11. 𝑀𝒶𝓁𝒶𝓂 𝒫𝑒𝓇𝓃𝒾𝓀𝒶𝒽𝒶𝓃

4.5K 721 55
                                    

BAB 11: Malam Pernikahan



🦋 𝓝𝓪𝓿𝓲𝓵𝓵𝓮𝓻𝓪 🦋


Nuansa kebahagiaan masih terpancar bahkan sampai bulan sudah terlihat menerangi gelapnya sebagian wilayah bumi. Setelah menggelar upacara pernikahan, pihak kerajaan juga mengadakan pesta dansa sebagai tanda ditutupnya musim perjodohan kali ini sekaligus merayakan pernikahan sang pangeran. Semua bangsawan berkumpul di aula besar, menikmati musik serta jamuan yang dihidangkan khusus.

Salah satu lagu dari pemusik paling terkenal abad ini diputar, membuat semua orang berlomba ikut turun ke lantai dansa termasuk sang pangeran dan juga alphanya. Keduanya dengan lihai menggerakkan kaki sesuai dengan ketukan. Navi sesekali bergerak menjauh kemudian kembali menerima uluran tangan dari Arthur sembari ditarik mendekat. Tempo lagu yang awalnya sedikit lebih cepat kini mulai berangsur memelan pada bagian interlude sehingga semua orang juga bergerak dengan begitu pelan termasuk Navi dan Arthur yang kini berada di jarak sangat dekat. Tangan Navi melingkar pada leher Arthur sementara tangan Arthur berpegang pada pinggang Navi. Keduanya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan sangat pelan bersamaan dengan netra yang terus menatap satu sama lain.

"Bukankah di sini terlalu banyak orang?" Tiba-tiba Arthur berucap di tengah pergerakan mereka.

"Mereka menyebut ini pesta bukan tanpa alasan, tentu saja ada banyak orang tuan," jawaban itu jelas dibuat hanya untuk menggoda Arthur karena sebenarnya Navillera paham maksud dari kalimat yang Arthur ucapkan.

"Aku tahu kau mengerti apa yang aku katakan pangeran," ia melanjutkan lagi, "Kurasa aku membutuhkan oksigen."

Setelahnya mereka seolah berkomunikasi menggunakan tatapan mata. Ketika lagu kembali pada tempo yang cepat dan saatnya mereka untuk berputar, Navi dan Arthur sudah menyiapkan sebuah rencana untuk lolos dari sana. Navi bertugas mengamati sang Raja dan Kaisar sementara Arthur mengamati kedua orang tuanya. Ketika situasi sudah dirasa aman karena para orang tua lengah, tanpa ada yang melihat, mereka menyelinap keluar dari sana menuju ke arah pintu samping yang terhubung dengan taman.

Tangan mereka masih terkait dengan erat saat berlari kecil menjauhi aula bersamaan dengan tawa kecil yang terdengar. Ketika sudah sampai di dekat air mancur keduanya tanpa sengaja kembali saling bertatapan lalu kemudian entah kenapa timbul rasa canggung sehingga baik Navi maupun Arthur melepaskan genggaman tangan mereka. Navi duduk di tepian air mancur sedangkan Arthur hanya berdiri menatap sekitar. Untuk sesaat tak ada pembicaraan yang terjadi karena mereka sibuk menghirup oksigen yang lebih banyak dari alam.

"Apa kau baik-baik saja?" pertanyaan itu muncul ketika Arthur melihat Navi tengah memijat kakinya sendiri, sepertinya Navillera merasa tak nyaman pada area itu.

"Tentu, kakiku hanya sedikit pegal."

"Benarkah? biar kulihat."

Baru saja Navi hendak menolak tetapi sang Alpha sudah terlebih dahulu berjongkok di hadapannya lalu memegang kaki Navi; meletakkan di pahanya. Sebelum melakukan pergerakan lebih jauh, Arthur mendongak menatap Navillera. Sesuai aturan yang berlaku, sebenarnya omega adalah sesuatu yang sangat suci sehingga tak bisa sembarangan disentuh oleh orang lain (sentuhan langsung antara kulit dengan kulit pada area selain tangan) jadi tadi ketika hendak membuka sepatu yang Navi kenakan, ia sempat ragu sehingga memilih untuk bertanya terlebih dahulu.

"Bolehkah aku..." kalimatnya menggantung tak bisa diteruskan.

"Secara hukum bukankah seharusnya kau tak perlu meminta izin untuk menyentuhku?"

NAVILLERA | NOMIN ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang