23 ; Pergi

15 3 1
                                    

Vote and Comment! (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧


°

°


"Udah sih Sunghoon! Stop nunjukin inner child lo! Self control!" Ucap Lia sedikit berteriak karena lelah.

"Diem gak, Lo masih kayak gini gue tinggal beneran!" Final Lia memasuki kamarnya. Ya, hampir setiap hari mereka bertengkar karena masalah kasih sayang kedua orangtuanya.

"Duh.. berantem terus kalian ini" Ucap Om Andra paman dari ibu mereka.

Pada akhirnya Sunghoon duduk di teras dengan pria itu sembari di nasehati.

"Kenapa? Kamu masih berharap sama bunda ayah?"

Sunghoon menganggukkan kepalanya.

"Sunghoon kamu cuma laki-laki di rumah ini, harusnya kamu hargain lah mba kamu itu. Lia itu sebenarnya capek ngehadapin inner child kamu yang mau ayah bunda balik lagi. Dari dulu cuma kamu yang liat kebaikan mereka berdua dan Lia yang selalu di asingkan pada akhirnya dia ngejauhin diri karena udah gak di anggap"

"Ayah bunda kalian itu sama-sama egois, keras kepala, tau kamu? Semenjak meninggalnya adek kamu, Yeji?"

Sunghoon menganggukkan kepalanya "Tau om mereka berantem terus akhirnya pecah belah" Ucapnya.

"Naaaah! Kenapa masih aja berantem. Self control hoon, self control, kasian mba kamu harus hadapain inner child kamu" Ucap Om Andra menyeruput kopinya.

"Dulu ayah asli kamu meninggal dan bunda mu nikah lagi sama duda anak satu, yaitu si Lia lah. Terus mereka bercerai ninggalin kalian berdua kayak benda mati aja! Bener-bener.."

"Lia nunda sekolah selama dua tahun dan palsu in identitas dia terus nekat pergi ke luar negeri buat cari duit makan, rumah sama sekolah kamu padahal om bisa bantu kalian tapi Lia nolak terus, dia cewek kuat. Sampe akhirnya duitnya ke kumpul bisa sekolah in kamu sampe sekarang"

"Nah sekarang dia kerja ya? Sama siapa itu pacarnya Lino, Lino itu"

"Hah? Pacaran?"

"Lho iyo gak tau toh? Padahal Lino sekelas sama Lia"

Gadis itu bener-bener tidak banyak bicara dengannya apalagi memberi tahu kalo dirinya punya pacar yang selama ini sering ia lihat di sekolah.

"Terus masih mau ngerepotin mba mu? Ya Sunghoon?" Tanya pria itu sedikit menekankan namanya karena lelaki itu terlihat melamun.

"Hah! Nggak kok om" Ucapnya lamunannya buyar.

Om Andra menggelengkan kepalanya "Kamu itu ada-ada aja, om jadinya kayak ruqyah kamu" Ucapnya.

"Udah om?" Tanya Lia selesai mengunci pintu rumahnya.

"Nah, udah udah, ayok hoon"

Mereka bertiga akan berziarah ke makam adiknya yang cukup jauh dari sini.

Selesai berziarah om Andra menghantarkan Lia dan Sunghoon ke pasar swalayan untuk belanja bulanan.

"Lah gakpapa di tinggal?"

"Gakpapa om soalnya bakal lama" Ucap Lia lalu mobil pria itu pergi meninggalkan mereka berdua.

Sunghoon hanya mengikuti Lia kemana pergi dengan mendorong troli besarnya, sesekali dirinya juga keluar jalur karena ada beberapa barang atau makanan yang menarik perhatiannya.

"Cewek lama banget belanja nya"

"Iyalah udah kodrat nya gitu, biasanya nyari yang diskonan"

"Diskon? Perasaan sama aja beda dua ratus perak"

Sahabat Istimewa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang