12. 𝒯𝒽𝑒 𝒩𝒾𝑔𝒽𝓉 𝐻𝑜𝓌𝓁𝑒𝓇

4.3K 727 27
                                    

BAB 12: The Night Howler



🦋 𝓝𝓪𝓿𝓲𝓵𝓵𝓮𝓻𝓪 🦋



Arthur menatap kosong ke arah depan, tak begitu jelas apa sebenarnya yang ia lihat. Tubuhnya hanya diam ketika para pelayan tengah membantunya mengenakan pakaian. Pagi ini ia terbangun dengan tangan penuh luka dan perasaan bersalah yang begitu besar. Di sepanjang hidupnya, ia tak pernah sebenci ini dengan statusnya sebagai Alpha. Jika bisa, mungkin Arthur lebih memilih menjadi beta saja daripada menjalani kehidupan yang gila bak binatang.

"Semuanya telah siap, your highness," pelayan itu menunduk hormat.

"Apakah pangeran juga sudah selesai bersiap?" ia bertanya karena memang saat ini Navi tengah berada di sisi lain kamar yang tak terlihat.

"Para pelayan masih membantu pangeran mengenakan riasan."

Sekali lagi ia menatap tangannya sendiri yang sudah dibalut dengan kain. Sebelumnya luka di tangan Arthur masih memerah dengan darah yang mengering, tetapi sekarang sudah dibersihkan oleh tabib istana. Walaupun begitu Arthur masih bisa merasakan nyeri tiap kali tangannya ditekuk.

Kali ini ia berdiri di depan pintu yang sudah dibenarkan, menunggu Navi untuk keluar dari sana sebelum keduanya turun untuk sarapan bersama. Entah akan seperti apa ekspresi Navillera ketika melihatnya saat ini, yang jelas Arthur sudah mempersiapkan diri jikalau Navi membencinya mulai sekarang.

"Sang pangeran sudah siap," salah satu pelayan memberikan pengumuman. Mendengar hal itu Arthur menegakkan tubuhnya dengan pandangan lurus ke depan.

Ketika pintu terbuka dan menampilkan sosok itu dengan balutan pakaian berwarna putih yang begitu cantik, Arthur menundukkan pandangannya. Ia ternyata tak sanggup menatap mata indah itu lagi saat ini. Perasaan bersalah terlalu besar dalam dirinya.

"Bisakah kalian semua keluar?" itu suara Navi, ia memerintah para pelayan keluar dari sana. Permintaan itu dituruti oleh semuanya, mereka menunduk hormat lalu keluar ruangan, meninggalkan Arthur dan Navi hanya berdua saja.

Arthur sudah siap mendapatkan amarh Navillera tetapi yang ia rasakan kali ini adalah sebuah pelukan, pelukan hangat yang diberikan sang pangeran. Navi menyandarkan keningnya di dada Arthur dengan tangan yang melingkar erat di pinggang pria itu. Kemudian mulutnya merapalkan kalimat yang begitu pelan terdengar.

"Apa kau baik-baik saja?"

Sebuah pertanyaan yang tak pernah dibayangkan oleh Arthur membuatnya semakin bersalah. Ia membalas pelukan Navi dengan erat dan menyandarkan kepala di bahu sang omega. Arthur merasa begitu malu dan lemah sekarang, ia sudah kalah terhadap instingnya sendiri sehingga menyakiti Navillera.

"Maafkan aku," gumamnya pelan.

"Tidak, jangan seperti ini. Kau sudah menyelamatkanku semalam, aku malah berterima kasih padamu. Terima kasih sudah melindungiku, Arthur."

Sang Alpha melonggarkan pelukan mereka untuk menatap wajah Navi yang kini menyuguhkan senyuman manis. Tangan pria itu kemudian bergerak menyentuh pipi Arthur dan mengusapnya lembut, "Apa kau sungguh baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, pangeran. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga sama, hanya merasa sedikit lelah saja karena tidak bisa tidur semalam."

"Tadi malam apa yang sebenarnya terjadi? apa aku menyakitimu?"

"Belum sempat. Untung saja aku melakukan apa yang kau perintahkan sebelumnya, jadi semuanya aman."

NAVILLERA | NOMIN ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang