16 ; Hubungan

22 3 1
                                    

Vote and Comment! (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧


°

°

"Aah.. susah banget!"

"Nomor berapa yang susah?"

"Nomor tiga, baru aja ngerjain udah susah duluan" Keluh Rika untung saja dirinya di ajarkan oleh Jake jadi semua persoalan ini tidak terlalu susah.

"Yaudah gue yang ngerjain, lo ngerjain yang lain dulu"

Saat Rika sedang mengerjakan tugas bersama Jake lewat video call walaupun mereka beda kelas namun Jake mengerjakannya jauh-jauh hari agar hari h sebelum kumpul dirinya sudah santai.

"Rika"

"Ya?"

"Udah ngantuk?"

"Belum, kenapa?"

"Ooh, gakpapa"

"Jake, kamu udah temenan lama sama mereka?. Maksud aku yang selalu sama kamu itu"

"Iya dari pendaftaran masuk sekolah ini, padahal kita orang sebelumnya belum pernah ketemu sama sekali"

"Ooh.. asik ya punya temen kayak mereka apalagi waktu kalian ngumpul kocak banget hahaha"

"Memangnya sebelum lo pindah kesini gak ada temen?"

Rika menggelengkan kepalanya "Mereka ngejauhin aku karena katanya aku suka godain cowok, padahal mereka yang godain aku" Ucapnya.

"Dia orang iri sama lo karena lo cantik pinter lagi"

"Aku juga pikir gitu.. tapi aku gak sedih lagi sih, karena awal aku pindah ke sini udah ada orang baik yang nyamperin aku, si Lily"

"Hmm.. dia memang gitu suka temenan sama siapa aja"

"Gue bisa jadi temen belajar atau.. selebihnya?"

"Hm? Apa itu?"

"I think your boyfriend?"

"....."

Tak terdengar suara dari Rika membuat Jake heran apakah jaringan gadis itu menghilang.

"B-bentar Jake" Ucap gadis itu lalu loncat ke kasurnya sembari memukul-mukul bantalnya.

Salbrut.

"HSHSHSHSHHSHHS!!!"

Lalu Rika kembali duduk di meja belajarnya melihat Jake sedang menatapnya dan menunggunya.

"So you think you can have me? Tanya Rika kepada lelaki dan terlihat Jake menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

"I mean.. couldn't i?"

Rika menutup wajahnya yang memerah dan panas sampai kuping. Saat Jake berbicara bahasa Inggris.

"Yes or not"

Stop Jake. Lelaki itu benar-benar membuat Rika terdiam seribu bahasa.


•••°•••


Keesokan harinya Jake datang pagi-pagi karena piket dirinya tak mau di omelin lagi dengan teman satu jadwalnya karena telat.

"Jaaaaaake!" Lelaki itu menghentikan langkahnya lalu berbalik badan.

"Ooh, Rika"

"Kenapa kamu semalem kayak gitu"

"Kenapa? Mau-

Sahabat Istimewa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang