang pinggangnya.

Tatapan mereka saling bertemu. Leon menatap Clarissa dalam, begitupun sebaliknya.

Jantung gua, ada apa ini? batin Leon.

Kalau di pikir-pikir. Leon ganteng juga ya? Pesona nya nggak kalah dengan Zhiro, batin Clarissa.

"Ekhm!"

Kedua sejoli itu menyadari ada orang lain di antara mereka. Clarissa mendorong perlahan dada bidang Leon ... Leon pun melepaskan pegangannya dengan perlahan.

"Kiw kiw," goda Arkana.

"Cie cie," timpal Ocha.

"Apaan sih kalian?!" tanya Leon.

"Biasa aja dong. Tuh lihat, pipi Lo merah," cecar Arhan.

Leon berusaha tenang menghadapi sahabatnya yang jail itu walaupun di dalam hatinya berdebar kencang.

Zhiro mengelus rambut Clarissa lembut. "Lo nggak apa-apa?"

"Aman," sahut Clarissa.

"Kalau ada Nio dan Keyla pasti tambah seru," celetuk Arkana.

Seketika suasana menjadi sunyi.

"Kita ke kelas sekarang," titah Clarissa.

"Eh bentar," cegah Leon.

"Kenapa?" kompak semua.

Leon berlutut untuk membenarkan tali sepatu Clarissa yang terlepas.

"Eh lo ngapain?" tanya Clarissa. "Gua bisa sendiri." ia berlutut untuk mengambil alih tali sepatunya.

Leon menyingkirkan tangan Clarissa lembut. "Sudah selesai."

"Lain kali hati-hati." Leon mengusap lembut kepala Clarissa sambil tersenyum tipis.

OMG JANTUNG GUUUUEEEE, batin Clarissa. Zhiro selalu bersikap seperti ini ke gua, tapi kok rasanya berbeda ya ketika di bersama Leon? lanjut batinnya.

Zhiro membuang matanya malas melihat para babedah itu berulah.

Sabar. Zhi, kalau Clarissa tahu Leon dan Ocha adalah dalang kematian Tissa. Besar kemungkinan para persetan itu tidak segan menghabisi Rissa tanpa sepengetahuan gua, batin Zhiro.

Arkana mengandeng tangan Arhan sambil menyenderkan kepalanya ketika melihat kemesraan kedua sahabatnya itu.

Arhan mengusap kepala Arkana yang berada di pundaknya ia juga menyandarkan kepalanya diatas kepala Arkana.

Ocha seketika ingin muntah ketika melihat perilaku sejoli kembar gang Silent Boom.

"Han. Kana, kalian gila ya?" tanya Ocha.

kebencian dan dendamnya || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang