7. 𝒮𝑒𝒷𝓊𝒶𝒽 𝒥𝒶𝓁𝒶𝓃 𝒯𝒶𝓃𝓅𝒶 𝒫𝑒𝓇𝓈𝒾𝓂𝓅𝒶𝓃𝑔𝒶𝓃

4.4K 824 43
                                    

Sebuah Jalan Tanpa Persimpangan



🦋𝓝𝓪𝓿𝓲𝓵𝓵𝓮𝓻𝓪🦋



Bak dedaunan musim gugur yang menunggu terpaan angin untuk berjatuhan, Navillera hanya mampu menunggu waktu membawanya pada situasi yang lebih baik agar bisa melanjutkan semua rencana yang telah dibuat, sialnya berbeda dengan pergantian musim yang sudah jelas terjadi, waktu yang tepat entah kapan datangnya.

Selama tak bertemu dengan Anthony, Navi menghabiskan semua waktunya di istana untuk melakukan berbagai kegiatan kebangsawanan. Ia juga beberapa kali dipaksa menghadiri pesta dansa dan pertemuan lainnya. Sementara itu musim perjodohan yang hampir berakhir membuat orang tuanya semakin dibuat kewalahan karena Navillera tak kunjung menemukan tambatan hati.

Ia duduk dengan santai di kursi taman sembari membaca, tak jauh dari sana ada 3 orang pelayan yang setia menemani kegiatan sang pangeran. Walaupun sejak tadi otaknya sudah menyerap berbagai informasi dari buku bacaan tersebut, namun tak dapat dipungkiri kalau sebagian pikiran Navillera berkelana jauh ingin tahu bagaimana kabar temannya di sana.

Saat tengah larut dalam pikirannya, ia dikejutkan dengan kedatangan salah satu pelayannya yang terlihat begitu gusar. Pria itu membungkuk hormat memberikan salam kepada Navillera, kemudian Navi mengangkat satu tangannya sebagai tanda menerima hormat, barulah pelayan tadi mengangkat kepala.

"Your highness, aku baru saja mendapatkan kabar dari para pengurus istana," ucapnya masih dengan nada gusar.

Melihat ekspresi tak biasa dari pelayan itu, Navi memilih menutup bukunya; menyudahi sesi membaca karena informasi yang akan disampaikan oleh pelayan itu mungkin lebih penting ketimbang hal lain.

"Bicaralah," ia meminta.

"Kepala pengurus istana mengatakan bahwa Queen Mother akan segera tiba di istana siang ini,"

"Nenek akan datang?"

"Benar yang mulia," ucapnya dibarengi anggukan.

"Lalu apa yang membuatmu nampak gusar dengan berita kedatangan nenek ke istana?"

"Masalahnya adalah aku mendengar bahwa Queen Mother datang untuk mengatur pernikahan pangeran. Beliau bahkan sudah menyiapkan calon dari keluarga bangsawan terhormat untuk menjadi penerus kerajaan."

Seketika Navillera kehilangan kendali atas dirinya sendiri, kelopak matanya bahkan terasa terlalu berat untuk sekadar berkedip. Berita yang baru saja didengar olehnya bukanlah angin lalu semata, jika benar sang nenek sudah turun tangan dalam masalah ini, Navillera jelas tak punya pilihan lain.

Sejak dahulu memang orang tuanya tidak begitu menekan Navillera dengan berbagai tuntutan, karenanya Navi bisa sedikit bergerak bebas melakukan apa yang dirinya mau. Hal itu sangat berbanding terbalik dengan sang nenek yang selalu memaksakan kehendak.

Queen Mother atau ibu suri memang masih mempunyai kuasa di kepemimpinan raja, titahnya akan sangat didengar oleh semua orang terlebih lagi karena wanita tua itu merupakan seorang alpha. Semenjak Navillera lahir mungkin hanya sekali dirinya bisa membantah ucapan sang nenek, dan itupun ketika masih sangat kecil. Situasi sekarang jelas berbeda, ia tak punya jalan lain.

"Terima kasih sudah memberikan kabar ini padaku, aku ingin kau tetap mencari tahu informasi lain."

"Baiklah, pangeran."

NAVILLERA | NOMIN ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang